" dey "
" hmm "
Aku melihat ibu sejenak, kemudian lanjut memotong wortel.
" dey, ibu seperti nya besok tidak jualan. Ada acara pesta anak teman ibu di kampung sebelah, rencana ibu sama nada akan kesana. jadi bisa gak kamu gantiin ibu jualan besok ".
" oh gitu, boleh aja buk. Dey besok engga kemana mana kok. Lagipun sekolah senin masuknya. Oh ya, uang spp yang dey bilang kemarin udah ibu siapkan?
spontan wajah ibu langsung berubah, sedikit risau
" eee begini dey, kemarin nada minta uang buat beli sepatu sport putih untuk kegiatan di sekolah nya, jadi ibu kasih ke nada dulu, dia merengek terus dari kemarin ibu gak sanggup dengar. Dan uang kamu bisa ibu tunda dulu yaa. Coba bilang sama ibu guru kamu minggu depan sudah dilunasin. Bisa kan dey?".
Selalu begitu. prioritas nada memang nomot satu, padahal aku duluan yang meminta diujung hari, karena aku tau uang spp ku sudah menunggak dua bulan, jika tidak dikasih bulan ini akan tiga bulan. Kata teman ku jika bulan ketiga belum bayar kami akan dikenakan denda dan tidak bisa ikut ujian.
" Bukan begitu bu, dey udah lama kan minta sama ibu, kenapa ibu gak simpan dan malah membeli sepatu dia. Bukannya dey dah bilang spp nya gak bisa nunggak sampai tiga bulan. Ini saja udah akhir bulan buk , bagaimana ini?
jika ibu bilang minggu depan, itu udah memasuki tanggal 1 artinya udah 4 bulan dan dey pasti tidak mengikuti ujian".
ibu menatap ku sejenak, kemudian bangun menuju ke kamar mandi tanpa berbicara lagi
"bukk" panggilku ketika beliau tidak menjawab lagi apa yang aku katakan tadi.
" Sudah lah dey, masuk ke kamu. Nanti ibu pikirkan.
Aku bangun dan berjalan menuju ke kamar dan mengunci pintu.
aku langsung menaiki kasur dan duduk sambil menumpu wajahku di atas lutut.
Aku menangis lagi, bahkan ini sudah tiga kali aku menangis. Iya, anggaplah aku cenggeng aku hanya sedikit kesal kepada ibu. Kenapa selalu nada yang diprioritaskan. Walaupun aku kakak bukan kah tifak adil bersikap seperti itu.
*ting
siapa yang mengirim pesan lagi, aku membuka notif dan muncul pesan
" dey nanti sore jalan yuk, aku bosan dirumah "
dasar bella tau aja aku butuh fresh biar gak enek dirumah dengan keadaan kayak sekarang.
langsung kujawab
" oke, aku mandi duluu. otw chat dulu yaw "
aku langsung menyambar handuk dan ke kamar mandi, saat aku berjalan kesana aku melihat ayah sedang memotong cabe
" kapan pulang yah? tanyaku.
" Barusan, oh ya dey nanti malam kamu ambil lontong ya. Ayah mau ke warkop"
" nah ke warkop mulu tiap malem gada hari gak kesana, ngapain coba keluar tiap hari duduk dirumah lebih enak"
Sambar ibu cepet yang asyik memotong tempe.
" ya beda lah, nama juga laki laki mana bisa dirumah dikurung kayak burung kami ini harus dilepas biar gak memberontak, ya gak dey "
" hehe iyain aja mah sama dey, dah lanjut ayah sama ibu. dey mau mandii dadaaa "
aku langsung menuju kamar mandi , setelah selesai. Aku ke kamar dan melihat adik bungsu ku sedang tiduran
" kok cepet pulangnya, gak keluyuran tempat laen lagi?
kataku, sambil mengoles hanbody
" males, oh ya kak nanti pas kakak pulang tolong beli kripik singkong yaa, adek pengen banget.
" mana duet, lebih juga tapi . rugi minyak aku gada dapet sen.
" heleh, nih ambil"
dikasih nya duit 30 ribuu, lumayan lah.
*ting
pasti si bella dah mau otw, aku tidak membuka notif langsung memakai baju dan merias sedikit.
*ting
*ting
*ting
akhirnya selesai juga, anak ini gak dibalas diganggunya terus.
"aku didepan, cepat gausah lama dandan gak cantik juga kok"
dasar anak inii, aku langsung mengambil sendal, helm dan menuju kedepan. Terlihat wajah bella yang sedikit kesal
" kenapa bel? ".
" Ini loh dey ada anak dari sma 8 ajak aku jumpa terus pas aku mau dah dibatalin nya, kek t*i lah."
" Dahlah gak usah dihiraukan, yok jalan.