Hari berlalu. Minggu berganti. Ervan tidak pernah lagi bertemu dengan Aluna sejak hari itu. Beberapa kali datang ke tempat Aluna bekerja, tetapi tidak pernah melihatnya.
Begitu juga saat datang ke rumah orang tua Aluna untuk mengambil ASI. Pernah beberapa kali datang dengan harapan bertemu dengan Aluna. Tetapi nihil meski hanya kebetulan. Kota tempat ia tinggal seakan melebar hingga mereka sulit sekali bertemu.
Pria itu memarkirkan mobil di tempat parkir rumah sakit. Hari ini sudah jadwalnya lagi Sagara imunisasi. Ervan sendiri heran, kenapa sering sekali. Sebenarnya tidak tega. Tetapi harus tega demi kebaikan putranya.
"Ayo, Sayang!" Ervan menggendong Sagara keluar dari mobil yang terparkir di halaman rumah sakit. Mengantri di depan ruang praktek dokter anak.
"Nak Ervan!"
Pria yang
