Bab 21: Bimbingan pra nikah

1002 Words
Dalam suatu hubungan sudah selayaknya dibangun dengan dua karakter yang memiliki perbedaan mencolok lalu disatukan dalam visi dan misi ke depannya. Tak peduli itu mengenai jarak, jika sudah ada keyakinan maka semua akan dipermudah. Karena setiap niat baik akan diberi jalan yang mudah oleh tuhan, Kan? Sama hal nya dengan Kemala dan Adi yang sedang berdiskusi online mengenai pernikahan dan segala hal yang menyangkut masalah ini. Salah satunya adalah tentang keluarga dan orang tua, mengingat keadaan hubungan sahabatnya Wiwin, Kemala harus mengambil langkah cepat agar yang terjadi kepada Wiwin tidak terulang kepadanya, apalagi mengingat posisi mereka yang saling berjauhan. Mas Yah logika aja, anak mamakku cuma dua, dan dua-duanya itu laki-laki jadi mau gak mau yah kalau mamak udah tua harus tinggal sama salah satu dari kami sih. Makanya aku cari doi itu yang mau ngurus mamak aku dan enggak berat sebelah. Kemala yang membaca pesan dari Adi mengangguk menyetujui isi pesan tersebut. Susah nya jika mendapat kan menantu yang berat sebelah sudah ada di depan matanya, contoh saja pamannya, anak satu-satunya lwki-laki yang menurut Kemala salah memilih pasangan. Sebab sang istri lebih dominan ke keluarga nya, dibandingkan dengan keluarga paman nya meskipun sedang kesulitan. Dan sekarang malah terkesan seperti menjauhkan anak laki-laki dari ibunya, padahal yang namanya anak laki-laki meskipun sudah menikah akan tetap menjadi milik ibunya. Mas Terkadang ada perempuan ini hanya mau anaknya tapi tidak mau ibunya, ini kan sudah salah sekali namanya. "Bener sih, tapi sebagai laki-laki tau juga mana tanggung jawab sebagai anak,.mana tanggung jawab sebagai seorang suami. Inget loh, udah janji di hadapan tuhan buat ngelindungi, ngebahagiain anak gadis orang, jangan sampai malah merusak dan menelantarkan istri demi alasan tak jelas. " Balas Kemala menohok. Gadis itu bahkan sudah terkekeh sendiri minat hasil pemikiran nya yang entah mengapa tiba-tiba sedikit benar. "Gak cuma perempuan yang sering begini, laki-laki juga ada. Malah banyak, yang keluarga nya gak bisa Nerima cewek Karena kasta, rupa, kepintaran, dan harta. " Kemala tersenyum puas melihat pesannya yang langsung dibaca oleh Adi. Mas Iya sih bener. Sekarang emang gak tergantung kita yang jalani sih, terkadang orang tua kita juga yang cari perkara. Tapi kalau yang namanya udah nikah, gak ada tuh ini keluargaku, itu keluargamu. Gak ada! Semua harus ini keluargaku, mau itu dari pihak aku ataupun pihak kamu, aku gak mau kamu berat sebelah begitu juga sama aku. Jadi sebisa mungkin kalau memang bisa membantu harus dibantu keduanya. Kemala jadi mengingat sosok mamangnya, sosok yang dijaya kan orang tuanya sendiri namun hanya memperdulikan keluarga sang istri sebab istrinya yang condong ke keluarga sendiri. Bukan hanya soal materi saja, namun kasih sayang dan yang lainnya, istri dari mamangnya atau pamannya dari pihak ibu itu selalu masa bodo dengan apa pun yang terjadi di dalam keluarga suaminya. Sehingga ibu mertuanya sendiri saja tidak begitu nyaman jika berada satu lokasi dengan nya. Mas Dan lagi, dalam sebuah pernikahan itu pasti ada perbedaan besar dan kecil, ada perdebatan juga. Karena gimana pun dua pola pikir yang berbeda, egois yang berbeda dan tipe emosi yang berbeda jadi satu. Tapi kalau jadi perdebatan jangan sampai orang luar tahu, meskipun itu orang tua kita sekaligus. Ngerti kan? "Ngerti,Mas. Mala juga gak mau orang tua ikut campur dalam rumah tangga. Karena setiap rumah tangga yang dicampuri orang tua gak bagus ujungnya." Mas Sebenarnya bukan gak bagus, cuma orang tua pasti paling tidak yah membela anaknya sendiri, jadinya nanti timpang sebelah... Misal nih, kamu di mata aku salah terus aku cerita ke orang tua aku. Pasti aku cerita menurut persepsi aku sendiri kan? Otomatis orang tua aku juga. Nah di sini nanti kamunya merasa gak adil, Al hasil ngadu ke orang tua kamu. Syukur-syukur kalau bisa mendamaikan, yang ada nanti malah rusak semua dan jadi ambyar. Pikiran Kemala melayang ke arah masa di mana ia juga pernah membahas hal serupa dengan seseorang. Namun harus ia urungkan segala rencana yang telah ia susun sebab satu hal yang membuatnya sedikit lebih lama membuka hati. Melihat bagaimana respon Adi, Kemala tersenyum senang bisa mendapatkan sosok yang bisa menjadi teman bertukar pikiran yang menyenangkan. "Tapi kan yah, kok Mala udah kayak bimbingan pra nikah? Gak perlu lagi kayaknya Mala ke KUA. Hahahah...." Menunggu balasan dari Adi. Kemala melihat kembali kue bawang yang sedang ia goreng. Hari ini ia telah berhasil membuat rempeyek dan keripik kue bawang. Rencana esok hari ia akan membuat keripik pisang dan juga singkong kesukaan si bapak. Sedangkan emak nya tengah sibuk membuat bumbu pecel sesuai permintaan dari sang suami. "La, kalau udah siap gorengnya. Goreng bakwan dulu untuk makanan tadarus." Kemala yang mendengar teriakan ibunya hanya bisa menghela nafas panjang. Apa emaknya yang satu itu tidak bisa satu hari tanpa berteriak, ia sudah sangat lelah rasanya, bayangkan posisi emaknya tepat berapa di belakang nya, tapi entah kenapa harus berteriak seolah tengah berada di hutan. "Iya, Mak. Lagian kenapa harus teriak coba. Aku di belakang mamak loh." Udah menjadi tradisi di kampungnya jika setiap malam akan ada makanan yang diberikan untuk para warga yang tadarus di mesjid dan ini bergiliran secara berkelompok. Satu kelompok berisi lima rumah tangga dan akan dibagi dengan membawa minum atau pun makanan. Ia melihat adonan yang tinggal sedikit lagi, mengingat waktu yang sudah lewat ashar bahkan hampir magrib, Kemala terburu-buru langsung menggoreng adonan bakwan yang ternyata sudah di buat oleh emaknya dan ia tinggal menggoreng saja. Mas Gak papa, nanti biar gak terkejut pas bimbingan. Hahahah... Emang bimbingan perlu? Kemala sedikit berpikir, ia juga merasa apa perlu bimbingan pra nikah? Yah perlu diperbaharui itu berada di dalam diri sendiri. Jika tidak ingin bercerai maka pertahankan yang ada dan buat sebaik mungkin. Karena faktor perceraian paling dominan adalah diri dan hati kita sendiri. Tidak pernah ada campur tangan dari orang lain, jika memang ada sekalipun itu hanya sekedar sebagai jalan menuju permasalahan. "Menurut Mala perlu, tapi lebih perlu lagi pola pikir yang diubah, bahwa nikah bukan sekedar ajang karena ditinggal oleh teman-temannya yang duluan nikah!" Mas. jadi, kalau kita nikah, aku harus ke sana bimbingannya? hah? apa? ini maksudnya apa? kok jadi membawa masalah nikah dengan nya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD