Suara ponsel semakin jelas terdengar. Salwa terganggu, setengah hati membuka mata, dan terlihat tangan Athan sedang merangkul pinggangnya. Hangat, pelukannya terasa hangat dan nyaman. Salwa sudah siap marah, tapi ia lebih dulu berpikir. Ia menerka dirinya-lah yang berbalik ketika tidur, Athan masih dengan posisinya semula. Salwa segera menyingkirkan tangan Athan hati-hati supaya tidak mengganggu tidur nyaman suaminya itu. Lalu ia coba meraih ponsel Athan yang begitu berisik mengganggu, tapi Salwa malah terkejut saat pemilik ponsel membuka mata. Mata cokelat Athan menatapnya, Salwa menelan ludah dengan posisi tubuhnya yang hampir menindih Athan. "Ponselmu," kata Salwa serak lalu kembali ke posisi berbaringnya. Athan tidak tesenyum meraih ponsel. "Kenapa Bang?" "Kalian di mana? Kami suda

