“Kenapa kamu senyum seperti itu Carmel?” Tanya Seto memperhatikan “istrinya” tangannya tidak tinggal diam, berjalan memegangi tangan Carmel yang berada di pegangan bangku, dan wanita itu nampak sama sekali tak ingin menolak tangan Seto diatasnya. Sesaat dua orang dewasa itu tengah larut menatap anak mereka yang terus tertawa riang. “Ma.. Mama..susu aku mana Ma?!” Tanya Cio yang masih memakai handuk menutupi tubuhnya. “bentaryah Mama ambilin!” terpaksa Seto melepaskan genggamannya lalu tersenyum kearah Cio yang menatap lelaki itu curiga. “Mama.. kenapa sih Ma, Om itu duduk disitu?” sebagai anak lelaki yang mencintai ibunya, Cio nampak tak suka dengan Seto yang dianggapnya kasar. “Udahlah Cio.. ikut Mama ajah yuk! Calwa kamu sama Om Seto duluyah” Titah Carmel. Wanita itu tak lagi berusah

