"Astaga," Rayhan memijat keningnya yang berdenyut kuat-kuat.
"Yosef aku butuh obat sakit kepala," ujar Rayhan kepada Yosef. Tapi sedari tadi, Yosef hanya terdiam bak patung. Tak bergerak sama sekali, bahkan tak berkedip.
"Pak," ujar Yosef. Dia pun sama terkejutnya dengan Rayhan. Ia masih belum mengalihkan pandangannya dari wanita yang berjalan anggun dan cantik. Memanjakan mata siapa pun yang melihatnya.
"Sayang," ujar wanita itu berusaha memeluk Rayhan.
Rayhan dengan cepat menghindar meski tubuhnya terasa lemas. Dia tidak ingin masalah parfume kembali menjadi pertengkaran di dalam rumahnya.
Wanita itu tersenyum melihat aksi Rayhan yang menghindari pelukkannya. Dia berdiri dengan melipat tangan di atas d**a. Seulas senyuman manis mengembang di bibirnya. Kecantikkan sang dewi seakan
