Di Rumah

1196 Words
DI RUMAH " Bagaimana kabar ibumu ? apa sudah baikan ? tanya ayah indra menatap serius ke arah wajah indra, expresi indra seperti tidak ingin di ganggu, lalu dia menjawab. " Hari ini saya mau bawa Ibu pulang ke rumah. kata Indra langsung saja dia melewati ayahnya, ia dan ayahnya memang biasa saja, tidak ada yang spesial, karena mereka berdua sama - sama dingin dan tidak terlalu akrab. Indra masuk ke dalam kamarnya dan berganti pakaian, setelah mengganti pakaian ia segera bergegas pergi mengendarai motornya. ia menuju ke arah rumah bosnya, dengan memakan waktu 15 menit berkendara, dia sudah berada di rumah bos. indra bicara kepada bosnya, dan menjelaskan tentang niatnya, dan bosnya pun tanpa ragu meminjamkan uang senilai Rp500.000, Indra sangat senang, dan tanpa ragu dia segera kembali menuju ke arah klinik untuk segera menyelesaikan administrasi yang harus dIbayarnya. Setibanya Indra kembali ke klinik, dia langsung saja masuk ke dalam ruangan administrasi, dan membayar total dari keseluruhan biaya menginap semalam, dan ternyata biayanya tidak terlalu besar, hanya sebesar Rp200.000 untuk membayar total dari keseluruhan. setelah ia membayar, ia berdiri di koridor dan berpikir, bagaimana caranya membawa ibunya pulang, namun tanpa berpikir panjang dia pun menuju ke kamar Ibunya dan berkata meminta ibunya untuk naik motor bersama saja menuju rumah. ibunya pun menyetujui, dan untuk kondisi tubuh tubuh ibunya sudah 60% dinyatakan sehat saat di periksa dokter suki. lalu mereka perlahan keluar dari klinik yang hanya mengendarai satu motor saja, Indra duduk di depan untuk mengendarai, dan ibunya berada di tengah, untuk di belakang adik lelaki Indra yang memegangi ibunya. perlahan mereka mulai melalui jalanan yang memang klinik itu pun tidak jauh dari rumah, dan perlahan Mereka pun telah sampai berada di depan rumah. Indra dan adiknya membawa ibunya masuk memapahnya, dan membaringkan ibunya di kamar, setelah beberapa menit kemudian ada beberapa saudara indra yang datang untuk menjenguk, dan juga beberapa tetangga di sekitar rumah yang menjenguk sang ibu. namun Ibu Indra masih terbaring lemas, dan perlahan dia pun mulai muntah - muntah, tanpa ragu Mereka pun menolong, memberikan air minum kepada ibunya. lalu tibalah adzan magribh berkumandang, tanpa ragu indra segera pergi menuju masjid untuk menunaikan shalat magribh berjamaah. " Sesudah Indra pulang dari masjid tepat Indra berada berdiri di depan pintu, ia melihat ibunya duduk di ruang tamu, tampak wajahnya bersedih seperti memikirkan sesuatu. indra yang merasa iba dengannya, lalu segera Ia duduk di dekat ibunya dan bertanya. " Bagaimana Bu ? Apakah sudah tidak sakit lagi ? ucap Indra termangu melihat ibunya, tanpa tersenyum ibunya menoleh ke arah Indra dan menjawab. " sudah Indra, tapi yang ibu rasakan sekarang sedikit mual saja, makanya Ibu mencoba duduk saja dulu di sini, kalau ibu tidur terus, Semakin pusing kepala ibu.. jawab ibunya. Indra mengangguk - angguk dan dia paham memperhatikan wajah ibunya, sambil menghela nafas indra berkata. " Saya heran, kenapa ibu bisa seperti ini ? sakitnya sungguh aneh, hingga sampai buat ibu pingsan dan terus menerus muntah - muntah, Ada apa sebenarnya ya Bu ? kata Indra seakan tak percaya dengan penyakit itu, ibunya pun sama, satu pemikiran dengan indra, lalu ibunya pun menjawab. " Saya juga tidak tahu Indra, dulu seingat ibu, sebelum ibu mengalami sakit seperti ini, ada keganjilan yang masih sekarang ibu ingat.. ucap ibu Indra, mendadak indra pun kaget dan menelan ludah, Lalu Indra berkata. " Apa itu bu ? keganjilan apa ? tanya indra sangat penasaran dengan cerita ibunya, lalu perlahan ibunya mulai menghela nafas dan berucap. " Kamu masih ingat tidak, ketika itu, istri hamdan memberikan buah - buahan, dan kamu yang menerimanya. Yah kita semua juga memakan buah - buahan dari dia, ibu curiga sama makanan yang di berikan istri hamdan. Atau memang cuma perasaan ibu saja waktu memakan makanan itu. Kamu kan tahu kalau dia tidak suka terhadap keluarga kita. Ucap ibu indra membuat indra menjadi berpikir keras, dia hanya terdiam dan berusaha paham akan maksudnya. Lalu ibu indra kembali berkata. Ibu juga mengalami hal aneh indra, sesudah memakan buah - buahan dari istri hamdan, di waktu jam shalat subuh, Ibu mencuci piring di sumur, ketika ibu mulai mencuci piring yang masih basah dan kotor tiba - tiba dari atas kepala ibu seperti ada orang yang sengaja menyiram pasir dari atas. ibu jadi takut bercampur merinding, dan langsung saja ibu lari masuk ke dalam rumah. ibu duduk sambil berpikir, dan yang jelas kalau kata orang tua Ibu dulu, kalau ada orang yang tiba - tiba tersiram pasir dari atas, atau seperti ada yang sengaja menyiram pasir. itu tandanya ada jin yang jahil mau menyerang, atau di tandai sebagai target yang di sukai atau yang lain, atau kejadian itu bisa berupa awal orang yang ingin di santet. tapi entahlah indra, atau memang itu ada orang lewat yang tanpa disengaja meraup pasir melempar ke atas. tapi ibu menunggu sesudah kejadian itu, sampai matahari sudah cukup terang ibu terus memikirkan hal itu. langsung ibu pergi kembali ke sumur untuk mencuci piring lagi. terang Ibu Indra mengatakan, Indra pun paham, dan dia pun pernah ngobrol sedikit dengan teman - temannya tentang hal - hal mistis yang pernah dialami orang - orang jika terkena ilmu hitam atau santet. Indra berrpikir dan yang pasti itu perbuatan jin atau Dedemit, Indra segera mengambil kesimpulan dan berkata kepada ibunya. " ya sudah bu, Nanti kalau Ibu bangun subuh, Ibu shalat subuh ya ? mungkin itu suatu teguran dari Tuhan, supaya Ibu Kalau subuh harus shalat.. kata Indra meng-imbuhkan sang ibu, ibunya pun mengangguk - angguk dan menjawab. " Benar benar juga Indra, sudah lama juga Ibu tidak shalat subuh, Untung saja kamu mengingatkan, mulai besok Ibu akan coba shalat subuh secara rutin kembali. ucap sang Ibu dan Indra pun mengangguk. seperti kebiasaan seorang ibu dan anak, indra langsung saja berdiri dan pergi menuju ke kamar, indra tidak mau terlalu terbebani dengan hal itu, maka dia menghidupkan komputer sambil menikmati lagu - lagu yang diputar nya. " Satu bulan kemudian, pasca Ibu Indra terkena penyakit yang bernama vertigo, dan selama sebulan itu ibunya sering berobat tanpa sepengetahuannya, dan ke dokter pun Sebulan bisa sampai empat kali berobat. namun belum ada hasil hingga sampai tiga bulan kedepan. tapi indra senang, kalau sang ibu sudah rutin melaksanakan shalat subuh setiap harinya, tapi masih Dia merasakan sering sakit kepala yang bisa dikatakan sering kumat dan belum juga kunjung sembuh. namun anehnya bukan hanya kepalanya saja yang sakit, tapi punggung bagian kanan dan kiri terasa sakit seperti ada sesuatu yang menusuk atau mirip seperti tusukan jarum yang masuk berada di kedua bahunya. perlahan indra punya kesempatan untuk mengobrol dengan ibunya, ibunya mulai ingin mencurahkan apa yang dirasakannya selama itu. ketika pulang dari bekerja tampak Indra sehabis pulang dari pekerjaannya, yang memang hanya sebagai pedagang keliling. ibunya memanggil dari dapur dengan berkata ia ingin meminta uang kepada Indra. ‘’ Indra, kemari.. kata Ibu indra sedikit teriak, Indra yang masih mengotak - atik komputernya segera menoleh ke belakang dan berkata. ‘’ Ada apa Bu ? ucap Indra bernada tinggi, lalu ibunya pun kembali berkata. ‘’ ada uang Rp100.000 tidak, kalau ada Ibu pinjam.. ‘’ ucap sang ibu, lalu Indra menghela nafas sebentar, dan tanpa berpikir panjang, ia langsung mengeluarkan dompetnya dari saku, segera ia berjalan keluar kamar menuju dapur, dengan membawa uang Rp100.000 yang berada di tangan kanannya, tanpa ragu ia menyodorkan uang itu kepada ibunya, ibunya pun tersenyum yang sedang Duduk di bangku kecil terbuat dari kayu yang sering ia duduki. Indra memperhatikannya kemudian bertanya. “ buat apa uang itu ibu ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD