Ketika Cinta Jadi Benci

689 Words
Semalaman Rindu menangis hingga air matanya tak bisa lagi mengalir. Dia merasa hatinya sakit karena di khianati Angel dan William. Dia tak tahu apa kesalahan yang dia lakukan hingga Angel dan William menyakitinya sejauh ini. Rasanya dia tak punya salah dengan Angel selain bersahabat dengannya, dengan Willian apalagi ,dia baru mengenalnya selama empat bulan dan selama tiga bulan menjadi istrinya justru dialah yang tersakiti karena William tak pernah menganggapnya ada. Rindu menghentikan tangisnya dia segera turun dari tempat tidur kemudian dia duduk di depan meja rias dan bercermin. Ditatapnya wajahnya yang terlihat pucat dan matanya sembab. Cukup lama dia menatap wajahnya di cermin, sesekali di masih sesenggukan. Pantaskah dia menangisi kemalangannya? Rindu mencoba mengurai kembali perjalanannya setengah tahun terakhir ini sejak dia bertemu dengan Angel kembali. Harus diakuinya semenjak bertemu Angel enam bulan yang lalu dia merasa bahagia hingga kemarin malam sebelum dia memergoki Angel dan suaminya berkhianat. Mungkin selama ini dia yang bodoh karena terlalu percaya pada mereka atau mereka yang terlalu pintar menutup rapat kebejatan mereka. Rindu ingat di malam pertamanya dengan William, Angel menginap di apartemen ini, Rindu hampir saja membawa William ke dalam pelukannya ketika Angel mengeluh dia sakit perut dan William terpaksa mengantarnya ke rumah sakit dan menyuruhnya untuk menunggu di apartemen dan mereka pulang sudah menjelang pagi. Malam-malam berikutnya Angel juga sering menginap di rumahnya, dan mereka akan mengobrol hingga malam, ada saja yang mereka bicarakan sementara mereka mengobrol, William lebih suka berada di dalan ruang kerjanya hingga Rindu berangkat tidur karena sudah sangat mengantuk. "Aku curiga kakak kamu punya punya selingkuhan," keluhnya suatu hari pada Angel karena melihat sikap William yang tak pernah memperhatikannya, "Dari mana kamu punya pemikiran seperti itu?" tanya Angel dengan tatapan aneh. "Aku melihat ada kiss mark di tubuhnya." "What?" "Aku tak sengaja melihatnya saat dia selesai mandi, waktu itu dia selesai mandi, dia seperti nya tak tahu aku melihatnya," entah kenapa Rindu merasa ada kelegaan di wajah Angel. Waktu itu dia memang dia tak tahu tapi kini Rindu mengerti mengapa Angel bersikap seperti itu tapi kini dia mengerti itu karena Angel tak mau William menyentuhnya. Rindu memejamkan matanya, dia memang bodoh! Bahkan ketika Angel melarang William untuk tidak macam-macam padanya, Rindu mengira Angel memperingatkan William untuk melindunginya, nyatanya dia sedang memperingatkan William untuk tidak menyentuhnya sebagai istri, Rindu juga sering menemukan mereka di kamar yang sama tapi dia tak pernah curiga. Mengingat semua kecurangan yang dilakukan di depan dan di belakangnya membuat kebencian Rindu pada kedua orang itu memuncak dia juga merasa jijik melihat dua orang dengan rupa yang menawan tapi kelakuan b***t. Rindu kemudian memutuskan untuk mengakhiri semua ini. Dia tak mau hatinya semakin sakit menerima semua kenyataan ini. "Sudah bangun?" tiba-tiba suara lembut William memasuki gendang telinganya. Kedua lengan William memeluk leher Rindu dari belakang dan mencium pucak kepalanya. Rindu segera melepaskan diri dengan jijik. "Ceraikan aku," desis Rindu. "Tidak!" Mereka bertatap melalui cermin di depan mereka. "Ceraikan aku!" kata Rindu lagi, kali ini suaranya lebih keras. "Tidak!" Suara William terdengar sangat dingin, "Kamu sudah tahu rahasia kami, aku tak akan melepas kamumu!" "Kalau masalah itu percayalah, aku akan merahasiakannya," "Pokoknya sampai kapanpun aku tidak akan melepas kamu!" desis William. Rindu melotot menatap William. Berbagai macam perasaan campur aduk dalam dadanya, marah, benci, jijik tapi William hanya menyeringai. Rindu semakin muak melihatnya. "Kamu istriku dan selamanya akan begitu," William memeluk Rindu dan kini dia mulai mendaratkan kecupannya di puncak kepala Rindu. dan semakin turun. "Lepas!" Rindu meronta tapi William malah membalikkan badannya dan membawanya berdiri menghadapnya. William mendekatkan wajahnya, terlihat ada ragu di matanya tapi dia mengabaikannya. Melihat William yang mendekatkan wajahnya Rindu jadi teringat adegan antara Angel dan William semalam dan itu membuat Rindu merasa muak dan jijik. Rindu merasa isi perutnya bergolak "Huekk!" Rindu tak bisa menahan diri untuk muntah, melihat wajah William yang hendak mendekat, Rindu membekap mulutnya sebagian isi perutnya bahkan sudah membasahi karpet di bawahnya. Rindu segera berlari masuk ke toilet untuk memuntahkan isi perutnya di toilet *** Ini kenapa babang William tiba-tiba peluk-peluk bahkan mau cium- cium segala? Ah, pasti ada udang dibalik bakwan eits batu! Tunggu kelanjutan Rindu ya, readers Thank you dan Love you all AlanyLove .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD