Prolog

499 Words
Suara nyanyian merdu berada di kamar mandi. Iringan lagu yang dinyanyikan mengundang serutan jiwa di depan pintu kamar tanpa terkunci. Menemukan sosok bayangan buram bergabut, seorang gadis berusia 21 tahun tengah merendam diri di bak penuh dengan bui sabun. Sambil memainkan bui-bui putih di tangannya. Sosok yang tengah berdiri tak jauh di mana gadis masih fokus dengan bui sembari menyanyikan lagu favoritnya My Love. Dengungan yang di keluarkan dari tenggorokan sangat indah walaupun tanpa mengeluarkan dari mulutnya. Gadis itu mengangkat bui-bui putih sabun itu kemudian ditiup begitu bahagia. Sehingga bui-bui itu pun terbang ke mana-mana. Setelah itu, gadis itu bangkit dari tempat yang penuh sabun. Ia keluar dari sana membiarkan bui putih itu terjatuh di lantai. Ia mulai membersihkan diri membuka kran shower, namun tiba-tiba gadis itu terkejut sentuhan dari seseorang dari belakang. "O-o-om...." "Sssttt ..." Napas yang hangat tersentuh oleh kulit gadis bagian belakang. Gadis itu tidak dapat bergerak karena sentuhan tangan menyerupai bagian sensitifnya. Ia hanya bisa menggigit bibir bawah untuk tak mengeluarkan suara yang panas tersebut. Jajaran tangan kasar turun membasahi kulitnya, turun ke pusaran perut gadis itu. Lalu semakin turun, gadis itu terhenyak dalam sentuhan dari pria yang masih terikat persaudaraan keluarganya. Gagang shower dipegang oleh gadis itu terlepas air mengalir mengenai kaki serta pria itu. "Aahh ..." Gadis itu tak bisa menahan lagi, ia terpaksa mengeluarkan desahan karena satu jari milik pria menekan bagian agresifnya. "Hhm... Om!" Gadis itu terus memanggil pria itu. Namun, pria itu tidak merespons. Dengan erotisnya terus memainkan yang telah ia tahan-tahan. Diputar tubuh gadis berhadapan dengannya. Shower yang terjatuh telah diletakan di atas oleh pria itu. Sehingga air tersebut mengalir di atas kepala gadis itu, Ciuman panas membakar seluruh jiwanya, gadis itu hanya bisa menyentuh bagian depan yang berotot. Selama memainkan hubungan panas di kamar mandi. Tiba-tiba suara dari luar membuat pria itu berhenti. "Sarah! Kau di dalam?!" Itu suara Yuki, ibunya Sarah. Benar, gadis yang tengah mesra dengan pria terus disebut Om adalah Roy Hartono Putra. "Iya, Ma?! Sarah masih di dalam, ada apa, Ma?!" teriak Sarah mendorong bidang berotot Roy dari tubuhnya. "Tidak, Sayang?! Mama hanya ingatkan nanti malam kita akan kedatangan tamu spesial?!" ucap Yuki "O-Ahh...!" Sarah yang ingin menjawab, Sarah mengeluarkan desahan. Roy masih memainkan milik sensitif Sarah. "Ada apa, Sayang!" teriak Yuki. "Tidak, Ma?! Ini pakaian Sarah sedikit sempit?!" teriaknya berbohong. Sarah berusaha menyingkirkan wajah Roy dari lehernya. Tetapi Roy tetap akan menempel. "Baiklah, Mama ke bawah dulu. Jangan lama-lama di kamar mandi?!" "Iya, Ma!" Merasa tidak ada suara dari Yuki, Sarah memutar kembali. Tetapi Roy menarik pinggangnya ke dalam pelukan. "Om! Sudah! Aahhh!" Sarah tidak bisa lepas dari dekapan Roy. Setiap sentuhan dari Om nya membuat Sarah tidak bisa apa-apa. Sarah merasa tercandu oleh sentuhan dari Roy. Ia seperti gadis menginginkan pria bisa memuaskan dirinya. Katakanlah Sarah, gadis yang nakal. Di depan orang tuanya, Sarah adalah gadis yang manja, dan pemalu. Tetapi setiap pria perkasa seperti Roy mendekati, Sarah selalu siap di sentuh kapan pun.. Meskipun di bibir merah, selalu berkata "Tidak!" ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD