"Jika sudah rusak dan tidak bisa di perbaiki lagi, untuk apa di pertahankan?" ** Sudah satu jam yang lalu, pesawat yang di naiki Elyas dan Reina terbang. Arvam yang tadi mengantar, kini sudah sampai di kampus. Langkah yang tadinya ingin menuju ruangan terhenti, matanya tidak sengaja menatap seorang wanita yang tengah duduk sendirian di taman dengan mata menengadah melihat awan. Dengan penuh pertimbangan, Arvam berjalan mendekati wanita tersebut lalu duduk di sebelah kanannya. "Apa kau sedang mencari pesawat yang membawa suami dan istri pertamanya terbang ke London, Vi?" Tanya Arvam kepada istri kedua Elyas. "Aku hanya merenungi nasib saja." "Vi, apa kau bahagia dengan pernikahan hitam di atas putih mu dengan Elyas?" "Apa kau tidak melihat betapa menderitanya diriku? Istri dari pernik

