48

1041 Words

"Kalian belum menemukan Roni juga?" Suara rendah dan berat Abrawan membuat salab seorang anak buahnya hanya bisa menundukkan kepala, antara hormat sekaligus takut moncong senajata api di tangan Abrawan akan diarahkan padanya sebab apa yang akan dikatakannya ini bukanlah sesuatu yanh akan Abrawan suka. "Belum." "Lalu anak itu?" Anak buah Abrawan memejamkan mata dan dengan penuh penyesalan menjawab, "belum juga." Dor! Abrawan menarik pelatuk, lurus menuju bidang target tembak yang berada puluhan meter di depannya. Abrawan menembak berulang-ulang, seolah mata senjanya tak mempengaruhi kemampuannya dalam menggunakan senjata api. Abrawan selalu melakukan ini saat suasana hatinha sedang tidak baik, entah itu marah atau tengah mempertimbangkan sesuatu. Satu-satunya pelampiasan paling aman,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD