Bab 2. Sahabat ganteng

1291 Words
Selamat membaca ____ Hari pertama sekolah di sma ternyata lumayan juga hanya saja dilihat dari situasinya aku akan segera dapat masalah karena Danial ternyata satu kelas lagi dengaku. s****n! Mendingan sekelas sama Gim dari pada pakboy satu ini, tapi otak ku tidak sebanding dengan otak jenius milik si Gim. Aku sangat iri dengan sodaraku yang satu itu. Sekarang sudah masuk ke jam istirahat dan seperti biasa anak-anak pada keluar pergi menuju kekantin tapi cuman beberapa sedangkan sebagian besarnya termasuk kalangan cewek kearah meja Danial. Aku sudah gak heran lagi kenapa mereka mengerubungi meja Danial pasti untuk saling bertukar nomor w******p. Kalau dilihat-lihat aku cukup beruntung karena Danial dan Gim bisa dibilang tampan tapi dekat dengan mereka juga kadang membawa s**l. Sialnya adalah para cewek akan menganggapku sebagai perusak hubungan orang. Aku sudah kenyang dengan makian seperti itu sampai rasanya u*****n orang-orang berasa biasa kayak orang lagi ngunyah permen karet. Meski begitu aku akan merasa sangat senang pada kedua cogan sahabatku ini saat hari Valentine. Mau tau alasannya? Gim gak suka makanan manis, cowok satu ini lebih suka minuman yang masam seperti air jus lemon ketimbang jus mangga atau semacamnya. Sedangkan saat Valentine Gim menerima banyak sekali coklat dan jenis makanan manis lainnya dari para pengagum rahasianya dan semua makanan manis itu berakhir ditanganku. Tak heran beberapa hari setelah hari Valentine berat badanku naik drastis setelah itu aku harus ekstra diet agar berat badanku pulih seperti semula. Nah kalau Danial, cowok itu kebalikan dari Gim, Danial suka semua jenis makanan manis tapi tetap saja setiap hari Valentine dia juga dapat banyak kado dari para koleksi mantan dan pacaranya. Alhasil saat sudah menerima semua makanan manis itu aku dan Danial akan balapan untuk saling menghabiskan. Sungguh membahagiakan punya sahabat seperti mereka bukan? Yah walau kadang menyebalkan. “Sun! Lihat dalam sekejap aku punya tiga puluh kontak baru. Keren kan?” Danial sudah duduk dikursi kosong didepan mejaku tepat saat semua siswa lain sudah keluar artinya hanya ada aku dan Danial saja dikelas. Aku menatap Danial malas dengan menopang sebelah wajahku “Udah gak heran Dan kamu dapat nomor secepat kilat kayak gitu. Dari dilahirin udah jadi playboy akut sih. Aku cuman heran aja dulu kok aku mau ya temenan sama kamu” Danial tertawa rendah menyimpan ponsel kesaku seragamnya lalu balik menatapku “Eh Hafsun denger ya. Kalau aku gak jadi temen kamu dari kecil hidup kamu tuh gak bakalan berwarna” “Kamu pikir hidupku pelangi?” sahutku dengan nada malas.  Danial menggeleng pelan “Hidup itu penuh warna sayang, warna pelangi aja masih kurang jadi untuk melengkapinya aku ditakdirkan Tuhan hadir di hidup kamu untuk nambahin warnanya” “Sumpah ya Dan aku gak ngerti lagi kenapa aku temenan sama orang kayak kamu, selain alay kamu juga lebay” kataku. Bukannya marah atau sakit hati Danial justru tertawa kayak orang gila, memang Danial adalah teman yang paling luar biasa, Aneh. Aku menoleh kearah pintu dimana Gim sudah berdiri bersandar dipintu bermain ponsel dengan headphone terpasang dikedua telinganya. Aku berdiri menarik lengan Danial menyuruhnya berdiri untuk mengikuti langkahku menghampiri Gim. “Mau kekantin gak?” tanyaku pada Gim. Gim menoleh lalu mengangguk merangkul leherku dan menariknya seperti sapi. Kayaknya ini aku deh yang salah bergaul dengan teman-teman sableng. Gak Danial gak Gim mereka sama-sama ngeselin tapi apa boleh buat karena mereka adalah orang yang paling mengerti diriku mengenai makanan. Kalau ada Gim dan Danial aku bebas makan gratis. Hore.. keberuntungan dari mana lagi coba?. “Menunya lain-lain nih kamu mau yang mana biar aku ambilin?” Tanya Gim dengan suara datar. Aku mencoba pikir-pikir. Karena kami adalah siswa baru disini tentunya jenis makanan disini dan selera kami belum tentu sama sedangkan ada sekitar dua puluh stand kantin yang tersedia. Aku menatap deretan panjang stand yang tersedia dari satu ujung paling dekat hingga ujung paling jauh. “Coba satu-satu dulu deh kita seleksi mana yang paling enak nanti kita jadikan langganan” jawabku. “Gimana kalau hari ini kita pesen menu yang beda-beda biar tau mana yang sesuai selera mana yang enggak?” Saran Danial. Sepertinya idenya boleh juga, aku mengangguk setuju dan kedua orang itu pergi memesan makanan. Hahh kalian jangan heran mengenai perhatian dua cowok itu padaku sampai banyak cewek merasa iri liatnya bahkan ada yang nyampe ingin mencekik leherku lewat tatapan matanya. Oh tenang saja aku sudah bebal dengan tatapan kayak gitu, udah kenyang aku mah jadi gak bakalan mempan. Tak lama Gim datang membawa dua porsi makanan dengan jenis yang berbeda yaitu bakso dan batagor disusul Danial yang membawa tiga porsi sekaligus. Siomay, sup nasi berenang dan juga.. “Ini apaan Dan?” tanyaku sambil memegang makanan berbentuk aneh dan aku juga baru kali ini melihatnya. “Menu baru katanya” Jawab Danial. Aku hanya mengangguk tapi sekalinya aku makan karena penasaran eh kok rasanya kayak bakwan jagung ya? “Enak?” tanya Gim. Aku mengangguk dan Gim tanpa babibu langsung ikut memakan bakwan jagung dari bekas gigitanku. Hah aku udah terbiasa dengan hal ini juga oke. Air s**u ibu aja samaan masa makanan kagak. Oh jangan memikirkan anak-anak yang menatapi kami dari tadi, sekarang mereka melongo bahkan ada yang refleks menjerit kaget. Why? Whats wrong?. “Kalian tuh ya kalau mau bikin orang baper mbok ya liat situasinya kayak apa kalau gini mereka pasti bakalan salah paham” Gerutu Danial sembari menjejalkan siomay kedalam mulunya. Aku dan Gim kompak mengedikan bahu. Danial berdecih, tapi ya dasar Danial habis menggerutu balik menatap kearah deretan cewek dan melambaikan tangan dengan wajah cool bak seorang pangeran kesasar. “Tebar pesona lagi biar pada klepek klepek” katanya dengan santai saat balik menatap aku dan Gim. “Hilih udah basi” gumam ku sambil buang muka. Danial tersenyum lalu kami menyantap makanan yang kami pesan lalu berbincang sebentar sebelum kembali ke kelas masing-masing. Danial pamit ketoilet dan Gim sudah belok kearah kelasnya sendiri sedangkan aku berjalan ke kelas sendiri. Ada dua orang menghadang langkahku dari label yang terpasang dibajunya dua cewek itu pasti kakak kelas yang lagi sok mau malak adek kelas. Aku sangat bersyukur karena orientasi siswa udah dihilangkan kalau gak pasti aku udah tewas dikerjain mereka. Aku tersenyum “Maaf kak aku mau lewat” ucapku sopan lagian aku sekolah bukan untuk cari musuh. Salah satu dari cewek itu menarik bajuku dan menyuruhku berdiri menghadapnya, aku mendongak karena aku tidak terlalu tinggi. Dari auranya mereka lagi mau cari masalah nih. “Dasar jal*ng cilik. Baru masuk sma udah pinter godain cowok ya. Lo pasti pakai guna-guna biar Danial dan Gim deket sama kamu” ucap salah satu cewek dengan name tag Lalisa Agreta, namanya bagus tapi gak sebagus sifat iblisnya. Aku masih berusaha tersenyum ramah “Godain cowok gimana ya kak lalu barusan kakak ngatain aku jal*ng padahalkan kita baru bertemu loh aku bahkan gak kenal kakak sebelumnya” Mereka pasti penggemar Gim atau jika bukan pasti penggemar Danial. Lagian ini hari pertama sekolah yaelah masa hari pertama sekolah langsung dapat musuh sih gak seru banget. Sebelum mojokin orang mending cari tau dulu alasan yang baik dan benar bukan asal main pojok tanpa alasan yang good. Dua cowok itu sobat gue dari jaman orok masa iya elu yang baru nongol langsung ngatain aku Jal*ng eh k*****t. Situ yang jal*ng bukan aku. Mereka melihat jauh kearah belakangku kemudian buru-buru pergi saat aku menoleh disana terlihat Danial berjalan mendekat sambil memperbaiki dasinya lalu mata kami saling bertemu kemudian Danial tersenyum. Pasti tuh dua cewek tadi takut sama Danial. “Kenapa gak masuk kelas atau lagi nungguin aku ya” ucapnya. Nungguin gundulmu aku baru aja hampir dibuli sama penggemarmu di hari pertama sekolah tau gak. Ingin rasanya memaki tapi aku hanya menahan agar tidak terjadi keributan. “Kegeeran banget sih jadi orang mendingan aku nungguin siput jalan dari rumah kesekolah” Setelah itu aku berjalan mendahului Danial masuk kedalam kelas yang tinggal beberapa meter lagi. Kalau hari pertama aja udah kayak gini terus apa kabarnya hari berikutnya? Ya ampun aku sampai tak bisa membayangkan jika masa sma ku akan lebih parah ketimbang masa smpku yang udah kacau. ______ Bersambung... Kali ini aku membuat cerita dengan cara tulis yang berbeda berusaha memperbaiki pikiran negatif yang sukanya bertema dewasa. Tapi disini tidak akan kalian dapatkan cerita dewasa seperti Kiss, Se*, one night stand dan sebagainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD