aina masih tercengang tak percaya, dg deretan yg majikan barunya terangkan itu,
karna semua tidak sesuai dg yg di nyatakan saat interfew di telvon waktu itu,
sus, suara nyonya haryadi menyadarkan lamunan aina.
i, iya bu, jawab aina gagap,
semoga kamu betah ya kerja dg saya,
& semoga keikhlasanmu menjaga putriku akan menjadi pahala untukmu.
suara nyonya haryadi penuh harap pada aina.
insyaalloh bu, jawab aina ragu, karna iya tak punya sedikitpun pengalaman tentang penyakit yg saat itu di sandang anak asuhnya,
ya GIVANA NADIRA HARYADI, gadis kecil berparas cantik, berambut kriting yg saat ini berusia 4 tahun itu adalah penyandang rubella sindrome,
yg mengakibatkan penglihatannya mengalami katarak sejak lahir, tuli total, & jantungnya bocor,
iya bisa bertahan sampai saat ini, karna dia beruntung di lahirkan di keluarga haryadi, keluarga konglomerat dg pewaris tunggalnya, yaitu ARTIKO ZIDAN HARYADI, yg tidak lain adl ayah dari GIVANA,
aina menemani gadis kecil itu bermain di kmar barukuran cukup luas yg isinya adalah maina GIVANA,
aina masih bingung bagaimana cara iya harus berkomunikasi dg gadis itu,
sus, suara yg tak asing menyadarkan aina yg msh menatap bingung gadis kecil di depannya, yg sedang asik memainkan bola,
iya, mba, jawab aina saat mendapati yg memanggilnya adl mba bunga, asisten rumah tangga, sekaligus teman barunya saat ini,
semoga koe betah ya kerja di sini, mba pusing kalo susternya ganti2 terus,
aina tersenyum tipis, memperlihatka lesung pipit di sebelah kanan pipinya, yg menjadika ia semakin terlihat cantik saat tersenyum,
insyaalloh mba, saya akan mencobanya,
jawaban aina lembut,
o iya mba, tadi mba bicara dg bahasa jawa, mba orang jawakah?
tanya aina bingung, karna iya tau dari segi wajah mba bunga tidak ada unsur jawanya sama sekali,
aku orang makasar, tp mantan bojoku orang jawa sus, jadi sedikit2 ya bisalah ngmng jawa, karna kbnykan mantan susternya VANA juga orang jawa,
jawab mba bungan panjang lebar.
ooo begitu, aina menjawab tanda iya mengerti.
mba sebenernya saya ragu, saya ngga yakin bisa mengasuh VANA, karna meski saya sudah memiliki sertifikas akper, saya blm pernah ketemu anak yg kasusnya seperti VANA,
mba bunga tersenyum, iya paham dg kebingungan yg aina rasakan, karna majikannya memang selalu mewawancarai calon susternya VANA hanyan lewat telvon, & iya akan mengatakan kalo anaknya itu hanya mengalami gangguan pendengaran maka dari itu tak jarang bebisister yg baru saja datang langsung minta di pulangkan.
iya, aku paham ko sus, apa yg kmu rasain saat ini, tp perasan emba bilang, kalo kmu bakal bisa mengasuh VANA dg baik.
aina menatap temannya itu dg heran,
kenapa mba bisa yakin sekali?
iya sus, karna VANA anak yg tidak mudah akrab dg orang baru. tp begitu melihat koe, dia langsung lari peluk koe,
jawab mba bunga panjang,
iyakah mba? tanya aina semakin heran,
iyalah, ibu aja sampe kaget liatnya, tp dia seneng karna vana bisa lngsung akrab sma koe.
penjelasan mba bunga pada aina sedikit membawa kepercayaan diri pada diri aina yg sedari tadi kebingungan.
saat mereka asik berbincang, mereka di sadarkan pada tawa yg tidak asing.
hihi hihihi hihihi, ya itu adalah tawa VANA yg suka terdengaar tiba2 tanpa sebab.
dia kenapa mba? tanya aina heran pada sahabat yg lbh ccok jadi ibunya itu.
biasa itu begitu sus, kalo dia sering ketawa begitu artinya dia lagi seneng.
oooo, aina mengangguk tapi dia msh mencoba memahami kebiasaan yg asing baginya dari anak itu,
sudah sore, sebentar lagi waktunya aina mandi. yuk kita siap2. kata mba bunga pada aina.
ayo mba, aina menggendong vana yg cukup tinggi utk seukuran anak se-usianya mengikuti mba bunga.