Bab 18

2280 Words

Semalaman aku berpikir mengenai rencana hidupku ke depan. Akan tinggal di mana selanjutnya. Tidak mungkin aku akan menumpang selamanya di rumah Uwa. Meski Uwa sudah seperti orang tua kandungku sendiri, tapi tetap saja aku merasa sungkan jika berlama-lama tinggal di sini. Aku kembali menguap entah untuk keberapa kali. Tidur hanya beberapa jam saja, membuat mataku susah sekali untuk terbuka. Meski begitu, kupaksa tubuh ini untuk bergerak menuju kamar mandi, walau dengan mata setengah terpejam. Di dapur, aku bertemu dengan Uwa Suryani yang tengah memasak. Aku menyapa singkat beliau sebelum menuju kamar mandi yang memang berdekatan dengan ruangan dapur. “Masak apa, Wa?” tanyaku begitu keluar dari kamar mandi. Aku berjalan ke arah Uwa yang sibuk mengaduk masakan di kuali. “Ini, tumis buncis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD