Salwa kembali ke kamarnya dengan jantung berdegup cepat. Ia entah mengapa ingin tersenyum saat mengingat Athan setelah mereka menikah. Salwa duduk di tempat tidur barunya, ia kembali teringat Athan. Semalam keduanya tidur bersama, hanya beberapa detik. Salwa segera berdiri kemudian ia mengambil ponsel, ia sudah terbiasa mengecek ponsel ketika pikiran macam-macam mulai singgah di kepalanya. Salwa terkejut saat mendepatkan pesan dari Athan. Salwa yang heran segera membukanya. "Maafkan mawarku." Salwa tersenyum. Pesan singkat yang aneh itu dikirim beberapa saat yang lalu. Salwa berlari keluar dan ia bisa mendengar suara mobil Athan meninggalkan halaman rumah. Salwa mengintip dari jendela. Lelaki itu sudah pergi. "Melarikan diri," tudingnya pelan. Baru jam setengah enam. Tapi Salwa paham k

