BIRU, NYATA

1502 Words

Bian bergerak menuju ruang kerjanya. Ia termenung sendirian di kursinya. Suasana kerja tanpa Zhian memang berbeda. Aku seperti tidak bisa tanpanya. Bian berdiri menatap jendela besar di ruangannya. Sinar matahari pagi seperti menghipnotisnya untuk terus menatapnya. Siapa yang tega memukul Zhian? Apa niatnya? Apa dia memukul karena tahu itu Zhian? Atau kebetulan saja? Bian menarik nafas panjang. Hari ini, Corporate Secretary yang bernama Bapak Wardana menggantikan tugas Zhian untuk membantunya. Bapak Wardana masuk ke ruangannya. "Selamat pagi pak," ucap Wardana. "Pagi," Bian mengangguk. "Apa agenda saya hari ini?" Bian bertanya. "Yang saya ingat soal rapat evaluasi." "Betul pak, pagi ini ada rapat evaluasi bersama CEO tiap subsidiary," jelasnya. "Lokasi di ruang rapat eksekutif."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD