awal

906 Words
"ganteng sih iya, cuma kendaraan nya itu loh. Masak cuma sepeda doang!" "Jangan salah sist, itu sepeda mahal tau." "Masak sih?" "Halah gue juga bisa beli tu sepeda, paling juga sejuta cih." "TARIK SIST!" "SEMONGKO." Rafa beserta teman-teman nya melirik kearah kumpulan para wanita disamping nya. "Sepeda gue emang keliatan jelek dimata Lo, tapi asal Lo tau.. harga sepeda itu lebih mahal dibanding harga diri lo." Rafael Reuno, lelaki kaki baja. Setiap hari selalu mengayuh sepeda hingga sampai ke parkiran sekolah. "Sorry sin, temen gue mulut nya emang suka bener wqwq.." Seru Bintang lalu merangkul pundak Rafa tak lupa diikuti Vernon dan Kenan. Vernon hanya diam, namun matanya memancarkan bahwa ia tidak suka dengan gadis itu. Sedangkan Kenan, lelaki itu stay dengan sikap cool nya. Mereka ber-empat adalah lelaki dengan kesempurnaan duniawi. Kaya? Jangan ditanya, Kenan itu anak pengusa kaya raya. Ibu nya salah satu desainer ternama dengan kekayaan 2,520,963 USD/ per tahun. Bisa dibayangkan? Nah kalau Vernon, ayah nya sebagai pemilih tambang mas di kalimantan. Ibu nya hanya sebatas ibu rumah tangga, namun diperkirakan kekayaan Kenan dengan Vernon itu tidak beda jauh. Kalau Bintang, papa nya sebagai Mentri pendidikan sedangkan mama nya bekerja sebagai Dosen di salah satu universitas luar negri. Jadi Bintang tinggal sendirian dengan papa nya. Jika ia kangen dengan mama nya, ia bisa langsung pergi ke luar negri. Lumayan sambil liburan. Ke tiga teman nya sudah, sekarang tinggal Rafael Reuno. Dari ketiga teman nya dia lah yang paling mencolok. Mencolok dalam tingkah nya yang konyol, serta ke goblokan nya yang haqiqi. Soal harta Rafa tidak pernah menunjukan kepada teman-teman nya. Bahkan ia tidak pernah sekali pun mengajak teman teman nya untuk main kerumah, alasan nya ia tidak betah lah atau orang tua nya tidak ada dirumah. "Raf! Bolos lah yuk. Cape gue diliatin sama mis Jeni, mana bibirnya kayak abis disengat lebah gitu." Rafa menoleh kearah Bintang, lalu menonyor kepala bintang dengan gemas. "Bokap lo nangis liat anak nya kayak gini, tapi ide Lo engga terlalu buruk juga. Let's go bolos!" Teriak Rafa, ia nyengir menatap teman-teman nya. Kenan, Vernon, Bintang dan Rafa melangkah ke kantin untuk mengisi perut. Mereka melepaskan kancing baju paling atas. Kalau kata Kenan mah Gerah boy! "Gimana kabar Senja fa?" Rafa mengerutkan dahi nya, "ngapain lo nanyain pacar gue? Naksir ya lo? Dosa tau nikung pacar sahabat sendiri." Ujar Rafa, sedangkan Vernon memilih diam. "Iya ya, gimana kabar doi gue fa? Lama banget dia bolos. Ga kangen apa sama gue?" Ujar Bintang tanpa dosa, sedangkan Rafa sudah siap ingin menggeplak kepala bintang dengan kotak tisu. "Dia sakit?" Sekarang giliran Kenan. "Katanya sih gitu, tapi ga tau bener atau engga." Jawab Rafa, selama pacar nya tidak sekolah ia jarang menerima pesan atau pun telfon. Ingin sekali ia menangis seperti remeja-remaja lain nya tapi air matanya tidak mau turun:( "Aelah! Samperin kerumah kek. Itu si senja pasti sakit beneran, ya kalik boongan. Orang udah 3 hari lebih ga masuk sekolah."ujar Bintang gemas. "Paling besok juga sekolah, gue yakin dia ga bakal mati. Paling tipes doang, kan suka begadang ngerjain tugas. Padahal tugas engga punya salah, ngapain di kerjain?" "Serah deh!" "Mati aja lo fa!" "Pindah planet Sono! Ga ikhlas gue berbagi oksigen sama orang tolol." Ucap Vernon membuat Bintang histeris. "Pedes sekali Bun mulutnya, minta di eummmm.." "Jijik banget k*****t!" Gelak tawa terdengar keras, Vernon yang merasa jijik akan tingkah bintang membuat hiburan tersendiri untuk Kenan dan Rafa. Mereka masih tertawa terbahak-bahak sampai lupa jika di belakang mereka ada Mr.Simon dengan penggaris besi ditangan. "Hm!" Rafa yang pertama sadar, ia memberi kode untuk Kenan. Kenan yang mengerti pun berusaha memberi kode ke Vernon dan Bintang. Naas mereka tidak paham, Raga dan Kenan hanya bisa menghela nafas. Kali ini hukuman apa yang mereka akan terima? "RAFA, KENAN, BINTANG, VERNON! IKUT SAYA KELAPANGAN!" "Siap komandan!" Ucap mereka bareng, tangan mereka hormat. d**a dibusungkan seperti anak-anak paskib semestinya. Hosh..hosh..hosh.. "Mr. Simon, Capek!" Teriak Bintang. "Iya Mr, Nafas ini seperti ditarik habis sama Vernon. Dia kayak nya ga mau berbagi oksigen sama saya, sampe oksigen bagian saya dikuras abis." Keluh Rafa, kaki nya sudah lemas. Mereka mengelilingi luas nya lapangan dengan terik matahari yang setia menyinari kegantengan mereka sekitar 53 putaran. "Mr. Simon saya adukan ke papa loh, dengan tuduhan memberikan hukuman yang tidak wajar untuk anak sekolah.. Bisa kena denda+dipenjara loh." Teriak Bintang "Saya dukung Bintang Mr! Papa saya pasti siap membantu jika anak kesayangan nya disiksa seperti ini."ucap Kenan, muka nya sudah memerah menahan kesal. Keringat membasahi tubuh nya. Kaos yang ia kenakan sudah basah membuat ia semakin kesal. "Walaupun saya masih kuat lari 100 putaran lagi, tapi kalau kayak gini cara nya.. saya bisa tuntut Mr. Simon loh!" Ucap Vernon dengan raut wajah datar. Ia kasian melihat teman teman nya yang sudah loyo, muka nya juga terasa terbakar. "Ck, kalian ini. Bisanya cuma mengancam staf dan guru disekolah. Cuma Rafael yang ga pernah ngancem, seharusnya kalian ikutin dia. Jangan ngancem Mulu kerjaan nya!" Ucap mr. Simon, sedangkan Rafa hanya diam memandangi muka Mr. Simon guru BK nya. Rafa mengeluarkan handphone, mengetik kan sesuatu. Berberapa menit kemudian, handphone Mr.simon bunyi. Ia menghela nafas lalu menyuruh ke empat siswa nya itu untuk berteduh. Bukan sekali dua kali Mr. Simon menghukum ke empat murid bandel nya ini. Selama 3 tahun menetap sebagai guru BK, Mr Simon selalu menghukum ke empat siswa itu. Entah karena bolos, berkelahi atau pun ngokar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD