Lang Buri

TERBONGKARNYA TABIR!

Ke esokan harinya mereka kembali mencari dari pagi, terus mereka mencari tanpa henti.

Semangat Elmira tidak luntur meskipun belum juga mendapat petunjuk tentang rumahnya Lang Buri.

Tak terasa hari sudah gelap tapi Elmira dan Difa tetap mencari rumah Lang Buri.

Hingga tepat pukul 19.20 WIB., mereka ber istirahat terlebih dahulu di mini market untuk sejenak minum.

Lalu Elmira melihat seorang ibu yang keluar dari mini market, dia melihat dengan teliti seorang ibu tersebut.

(Kalau dilihat-lihat ibu tersebut memiliki kemiripan dengan Lang Buri) Elmira.

Elmira pun lalu menghampirinya.

“Ibu maap mengganggu waktunya boleh saya bertanya?” Tanya Elmira Kepada ibu tersebut

“Iya silahkan"

“Apakah ibu mengenal Lang Buri?”

Ibu itu terkejut saat mendengar perkataan Elmira.

“Memang ada apa perlu dengan orang tersebut? “

“Dia teman saya bu, saya sedang mencarinya” Elmira.

“Baiklah ikut dengan saya” Ibu.

Raut wajah Elmira yang terlihat lelah sebelumnya seakan-akan menjadi bugar kembali.

“Ibu mengenalnya?” Elmira.

Dengan hati-hati Ibu tersebut menggiring Elmira

“Ikut saja dulu nanti ibu kasih tahu” Ibu.

Elmira pun memanggil Difa untuk segera berangkat bersama ibu tersebut.

Akan tetapi karena Difa sedang sakit dia meminta izin duluan untuk pulang karena sudah tidak kuat lemas badannya.

Ternyata feeling Elmira benar bahwa si ibu itu memiliki kemiripan dengan Lang Buri, karena memang dia adalah ibunya Lang Buri.

Sang ibu langsung menanyai dengan tegas Elmira

“Ada perlu apa kamu dengan anak saya?”

Raut wajah terkejut dari Elmira

“Ternyata anda adalah ibunya Lang Buri?”

“Iya betul, lihatlah poto yang ada di belakang” Ibu LB.

Elmira pun terkejut melihat foto Lang buri dari masih kecil sampai dewasa, dia tertawa melihat foto tersebut.

“Ibu maap-maap, saya tak menyangka Lang Buri dulunya sangat lucu dan sepertinya petakilan beda dengan sekarang” Elmira.

“Iya begitulah Lang buri dulunya anak yang tidak mau diam dan bawel akan tetapi saat dia SMP berubah drastis.” Ibu LB.

Ibu Lang Buri kembali menanyai Elmira dengan tegas.

“Kalau ibu boleh tahu ada urusan apa kamu kesini mencari Lang Buri?”

“Saya khawatir dengan Lang Buri bu karena sudah satu minggu dia tidak masuk kuliah” Elmira.

“Sekarang dia juga sedang tidak ada dirumah, dia berkata ingin mendinginkan suasana hatinya ke gunung, sepertinya dia besok pulang.” Ibu.

Mendengar pernyataan dari ibu Lang Buri Elmira semakin cemas dan penasaran

“Karena apa bu?”

“Ibu juga kurang tau dia tidak cerita, tidak biasanya dia seperti itu!” Ibu.

“Kira-kira kapan bu dia mulai seperti itu!” Elmira.

“Sekitar senin minggu kemarin malam-malam dia sehabis bertemu dengan seseorang, ibu juga tau bertemu dengan siapa Cuma dia tidak menceritakan apa-apa” Ibu.

Elmira disitu mulai resah karena sehari sebelumnya Lang Buri bertemu dengan ayahnya, dia merasa bahwa semuanya gara-garanya.

Elmira pun langsung menceritakan kejadian apa saja yang terjadi antara dia dan Lang Buri, ibunya pun menyimak dengan sangat serius.

Ibu pun tersenyum telebih dahulu seakan-akan menemukan sesuatu

“ Ibu sekarang sudah mengerti apa yang terjadi “

“Memangnya apa yang terjadi sebenarnya dengan Lang Buri bu? “ Elmira.

“Lang Buri bukanlah lelaki yang pantas untukmu mira” Ibu.

“Mengapa bisa seperti itu bu? Meskipun aku baru mengenalnya namun rasanya hati ini lebih memilihnya, tak butuh waktu lama dia meyakinkan hati ini, dan aku yakin bahwa kisah ini akan terus berlanjut.” Elmira.

“Lang Buri adalah lelaki yang akan selalu memberikan luka kepada setiap perempuan, dia adalah lelaki yang akan memberikan ruang kesepian kepada siapapun yang didekatnya.” Ibu.

“Apakah karena sikapnya yang dingin?” Elmira.

“Sikapnya yang dingin bukanlah kemauannya, dia bersikap seperti itu agar tidak ada perempuan yang mau mendekatinya, saya sebagai ibunya tau pasti itu yang dia pikirkan.” Ibu.

Disini bisa kita ketahui mengapa sikap Lang Buri begitu dingin kepada setiap perempuan, ternyata memang ada yang dia sembunyikan, apa yang dimaksud dengan memberikan ruang sepi kepada setiap orang di dekatnya?, bukankah sikapnya itu malah memberikan ruang sepi baginya sendiri?.