LARAS POV
Keesokan harinya aku terbangun dan menyadari jika aku berada di kamar hotel. Aku melihat jam menunjukkan pukul 7 pagi.
Aku langsung bangun dan mandi. Setelah itu aku berpakaian dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.
" Selamat pagi, nona Laras. Anda sudah ditunggu Pak Sendy untuk makan pagi bersama"
Aku di arahkan ke sebuah ruangan yang disana sudah ada Sendy yang sedang menungguku.
" Selamat pagi, Laras. Bagaimana tidurmu tadi malam?"
" Sangat nyenyak"
" Baguslah, kalau begitu kita mulai sarapan"
Seumur hidup aku baru pertama kali mencicipi hidangan yang di sajikan hotel. Rasanya sangat lezat dan enak.
" Hari ini rencananya kau ingin pergi kemana?"
" Aku ingin menemui seseorang"
" Kalau boleh tau, kau ingin menemui siapa?"
" Aku ingin menemui calon suamiku"
Tiba - tiba Sendy terdiam dan dia tidak sengaja menjatuhkan garpu ke bawah meja. Aku berusaha mengambil garpu tetapi dia melarangku.
" Tidak usah kau ambil. Biarkan saja"
" Baiklah"
Aku dan Sendy sibuk dengan pikiran masing - masing. Aku melihat perubahan yang terjadi pada Sendy. Aku merasa ia menyembunyikan sesuatu dariku.
" Sendy, apa kau baik - baik saja?"
" Tentu saja"
" Maaf jika dari semalam aku merepotkanmu"
" Kau tidak merepotkanku"
Seandainya aku lebih dulu bertemu dengan Sendy pastinya aku tidak akan mengejar Dimas dan membiarkannya bahagia bersama istrinya.
***
SENDY POV
Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku merasakan sesuatu yang lain di hatiku. Laras merupakan wanita lugu yang berasal dari desa dan ia berhasil memikat hatiku hingga aku jatuh cinta kepadanya.
Aku sangat terkejut ketika mendengar alasannya pergi ke Jakarta hanya ingin menemui calon suaminya. Rasanya harapakanku untuk mendapatkannya hancur seketika.
Aku berusaha menenangkan diri dengan bersikap datar dan tidak terpengaruh dengan perkataan yang di ucapkannya
" Sepertinya aku harus pergi"
" Apakah kau mau ku antar menemui calon suamimu?"
" Tidak usah, kantornya sangat dekat dari sini"
" Memangnya dia bekerja dimana?"
" Dia bekerja di perusahaan keuangan"
Aku sangat kenal dengan pemilik perusahaan yang dimaksud Laras karena hanya perusahaan itu yang sangat dekat dengan hotelku.
" Naik apa kau kesana?"
" Mungkin aku jalan kaki atau naik becak"
" Sebaiknya ku antar kau kesana. Aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu"
Akhirnya Laras mau ku antar sampai ke sana dan ia memintaku untuk tidak menjemputnya.
" Kau tidak usah menjemputku. Aku bisa pulang ke hotel"
" Baiklah, kalau begitu aku pergi"
Aku sangat penasaran dengan sosok calon suami Laras. Aku berharap mereka tidak akan menikah dan aku bisa mendapatkan Laras untuk diriku sendiri.
***
LARAS POV
Hari ini hari kedua aku ke kantor Dimas. Aku berusaha mencarinya tetapi ia tidak ada di kantor.
" Bisa bertemu dengan Dimas?"
" Disini yang namanya Dimas banyak. Maksud anda Dimas siapa?"
" Dimas Ramadhan"
" Bapak Dimas sedang berada di luar kota. Kemungkinan akan masuk kantor minggu depan"
" Terima kasih informasinya"
Aku sangat kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Dimas. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke hotel.
***
DIMAS POV
Aku sangat bersyukur karena Marni mau bekerja sama denganku. Aku memberitahunya jika ada yang mencariku maka katakan aku berada di luar kota.
" Terima kasih Marni atas bantuanmu"
" Kalau boleh tau, siapa wanita yang mencarimu?"
" Aku tidak kenal"
" Sepertinya wanita itu sangat mengenalmu"
" Maaf, aku harus kembali bekerja"
Aku tidak mau ada seorang pun yang tau tentang Laras