. Ah, sudah berapa lama Drew tidak merasakan perasaan ini. Sebuah emosi yang menggelitik hati karena rasa aneh yang bercampur menjadi sebuah rasa yang tidak bisa diungkapkan. Ada rasa marah, jengkel juga terancam. Seperti perpaduan dari perasaan yang terasa ambigu bagi Drew namun terasa menyenangkan.
Kata ' pegang-pegang' seolah memicu sesuatu hal yang manusiawi bagi dirinya yang merupakan seorang half vampire and devil. Perasaan manusiawi sebagai makhluk hidup sama yang bernafas.
Sesuatu yg yang sudah lama dia kubur dalam-dalam semenjak ibunya membuang dan berniat melenyapkan dirinya.
Dan sekarang perasaan yang mendominasi dadanya lebih pada amarah dan takut kehilangan. Sebersit ketakutan yang menyusup seperti tamu tak diundang, ia merasa sangat takut jika peri itu menyukai rubah berisik itu.
"Tuan yang menyebalkan, tolong aku...!" teriak seseorang yang ternyata Louis.
Louis berlari menuju Drew dan bersembunyi di balik punggungnya.
Berusaha bersembunyi dari seorang gadis galak yang marah akibat rasa ingin tahunya. Yah, dia tidak sengaja melihat Britney dengan sayap anehnya, itu menarik rasa ingin taunya. Diapun memegang sayap tersebut dan ternyata memancing kemarahan dari si empunya. Alhasil, Britney marah besar dan melempar semua barang yang ia temui. Jika peri itu tidak menemukan benda, maka Britney menyihir sendiri benda yang bisa digunakan untuk dilemparkan pada Louis.
Siluman rubah emas berekor sembilan itu tidak mengetahui jika wajah Drew telah menggelap, aura membunuh yang perlahan keluar dari tubuh Drew. Ketakutan dipadu dengan kemarahan dan obsesi mengambil alih kewarasannya sedikit demi sedikit.
Gluduk.
Gluduk.
Neiji dan Adrian langsung mendeteksi keadaan marah sang penguasa. Mereka segera mundur menjaga jarak aman walaupun tidak ada yang pernah lari dari jangkauan petir Drew.
'Dasar rubah bodoh! ' teriak mereka dalam hati.
'Gara-gara kekonyolan rubah itu, nyawaku terancam, ' keluh Neiji dalam hati.
Sedangkan Louis, ia butuh waktu mencerna situasi. Dia bahkan lebih terkejut dengan perubahan mata Crimson dan amesty yang tiba-tiba muncul.
Gawat, dia marah...Louis ikut panik melihat amarah Drew yang tiba-tiba.
Fenomena alam yang telah lama tidak terjadi mulai menampakkan tanda-tandanya. Lantai kastil perlahan bergoncang. Langit menggelap disertai suara petir yang memekakkan telinga.
Kuku Drew perlahan berubah menjadi panjang, tanduk di kedua sisi kepalanya perlahan akan muncul, tapi...
Hiks.
Hiks.
Hiks.
Sebuah isakan terdengar. Suaranya nampak penuh rasa putus asa. Hal itu menyebabkan Drew kembali ke akal sehatnya. Dia bahkan merutuki dirinya yang emosi dan lepas kendali karena cemburu.
Dalam hitungan detik fenomena alam itu menghilang tak tersisa. Suara tangisan Britney membuat Drew kebingungan. Dia berpikir keras untuk menghibur Britney.
Britney menatap Drew dengan matanya yang berkaca-kaca. Tentu saja bangsa peri yang terbiasa dengan energi murni akan tergoncang dengan suasana mengerikan dari Drew
Tubuh peri itu meringkuk dan bergetar hebat, Britney seakan putus asa dengan suasana mengerikan yang terjadi. Rasanya ia ingin berlari dan berlindung, tapi pada siapa dan dimana. Dia hanya bisa meringkuk dan membungkus dirinya dengan sayapnya.
Irene, aku takut...
Britney merasakan tubuhnya tiba-tiba ringan dan melayang menuju ke dalam sebuah pelukan hangat. Drew telah membawa Britney dengan menggendongnya. Tak lupa tangan yang satu membelai rambut pink Britney yang menjuntai hingga lantai.
Drew menyusupkan jemarinya dalam tirai sutra berwarna pink Britney dengan sayang.
"Sstth, jangan menangis. Aku akan menghukum rubah bodoh yang menyentuhmu hingga membuatmu menangis," rayu Drew yang berusaha menenangkan Britney. "Rubah itu memang suka jahil tapi aku tidak menyangka jika dia akan membuatmu menangis. "
Neiji, Adrian, Louis,"..."
'My lord, penyebab gadis itu menangis adalah dirimu,' batin mereka bertiga.
Britney masih membenamkan wajahnya di d**a Drew. Samar-samar ia mencium aroma tubuh Drew yang memabukkan. Aroma memikat sejenis feromon untuk menarik perhatian lawan jenis tak bisa ditepis oleh Britney. Hal tersebut menghentikan rasa takut dan tangisnya.
"Akh kenapa wajahku memanas?' batin Britney. Dia kemudian memegang dadanya. "Lalu dadaku tiba-tiba berdebar kencang,' keluh Britney.
Ia merasa jika ada yang salah dengan dirinya. Seumur hidup semenjak dia dilahirkan beberapa bulan yang lalu baru kali ini ia mendapat hal aneh di dadanya. Membuat emosinya tidak stabil, dari yang menolak dipegang-pegang Drew menjadi ingin dipegang-pegang.
Sebesar apapun Drew membenci darah vampire yang mengalir padanya, keistimewaan dari vampire masih tetap melekat padanya. Salah satunya adalah daya tarik seksual yang telah mengakibatkan ribuan wanita klan dunia kegelapan berubah menjadi abu. Sungguh sial bagi wanita itu karena tidak mengetahui kutukan Drew. Setelah berfantasi hingga berdandan mati-matian bahkan memakai baju minim mereka hanya berakhir menjadi abu.
Hanya Britney satu-satunya makhluk yang hidup setelah mencium aroma ini sekaligus menyentuh dirinya. Semakin lama Britney mencium aroma Drew semakin kuat keinginannya untuk menempel pada d**a Drew. Efek dari tingkah Britney yang kini memeluk erat dirinya, Drew jadi bisa merasakan benda bulat yang merangsang keingintahuannya.
Sedangkan efek dari aroma Britney bagi Drew tidak akan bisa dibayangkan sebelumnya oleh Drew. Bahkan dalam seribu tahun Drew tidak pernah merasakan bagaimana rasanya tidak berdaya walaupun mempunyai kekuatan yang menggetarkan tiga dunia.
'Ngomong-ngomong ternyata dadanya terasa kenyal dan... Empuk,' batin Drew. 'Benar, sangat kenyal. Lebih lembut dari pipinya. '
Drew hampir saja mimisan karena tubuh Britney yang menempel erat padanya.
>
Di sebuah menara tua yang terletak di tengah hutan, seseorang dengan memakai hodie tengah mendengarkan laporan dari salah satu mata-matanya. Pria berwajah tampan namun dingin itu mendengarkan dengan seksama laporan yang menurutnya mampu membuat klan pure blood vampire berjaya kembali.
"Jadi Drew sekarang memiliki kelemahan?" Tanya Furge dingin.
"Benar, Tuanku. Seorang gadis dari bangsa peri berhasil mempengaruhi hati sang penguasa," jawab mata-mata tersebut.
"Awasi terus gadis itu, jika waktunya tiba kita culik dia dan menjadikan peri itu alat untuk menghancurkan Drew," perintah Furge.
"Baik," jawab sang mata-mata.
"Pergilah dan siapkan penculikan peri itu."
Set
Dalam sekejap mata mata-mata itu menghilang dari pandangan Furge.
Senyum kejam terlukis di bibir pria berwajah dingin tersebut. "Fufufu akhirnya, hahaha akhirnya balas dendamku akan terwujud!"
"Hahaha akhirnya... Drew tunggu saat-saat kematian mu!"
Krak
Gelas emas berisi darah segar retak akibat remasan tangan Furge. Kebencian...hanya kebencian yang ia rasakan selama sisa hidup hidupnya. Kebencian yang ia pupuk terhadap Drew yang telah membantai hampir seluruh klan pure blood vampire dan membuatnya hidup menyedihkan.
Dari sekian ribu klan vampir berdarah murni, hanya beberapa puluh vampire yang berhasil lolos. Furge adalah salah satu vampire yang lolos itu. Seandainya waktu pertempuran di padang kematian Furge tidak segera menyelam ke dasar pasir bisa dipastikan dia ikut terpanggang oleh petir Drew yang mengerikan.
Selama persembunyiannya, Furge telah merubah manusia menjadi vampir. Meskipun dia merasa jijik dengan para vampir buatan itu tapi mereka bisa dijadikan alat untuk bertempur dengan klan dunia kegelapan.
Terlebih saat ini Furge juga melakukan penelitian untuk menjadikan vampir menjadi makhluk mutan. Itu semua demi membalas dendam. Ambisinya seakan tidak memperdulikan jika makhluk mutan itu nantinya akan menghancurkan tatanan tiga dunia atau tidak.
Tap tap tap
"Suamiku..." panggil wanita cantik berwajah pucat yang hampir mirip dengan Drew. Dia menurunkan hampir seratus persen wajahnya pada Drew.
"Maria..."
Dengan gerakan anggun Maria melayang ke arah Furge. Kemudian menaruh kepalanya pada paha Furge yang sedang duduk. Furge menyambut kedatangan Maria dengan menelusuri pipi dingin istrinya itu.
Sosoknya kini tidak seperti dahulu. Wanitanya itu mampu menumbuhkan sayap kelelawar hasil dari penelitian manusia yang mereka pekerjakan.
"Karena aku... vampir berdarah murni hampir musnah, karena aku melakukan perjanjian terkutuk itu aku harus melahirkan putra berdarah kotor," ucap Maria.
"Itu adalah perintah ku jadi yang benar-benar bersalah adalah aku,'' jawab Furge.
"Karena Drew kita harus bersembunyi di menara tua ini, bahkan dinding menara ini sudah mulai retak dan berlumut," keluh Maria.
"Bersabarlah, kita tidak bisa membiarkan pupa vampire kita tanpa pengawas. Jika kau mau kau bisa pindah ke kastil di bukit," kata Furge.
Maria mengangkat wajahnya. "Tidak suamiku, aku akan tetap disini untuk melihat para pupa vampir menetas dan menghancurkan Drew."
Maria begitu emosional hingga taringnya muncul bersamaan dengan matanya yang berubah merah.
''Saat itu tiba aku ingin mandi dengan darah Drew, " lanjut Maria.
>
Louis terus melolong sedih karena hukuman Drew. Dengan menahan rasa tidak adil karena disalahkan sebagai penyebab menangisnya peri itu, Louis harus berubah menjadi rubah dan tidak boleh menjelma menjadi manusia. Namun apa daya, Drew adalah penguasa negeri bayangan jika dia bilang penyebab utama menangisnya Britney adalah dirinya bearti dirinya yang bersalah. Seperti pepatah, jika Lord tidak pernah salah, dan jika Lord salah maka peraturan pertama tetap berlaku untuk membenarkan tindakan Lord yang salah.
"Ini tidak adil," rintih Louis.
"Rasakan, kami hampir mati karena ulah bodohmu. " Adrian melotot pada Louis. Dia sangat jengkel dengan kebodohan rubah ini.
"Mana aku tau jika Lord Drew ternyata jatuh cinta pada seorang peri. " Louis membela dirinya.
"Itu karena kau terus bermain-main sehingga tidak mengetahui rumor yang beredar akhir-akhir ini. "
"Jadi benar jika Lord Drew jatuh cinta pada peri? Merekakan berasal dari dunia lain. Bukankah itu membahayakan kehidupan peri itu? " tanya Louis.
Adrian mengangguk. Mata hitamnya menatap Louis yang sedang dihukum. "Aku juga berpikir demikian, tapi peri itu mampu menyentuh Lord Drew tanpa terbakar. Jadi aku merasa jika peri itu adalah takdir Lord Drew. '
Louis terdiam. "Jadi itu sebabnya. Pantas saja Lord Drew memperlakukan peri itu begitu lembut. Aku bahkan melihat sorot lembut di matanya yang dulu dipebuhi aura membunuh. "
"Kita lihat saja nanti. Lagi pula Lord Drew tidak pernah berhubungan dengan seorang gadis. "
"Yah, kau benar. "
Tbc