ENAM BELAS

1147 Words
Archen menyadari bahwa tantenya tak pulang semalam. Ia dan Bi Ijah terus menghubungi Tira namun perempuan itu tidak juga menjawabnya. Archen berpikir bahwa sang tante menginap di kantornya, ia pun memutuskan untuk datang ke kantor Tira. Namun saat Archen hendak mengeluarkan motor, sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Sang tante keluar dari mobil tersebut. Setelah kejadian semalam, mobil Tira langsung dibawa ke bengkel akibat kacanya yang retak. Ia pun pulang dengan menggunakan taksi online. “Tante darimana aja?” tanya Archen cemas. “Tante berendam dulu ya, mau nenangin diri, nanti tante ceritain apa yang terjadi.” Beberapa saat kemudian Tira langsung menceritakan kejadian yang menimpa diirnya semalam. Archen mengajukan beberapa pertanyaan secara rinci untuk memastikan bahwa keadaan sang tante baik-baik saja. “Tante, Archen mau nanya. Kenapa tante belum mau nikah? Bagaimanapun juga tante butuh pendamping hidup yang bisa melindungi tante.” Mendengar pertanyaan Archen, Tira hanya diam, ia tak menjawab. Archen melanjutkan kalimatnya, “Apa….apa tante trauma dengan pernikahan orangtua Archen?” Tira menatap mata keponakan satu-satunya itu. Rupanya Archen sudah cukup dewasa untuk memahami situasi dan kondisi. Tira mengangguk, “Iya, tante takut apa yang menimpa mama mu akan terjadi pada tante juga.” Ternyata benar dugaan Archen, sudah sejak lama Archen berpikiran seperti itu, namun selama ini ia pura-pura tidak mengerti karena takuta hal tersebut akan menyakiti sang tante. Archen memeluk Tira, “Tante, Archen minta maaf gara-gara keluarga Archen tante harus ngalamin rasa sakit ini.” “Gak, Sen, kamu gak perlu minta maaf. Tante hanya belum bisa melupakan kejadian itu, suatu hari nanti tante yakin tante pasti bisa melupakannya.” Mereka pun saling berpelukan dan teringat kejadian buruk di masa lalu. Tanpa mereka sadari mereka adalah korban dari kejadian tersebut. Mereka sama-sama memiliki trauma yang tak mudah untuk disembuhkan. Tira trauma dengan pernikahan dan laki-laki, sementara Archen trauma dengan kekerasan yang dilakukan oleh seorang ayah. Sudah dua tahun sejak kejadian itu, Archen tak pernah lagi menemui sang ayah. Sebab ia memang sudah tidak menganggap Teriyanto sebagai ayah kandungnya sendiri. Suasana akhir pekan berubah menjadi tak menyenangkan. Sepanjang hari Tira hanya berada di kamar. Tak ada yang berani masuk ke kamar Tira. Bi Ijah hanya berani meletakkan makanan dan miniman di depan kamar Tira. Namun sampai malam hari makanan dan minuman itu tak sedikitpun disentuh oleh Tira. Minggu pagi Bi Ijah menerima telpone dari polisi yang menyatakan bahwa Tira harus datang ke kantor polisi sebagai saksi. Archen langsung mengambil alih telpone tersebut dan memberitahukan bahwa sang tante sedang sakit dan masih trauma dengan kejadian Jumat kemarin. Polisi pun meminta agar wali dari Tira harus datang ke kantor polisi sebagai perwakilan untuk sementara waktu. Archen berkata bahwa ia akan menjadi wali tantenya, namun petugas kepolisian menolak sebab secara hukum Archen merupakan anak di bawah umur, sehingga tidak bisa menjadi wali. Orangtua Tira sekaligus kakek nenek Archen memang sudah lama meninggal. Sehingga saat ini keluarga dekat yang dimiliki Tira hanyalah Archen. Itulah mengapa Tira sudah menganggap Bi Ijah sebagai ibunya sendiri. Tira mendengar percakapan tersebut, ia pun langsung menghampiri Archen dan mengambil alih telephone. “Ini dengan Tira, Pak, saya akan segera ke kantor polisi sekarang.” Setelah telephone ditutup, Archen memprotes keputusan sang tante, “Tapi tante kan masih sakit, biar Archen aja yang ke sana.” “Enggak, Sen, kamu belum bisa menjadi wali tante. Sepertinya benar, tante tidak bisa hidup sendiri, Tante butuh seseorang yang bisa menjadi wali kapanpun dan di manapun.” Tira melarang Archen untuk ikut ke kantor polisi, ia memutuskan untuk ditemani oleh Bi Ijah dengan menggunakan taksi online. Archen sedang menggulir layar ponselnya saat kemudian ia melihat salah satu iklan situs web layanan pemesanan berbagai jenis tiket. Di sana tertera bahwa “Liburan ke luar kota banyak diskonnya!!!!” Salah satu kota yang menjadi destinasi adalah Bandung. Archen langsung teringat pada Athena yang ingin ke berkunjung ke Observatorium Bosscha di Bandung. Entah karena pikirannya yang sedang rumit atau memang karena ia ingin melakukannya, lelaki itu langsung menghubungi Athena. “Lo jadi ke Bosscha?” “Jadi sih, tapi gue masih cari temen.” “Sama gue aja.” Athena yang lagi menyantap mie instan langsung tersedak mendengar perkataan Archen, “Eh….gak salah? Lo mau nemenin gue?” “Iya, Selasa?” “Eh…apa yang Selasa?” “Perginya hari Selasa, kan libur.” “Hemmmm….boleh.” Hari Selasa depan SMA Pelita Bangsa memang meliburkan seluruh muridnya sebab akan ada penilaian akreditasi tahap II. Setelah menentukan hari, Archen langsung menghubungi Observatorium Bosscha untuk melakukan reservasi. Bosscha bukanlah tempat wisata, melainkan lembaga pendidikan dan penelitian di bidang astronomi. Hanya saja, guna mengenalkan ilmu perbintangan kepada masyarakat, Bosscha tetap dibuka untuk umum dengan pembatasan jumlah pengunjung setiap harinya. Saat Archen melakukan reservasi, sang pegawai menginformasikan bahwa pada hari Selasa terdapat kunjungan malam dari pukul 17.00-20.00 WIB. Sang pegawai menjelaskan bahwa dalam kunjungan malam para pengunjung bisa melihat benda-benda langit dengan menggunakan teropong raksaksa. Archen pun memilih kunjungan malam setelah tahu bahwa kunjungan malam tidak setiap hari dibuka, atau dalam artian hanya saat-saat tertentu saja. Hal yang selanjutnya Archen lakukan adalah memesan tiket kerta api untuk dua orang dengan tujuan Lembang. Begitu selesai melakukan pembayaran, Archen langsung memberitahu Athena mengenai waktu keberangkatan melalui pesan singkat. Athena yang langsung membaca pesan tersebut, tak bisa berkata apa-apa selama beberapa saat. Ia benar-benar bingung, tidak hanya soal Archen yang tiba-tiba mau menemaninya ke Bosscha, tetapi lelaki cuek itu juga sudah melakukan reservasi Bosscha dan pembelian tiket kereta. Tak lama kemudian, Archen mengirimkan keterangan yang menyatakan bahwa mereka sudah melakukan reservasi kunjungan malam di Bosscha. Kunjungan malam? Ini benar-benar luar biasa! Bisa pergi ke Bosscha pada siang hari saja Athena sudah sangat bersyukur, apalagi jika kunjungan malam, tak pernah terbayangkan olehnya. Sedangkan hal pertama yang Athena lakukan adalah meminta izin pada kedua orangtuanya. Papa Athena langsung mengizinkan setelah tahu bahwa anaknya itu akan pergi dengan Archen. Tentu hal itu membuat Athena dan sang Bunda kaget. Jujur saja Athena sedikit khawatir sang papa tak akan mengizinkan, namun dugaain ia salah, sebab tanpa Athena tahu, papanya sudah lebih dulu mengenal Archen dibanding Athena. Papa Athena tahu bagaimana sikap Archen, sehingga ia tak khawatir sama sekali jika Athena pergi dengan Archen. Tetapi berbeda dengan sang bunda, sejak pertama kali Athena meminta izin, bunda Athena langsung menolaknya. Athena tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin ia pergi tanpa restu dari kedua orangtuanya. Ia pun kembali ke kamar dan menunggu Tuhan menggerakkan hati sang bunda agar memberi izin. Keesokkan harinya, saat Athena dan papanya sedang menonton acara tv pagi hari, sang Bunda tiba-tiba berkata bahwa ia mengizinkan Athena untuk pergi bersama Archen. Tanpa sepengetahuan Athena, semalam papanya menceritakan semua tentang Archen kepada sang Bunda. Bunda Athena terkejut sekaligus prihatin akan kondisi Archen. Namun setelah tahu bahwa saat ini Archen tinggal bersama tantenya yang sangat peduli, kekhawatiran itu sedikit berkurang. Papa Athena juga meyakinkan kepada istrinya bahwa Athena akan aman bersama Archen. Hingga akhirnya sang Bunda setuju tetapi dengan beberapa persyaratan. “Bener, Bund? Bunda ngizinin Athena pergi sama Archen?” “Iya, tapi dengan beberapa syarat.” Ucap sang bunda sambil meletakkan segelas kopi dan s**u di atas meja. “Apa syaratnya, Bund?” “Sebelum berangkat, Archen harus mampir ke rumah dulu ya, ada beberapa pesan yang mau Bunda sampaikan. Selain itu ponsel juga harus selalu aktif biar Bunda bisa telpone kapan aja.” “Siap, Bundaaaaa, laksanakan!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD