Kenyataan yang menyakitkan ?

1305 Words
Ruang osis SMA Hanyoung saat ini tengah di penuhi oleh siswa siswi yang telah di nyatakan lolos menjadi anggota osis baru, Seo woo dan Minho termasuk ke dalamnya dan saat ini sedang memperhatikan Tae kyung dalam menyampaikan peraturan apa saja yang berlaku di sekolah yang di pegang oleh osis sendiri. Perhatian Seo woo tertuju bukan pada omongan Tae kyung melainkan wajah tampan pria itu, Minho yang menyadari aksi Seo woo langsung menyenggol lengan gadis itu agar hilang fokus. Seo woo meliriknya dengan tatapan sinis seraya mengancamnya untuk tidak main-main. " Baiklah, itulah tadi beberapa aturan yang berlaku dan ku harap anggota baru yang bergabung dapat mematuhinya sebaik mungkin. Adapun pembagian bidang akan di lakukan besok sepulang sekolah, maka dari itu persiapkan diri kalian. " Ucap Tae kyung dengan tegas. " Siap kak. " Seru anggota baru yang lainnya. Satu persatu anggota baru mulai meninggalkan ruangan itu, kecuali Seo woo yang tiba-tiba di panggil oleh Tae Kyung untuk membicarakan sesuatu. " Ada apa Sunbae memanggilku.? " Tanya Seo woo dengan wajah yang tersipu malu. " Apa kau ingin masuk di bidang yang kau inginkan.? " " Aku boleh memilih bidang apa saja yang ku inginkan.? " " Tentu saja. " " Tapi kenapa? Yang lain mungkin akan protes nanti. " " Aku akan memasukkan nama mu saat penentuan nanti, jadi kau bisa memilih bidang apapun itu. " Seo woo sangat senang dapat di perlakukan dengan spesial oleh pria yang di sukai nya itu, tanpa berlama-lama Seo woo pun meminta untuk masuk ke dalam bidang acara dan langsung di setujui oleh Tae kyung saat itu. *** " Cho Seo woo, ada yang mencari mu. " sahut teman kelas Seo woo membuat gadis itu menoleh ke arah pintu masuk. " Oppa.?" Ucap Seo woo terkejut melihat kehadiran kakaknya yang berdiri di ambang pintu kelas. " Kenapa Kyung woo oppa bisa datang kemari.? " Tanya Byeolim yang ikut terheran dengan keberadaannya. Seo woo kemudian menghampiri kakak laki-lakinya itu dengan tampang terkejut, Kyung woo berhasil menarik perhatian semua siswi mulai dari kelasnya hingga kelas lain. Siapa pun pasti akan langsung terpesona dengan ketampanannya itu sehingga membuat Seo woo menarik kakaknya menjauh dari keramaian. " Kenapa kau sampai datang di kelas ku sih.? " Ketus Seo woo. " Aku di suruh ayah menjemput mu sekarang. " Balas Kyung woo lirih. " Kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi.? " " Entahlah, aku juga masih belum tahu. " " Aku sudah menelpon wali kelas mu dan beliau mengizinkan mu untuk pulang lebih awal hari ini. " Lanjut kyung woo. " Jangan-jangan, perjodohan itu.? " Ucap Seo woo seketika tubuhnya lemah tak berdaya. " Maafkan aku Seo woo, tapi kau harus kesana sekarang, atau ayah akan marah padamu. " " Aku tidak mau pergi, itu pasti perjodohan yang mereka katakan waktu itu. " Tolak Seo woo ketus. " Seo woo, jangan seperti itu, kau harus pergi dan mengatakan kepada mereka kalau kamu tidak ingin perjodohan ini dan bukannya melarikan diri. " Lontar Kyung woo seketika membuat Seo woo berubah pikiran. " Kalau begitu tunggu aku di mobil, aku akan mengambil tas ku dulu." ucap Seo woo langsung di balas anggukan pelan dari kakaknya. *** Seo woo kembali terheran saat Kyung woo berhenti di sebuah butik, pria itu turun dan membuka pintu untuk adiknya yang selama ini bahkan tidak pernah di lakukan olehnya. " Kenapa kita berhenti di sini.?" " Sebelum menemui ayah, dia berpesan padaku untuk ke butik ini, turuti saja karena aku juga hanya sebagai pesuruh nya saat ini. " Lontar Kyung woo terlihat memelas. Seo woo hanya bisa pasrah, sebentar lagi ia akan bertemu dengan pria yang akan di jodohkan dengannya. Rasanya saat ini ia begitu ingin melarikan diri, tapi jika lari sekarang maka Kyung woo akan mendapat masalah nantinya. Busana berwarna merah maroon menjadi pilihan Seo woo saat itu, dan setelah mengganti pakaiannya pemilik butik mengerahkan tata riasnya untuk merias rambut dan wajah Seo woo. Semua itu sudah di perintahkan langsung oleh ayah mereka sehingga tak ada yang perlu di khawatirkan lagi. " Seo woo pasti akan sangat terkejut jika mengetahui yang sebenarnya. " Benak Kyung woo menatap adiknya dengan tatapan sayu. *** Tiba di sebuah hotel Bintang lima yang berkelas membuat Seo woo melangkahkan kaki dengan berat, sikap kakaknya pun nampak berbeda dari biasanya. Perasaan Seo woo mulai tak karuan dan saat ini ia hanya mengikuti arah langkah kaki Kyung woo yang mulai memasuki gedung besar itu. Mereka kemudian di sambut oleh staf hotel menuju lantai 10 di mana lantai itu di gunakan sebagai reservasi untuk restoran kelas atas. Mereka tiba di satu ruangan yang di mana di dalamnya sudah ada orang tua mereka, saat Kyung woo membuka pintu ia mempersilakan Seo woo untuk masuk duluan. Dan taraa… Seo woo nampak terkejut melihat kedua orang tuanya dan dua orang tua lain, dimana mereka adalah dokter yang memberikan berlian padanya saat ulang tahun. Dan sekarang Seo woo paham alasan dokter itu memberikan benda semahal itu kepadanya, dan ada yang paling membuat Seo woo terkejut adalah kehadiran Jae hoon yang saat ini menatapnya dengan senyum yang merekah. " Selamat datang Putri kami yang sangat cantik. " Sambut Ki woo ( Ayah Seo woo ) dengan penuh semangat. " Ada apa ini? Kenapa ada Ahjussi di sini.? " Tanya Seo woo benar-benar di buat kebingungan. " Ahjussi.?" Ucap Hoseok ( Ayah Jae hoo ) bingung melirik Seo woo dan Jae hoon bergantian. Kedua orang tua Jae hoon memang tak mengetahui akan kebohongan Jae hoon dalam mendekati Seo woo kemarin sehingga mereka terlihat bingung dengan nada bicara Seo woo saat itu. Ibu Seo woo kemudian bangkit dan memberikan pengertian pada putrinya untuk bersikap baik di hadapan keluarga Jung, setelah mendapat arahan dari ibunya barulah Seo woo tenang dan ikut duduk di sebelah orang tuanya. " Jadi bagaimana dengan persiapan pernikahan ini, apa kalian sudah siap menyatukan mereka dalam waktu dekat. ?" Seru Hoseok. " Mungkin lebih cepat lebih baik. " Sambung Ki woo kemudian. " Soal tempat, bagaimana kalau kita mengadakannya di pulau Jeju sekalian berlibur." Saran Hyesun ( ibu Jae hoon). " Pernikahan, kenapa? Kenapa mereka membahas semua itu dengan mudah tanpa memikirkan perasaanku? Kenapa? Apa aku di lahir kan untuk mengalami semua paksaan yang menyebalkan ini, ada apa dengan ekspresi mereka? Bahkan tak ada yang memperdulikan ku, tunggu dulu.., jadi selama ini Ahjussi itu adalah pria yang di jodohkan denganku? Tapi kenapa dia berpura-pura sebagai supir pribadi ayah? Apa dia sengaja? Kenapa semua orang sangat menyebalkan. " Batin Seo woo yang mulai memberontak dalam benak dan pikirannya. Brakkk…. Seo woo menggebrak meja dengan keras dan membuat semua perhatian tertuju padanya. " Kenapa kalian tidak menanyakannya padaku dulu? Apa begini cara orang dewasa memutuskan sesuatu seenaknya.? " Sahut Seo woo dan menatap mereka satu persatu. " Seo woo jaga ucapan mu. " Lontar Ayahnya tegas. " Bukannya yang seharunya di jaga adalah ucapan kalian semua? Kalian benar-benar orang dewasa yang egois, aku menolak perjodohan ini, aku tahu ayah dan ibu menginginkan perjodohan ini agar rumah sakit itu menjadi milik kalian sehingga kalian bisa menguasainya kan, aku sudah sering mendapat kisah seperti ini di film ataupun drama, mereka menjodohkan anak mereka karena urusan bisnis tanpa memikirkan perasaan anak mereka. Untuk itu ku tekan kan sekali lagi kalau aku tidak akan menerima… " PPakkkkk.. Satu tamparan keras berhasil mendarat di wajah Seo woo, seisi ruangan terkejut menyaksikannya. Ayah Seo woo benar-benar emosi dan memarahi putrinya saat itu juga. " Anak kurang ajar, aku membesarkan mu tidak untuk bersikap kurang ajar pada orang tua.!! " Seo woo menatap ayahnya dengan tatapan tajam dan berkaca-kaca, sebisa mungkin ia mencoba untuk tidak menangis di tempat itu. " Ayah sudah berubah, aku benci kalian semua." Teriak Seo woo dan berlari meninggalkan ruangan itu. " Seo woo..Cho seo woo kembali ke sini ." Sahut Ki woo namun tak membuat gadis itu berhenti melangkah pergi. Saat Kyung woo hendak mengejar adiknya, tiba-tiba saja Jae hoon menahan langkahnya. " Biar aku saja yang membujuknya. " dan Jae hoon pun segera berlari mengejar kepergian Seo woo. " Maafkan sikap putriku," Ucap Ki woo menundukkan kepalanya di hadapan Hoseok dan Hyesun. " Tidak masalah, lagi pula kita sebagai para orang tua seharusnya memahami perasaan mereka dulu, mungkin Seo woo masih terkejut sehingga pikirannya kacau hingga mengatakan kata-kata seperti tadi. " Balas Hoseok.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD