DIHINA MISKIN KARENA MOTOR JADUL PADAHAL PUNYA SHOWROOM MOBIL Hari-hariku di kampung memang tak seindah yang kubayangkan. Namun lama-lama aku juga sudah kebal dengan aneka sindiran dan cibiran. Anggap saja semua adalah camilan yang akan mengidealkan badan. Aku heran, padahal mereka juga melihat usahaku laris dan banyak paket yang terkirim setiap harinya, tapi tetap meremehkan. Bahkan menganggap usahaku itu untungnya tak seberapa. Jadi, habis untuk kehidupan sehari-hari karena Mas Huda pengangguran. Aku memang tak mengizinkan siapa pun kredit gamis yang kujual. Kapok rasanya pernah kreditin barang dulu bukannya untung justru zonk. Aku pun malas menagih, yang ada justru seperti pengemis. Lebih galak mereka dibandingkan penjualnya. Otomatis mereka makin kesal. Sering menyindir bahkan men

