Failed Moment

1458 Words
  Oh, lihatlah betapa romantisnya pasangan yang sedang jatuh cinta. Getaran manis bernama cinta-- mengalir ke seluruh jaringan tubuh kedua makhluk beda dunia itu membuat mereka lupa dengan sekitarnya.   Mereka saling menatap, mengagumi, memindai isi hati lawan melalui iris dengan pandangan yang dalam. Masing-masing dari mereka mencari cahaya cinta agar mampu meredakan perasaan yang mulai menggila.   Dunia Britney dan Drew terhenti untuk saat ini. Seakan roh mereka memerintahkan seluruh tubuh membeku agar mampu meresapi keindahan pasangan yang berada di pelukannya. Seperti puzzle yang bersatu setelah berserakan, jiwa mereka saat ini terasa begitu lengkap. Separuh hati yang kosong menjadi penuh dan hangat. Inilah keajaiban cinta yang dihasilkan dari panah cupit. Walaupun ada kemungkinan jika panah itu salah sasaran karena menembus dua hati beda dunia. Masa bodoh. Yang penting cinta.   Saat mata mulai tertutup, bibirpun saling terjalin. Britney berusaha mengimbangi ciuman Drew yang b*******h. Peri yang awalnya polos perlahan menyerap ilmu yang dimiliki Drew mengenai cara berciuman dengan hebat dan membuat pasangan meleleh. Walaupun hanya Drew dan Adrian yang tau dari mana ilmu Drew berasal. Sesuai hukum alam, seluruh makhluk hidup jika belajar mengenai sains maka otak akan mengalami kesulitan, sangat berbeda dengan belajar hal m***m, bisa dipastikan dalam sekali baca langsung menjadi seorang ahli. Begitu pula Drew. Keahliannya dalam b******u kali ini adalah hasil membaca novel roman murahan, hebatnya lagi ia menyerap ilmu dalam novel dengan sekali baca. Bravo.   Perasaan bahagia karena cintanya disambut membawa kehangatan di d**a Drew. Perasaan bahagia ini disempurnakan oleh air dalam danau membawa sensasi tersendiri bagi Drew. Terutama ketika melihat gadisnya begitu cantik dan mampu menyerap keahliannya dalam b******u. Jika Drew langsung ahli setelah membaca novel dalam waktu satu kali baca, maka Britney langsung menjadi profesional sekali praktek.   'Aku bisa gila karena rasa bahagia ini,  ' batin Drew.   Jari Drew yang terbiasa membunuh dan membakar makhluk hidup bereaksi sebagai akibat domino jalinan bibir mereka. Untuk pertama kalinya, jemari kuat dan kekar Drew melakukan hal yang tidak pernah dilakukan seumur hidupnya. Jari itu membelai kulit lembut gadis bermata hijau. Mencoba membangkitkan merasakan jiwa sang gadis sehingga ia bisa yakin jika peri ini memiliki perasaan yang sama dengannya. Terlebih dirinya sudah dalam puncak gairah yang menyala-nyala. Rasanya ingin Drew segera memakan gadis ini sekarang juga. Memang itulah yang akan dilakukan sekarang. Drew mengangkat tubuh Britney ke dalam gendongannya. Mencoba mencari posisi senyaman mungkin   Deg.   Deg.   Deg.   Jantung keduanya berdetak kencang. Mereka menanti moment yang tidak pernah bisa dilupakan.   Akan tetapi sebuah gangguan datang tanpa di duga. Seorang wanita berklan penyihir mengeluarkan sihirnya dengan menciptakan badai es di tengah momen romantis tersebut. Menghancurkan segala persiapan Drew untuk melepas status perjaka abadi yang ia sandang.   "Wah ada salju, " pekik Britney. Dia menengadah melihat langit yang bertabur salju. Senyum merekah di bibirnya. Dia memang ingin sekali merasakan salju.    'Sial, mengapa tiba-tiba turun hujan salju, ' gerutu Drew dalam hati. Dia terpaksa menghentikan rencananya. 'Apa ini balasan karena menyiksa kaum penyihir dan makhluk air. '   "Kita harus kembali. Sepertinya hujan salju bertambah lebat. "   "Baiklah. "      Hiny bersembunyi dari balik pohon besar yang mengelilingi danau. Kakinya bergetar setelah mengucapkan sihir badai salju. Gadis penyihir itu sangat takut jika ketahuan Drew, sebab es yang ia ciptakan benar-benar menghancurkan moment indah Drew dan Britney. Dia terpaksa menempuh resiko itu karena tidak ingin membiarkan Lord Shadow wolrd menanam benihnya pada peri itu.   'Hanya aku yang berhak melahirkan keturunan penguasa Shadow world. '   Hiny tetap berada di balik pohon dan mengawasi kedua orang itu. Senyumnya terbit saat Drew mengajak Britney menepi.    "Akhirnya mereka pergi, " desah lega Hiny. Usai memastikan Drew dan Britney tidak melanjutkan moment romantisnya, Hiny menyelinap pergi dari pohon tempatnya bersembunyi.   "Kini tiba saatnya menjalankan rencanaku yang kedua yaitu membuat My Lord memakan bagian tubuhku. Dengan demikian aku akan menyatu dengan penguasa negeri bayangan. Ahahah." Namun tawa Hiny lenyap saat bayangan Drew dan Britney kembali terlintas.   "Aku tidak akan membiarkan cara yang berhasil kuketahui agar bisa menyentuh Lord sia-sia. Padahal aku sudah susah payah menghabiskan waktu dengan membaca gulungan demi My Lord!"   Hiny sangat marah saat mengetahui jika peri itu berhasil menyentuh Drew sebelum dia membaca gulungan kuno. Dia merutuki mengapa dia tidak menemukan gulungan kuno tersebut sebelum peri itu muncul.   "Tunggu dulu, mengapa aku harus marah. Bukankah aku lebih cantik dari peri itu. Terutama dadaku, mereka mampu menarik pria manapun. "   Rasa percaya diri sebagai wanita muncul begitu saja. Jadi Hiny dengan senang hati menganggap jika saat ini adalah kontes memenangkan hati penguasa negeri bayangan.   "Tuanku, kekasih sejatimu sebentar lagi akan datang jadi bersabarlah. Dan kau peri menyedihkan, nikmati kekalahanmu yang akan sebentar lagi datang. "   Hiny terus menggerutu dalam perjalanannya menuju ruang Neiji. Dia terlihat tidak stabil karena obsesinya yang ingin menjadi ratu, sehingga dia terus menganggap dirinya kekasih sejati sang lord. Meski demikian dia cukup cerdik sehingga tidak menampilkan obsesinya.   >   Di ruang kerja Drew, Adrian melihat jika wajah sang Lord sangat gelap. Adrian menebak jika tujuan sang Lord pasti gagal. Dia sendiri menyadari jika ada sihir yang tiba-tiba muncul di area villa ini. Padahal villa milik sang Lord sudah diberi perisai tak kasat mata untuk memblokir serangan musuh, namun kenapa ada yang berhasil menyusup. Dari hasil pengamatan Adrian maka ia menyimpulkan jika sihir itu tidak dilakukan oleh musuh namun dilakukan oleh klan negeri bayangan yang tidak termasuk musuh besar sang Lord. Oleh karena itu, Adrian mencoba berbicara dengan Drew.   "My lord, apa yang---" Adrian tidak meneruskan pertanyaannya karena menyadari kehadiran seorang. Lagi pula Drew juga tidak bereaksi saat Adrian datang mendekat dan hanya duduk diam di singgasananya.   Suara ketukan sepatu menggema dari balik pintu. Dua orang dari klan penyihir masuk dan menuju ke arah Drew kemudian memberikan hormat.   Drew mengamati gadis yang menundukkan kepala untuk ritual penghormatan. "Jadi dia yang kau tunjuk untuk menemani gadisku?" Suara Drew seperti bariton dingin yang membekukan. Suaranya yang penuh ancaman membuat mereka bertiga bergidik. Tak salah lagi, bisa ditebak jika gagalnya kegiatan intim sang lord telah mempengaruhi mood Drew.   "Benar, ini sepupu saya...Hiny, " jawab Neiji. Dia merasakan bulu kuduknya merinding.   'Aku kira dia sudah menjadi lebih lembut, ternyata dia tetap menakutkan. '   Neiji memberi isyarat pada Hiny agar memperkenalkan diri. Hiny pun menurut, dengan langkah anggun nan luwes, ia maju ke depan Drew. Langkahnya seringan daun yang tertiup angin menambah kesan jika wanita itu anggun dan terdidik.   "My lord, saya Hiny rela mengabdikan diri melayani peri Britney, " suara Hiny terdengar seperti gemercik air. Jernih dan menyenangkan telinga yang mendengar l.   'Lalu aku akan akan membuat peri itu rela menyingkir darimu, my lord,' batin Hiny.   Drew mengangguk malas. "Hn, layani dia dengan baik.''   "Sesuai perintah anda, My lord."   Adrian mengamati penampilan sepupu Neiji. Wanita ini memang cantik. Namun sorot mata penuh ambisi bisa dia lihat dengan jelas. Dia bahkan menyadari ada kilat keserakahan pada pandangannya ke Drew yang penuh dengan obsesi.   'Seharusnya Hiny mengetahui kondisi Drew yang tidak bisa disentuh oleh makhluk hidup. Namun mengapa keserakahan di matanya seolah menggambarkan jika ia cukup percaya diri bisa mendapatkan sang lord?' batin Adrian penasaran.   Maka dari itu Adrian yakin jika Hiny memiliki rencana tersembunyi.   "Panggil gadisku kesini."   Sony yang menerima perintah lewat telepati langsung menuju kamar Britney. Dia segera menyampaikan pesan sang Lord sebelum tuannya itu kehilangan kesabarannya.   "Nona, My lord meminta kehadiranmu."   "Baiklah, aku akan kesana. "   Setelah mendengar pesan Drew, Britney melangkah ke ruang tamu. Disana Drew telah menunggu bersama beberapa orang yang memandang dirinya dengan intens.   "Mine, mendekatlah ke sini," perintah Drew lembut.   Ketiga orang yang berada dalam ruang tamu bergidik melihat betapa lembutnya suara Drew ketika berbicara dengan Britney. Mereka hampir mengira jika ucapan Drew baru saja adalah sebuah ilusi semata.   "Baik."   Hiny diam-diam memperhatikan penampilan Britney. Dia mengamati jika peri yang berada dalam pelukan Drew mempunyai aura segar seperti musim semi. Semakin dilihat maka akan semakin cantik jadinya. Senyumnya murni seperti anak kecil.   'Rupanya ini sainganku" batin Hiny.   Drew merasa tidak suka dengan cara Hiny menatap miliknya. Dia merasa jika wanita itu ingin memakan Britney bulat-bulat. Dia jadi teringat adegan di novel yang terkadang menggambarkan romansa gay dan lesbian.   ''Jangan-jangan dia salah satu yang memiliki kelainan itu,' batin Drew sambil menyipit curiga.   'Sepertinya wanita ini ingin mencuri milikku, aku tidak akan membiarkannya.'   Jika saja Hiny mendengar suara hati Drew pasti dia ingin memukul kepala Drew agar otaknya kembali bekerja. Padahal dalam benaknya saat ini sedang merencanakan untuk mendekati Britney agar Drew memakan bagian dari dirinya. Bukan sebaliknya.   Hanya seseorang yang sadar jika Drew tengah salah paham.   'Sepertinya ada yang tidak sesuai tempatnya disini,' batin Adrian yang bingung karena melihat Drew memandang waspada terhadap Hiny. Dia seolah takut wanita itu akan mencuri Britney.   Sementara itu, Hiny sedikit gemetar saat menyadari jika Drew tengah mengeluarkan aura membunuh padanya.   'Sepertinya ini tidak mudah, ' batin Hiny.   Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD