Kudengar suara pintu dibuka. Dan perlahan aku terjaga. Aku tertidur di ruang mayat ini, entah sudah berapa lama, atau hanya sebentar? Rupanya rasa lelah membuat takutku hilang dan akhirnya terlelap. Silvia mengulurkan tangannya, saat berdiri di dekatku berbaring di depan pintu. Aku menggapai tangannya, mencoba berdiri. “Pesta sudah selesai,”katanya. Lalu ia menarik tanganku tuk keluar dari kamar mayat. Aku sempat melihat tubuh Alvaro sebelum menutup pintu, dua membeku dengan darah mengering di tubuhnya, bau amis menguar ke seluruh ruangan. Silvia dan aku menuruni anak tangga menuju lantai dua. Aku agak terkejut saat mendapati begitu banyak sampah makanan dan bekas botol minuman. Tampak kotor dan semrawut. Aku merasa jijik saat melihat para tahanan yang berada di lantai dua ini sibuk mem

