Yumna sedang duduk di depan cermin, ia memandangi pantulan dirinya yang sedikit panglin dengan make up dan balutan kebaya putih sederhana yang melekat ditubuhnya. Seseorang datang mengetuk pintu kamar yang Yumna tempati, ia membawa bungkusan yang berisi camilan dan beberapa botol minuman. Dengan polosnya Yumna menerima semua pemberian orang tersebut, karena ia pikir itu dari Angga atau pihak hotel. Tanpa rasa curiga Yumna membuka botol minuman lalu segera meneguknya hingga tanda, karena memang sejak tadi tenggorokannya terasa kering sekali. Tak butuh waktu lama mata Yumna mendadak terasa berat, hingga akhirnya ia tergeletak tak sadarkan diri. Dari balik pintu dua pasang mata yang sejak tadi sudah memperhatikan Yumna tersenyum puas, mereka segara bergegas masuk dan mengangkat tubuh Yumn

