Lampu Hijau untuk Seo woo ?

2166 Words
Sepulang sekolah Seo woo terpaksa harus pergi dengan Minho untuk mengecek kostum yang akan mereka sewa pada festival nanti, karena dengan pergi bersama Minho saat itu membuat dua sahabatnya lupa akan pembahasan mereka sebelumnya. Dengan begitu Seo woo dapat memikirkan alasan yang tepat agar mereka percaya nanti, setidaknya itu yang terbaik saat ini. " Seo woo.. Seo woo.. Oii Cho Seo woo. !!!" Panggil Minho berhasil membuyarkan lamunan Seo woo. " Hmm…, ada apa.? " Tanyanya dengan wajah yang kebingungan. " Kita sudah sampai di toko yang kau maksud. " balas Minho menunjuk ke arah toko yang membuat Seo woo menoleh meliriknya. Seo woo bahkan tak sadar sudah tiba di butik langganannya ketika dirinya sibuk memikirkan alasan untuk Byeolim dan Minju nantinya. " Apa yang kau pikirkan, kau terlihat pucat. " komentar Minho sebelum mereka turun dari mobil. " Aku baik-baik saja, sebaiknya kita cepat masuk ke toko itu. " Ajak Seo woo mulai membuka pintu mobil di ikuti Minho dari pintu sebelahnya. Keduanya pun memasuki toko sewa busana untuk melihat-lihat apakah di toko itu ada busana yang di cari oleh Seo woo apa tidak, sebelumnya ia telah berbohong pada Tae kyung bahwa busananya sudah ada sehingga ia segera mencari busana tersebut agar kebohongannya tidak ketahuan. Saat memilih-milih busana, Minho diam-diam memperhatikan Seo woo dari tempatnya berdiri. Pria itu masih saja terpesona dengan gadis seperti Seo woo, bahkan ini tahun ke empat Minho jatuh hati pada gadis itu. Tapi sampai sekarang ia bahkan tidak di akui sebagai teman oleh Seo woo sendiri, meskipun dirinya sudah merubah diri dan mendapatkan kepopuleran tapi Seo woo tak meliriknya sama sekali. Setelah mendapat kostum yang akan di gunakan nanti, Seo woo pun menyewanya dari pemilik toko. Soal pembayaran Minho yang sebelumnya ingin ikut membantunya memberikan setengah pembayarannya pada Seo woo meskipun Seo woo sempat menolak tetapi pria itu tetap ngotot untuk memberikannya. Begitu mereka selesai menyewanya dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil, Seo woo pamit pulang dengan memberhentikan taksi yang kebetulan lewat saat itu. Minho menahan langkahnya ketika Seo woo hendak pergi dan membuat gadis itu menoleh dengan wajah kebingungan. " Ada apa lagi.? " Tanya Seo woo melepas tangannya dari Minho. " Apa kita tidak bisa menjadi teman saja ? Selama ini aku sudah sering menyatakan perasaanku padamu tapi kau tidak pernah menggubrisnya, maka dari itu apa kita tidak bisa berteman saja, Aku ingin menjadi temanmu. " Ucap Minho dengan wajah penuh harap. " Tidak bisa, karena aku tahu kau sendiri memiliki perasaan terhadapku mana mungkin kita bisa berteman. " Jawab Seo woo seketika membuat Minho memelas. " Aku bisa menyampingkan perasaanku padamu, lagi pula kita sudah kenal cukup lama bukan. " " Tetap seperti itu, jangan mengikuti ku lagi. " Lontar Seo woo tak menggubris omongan Minho barusan. Seo woo memutar tubuhnya memasuki taksi yang di panggilnya barusan kemudian meninggalkan Minho yang hanya dapat terdiam menatap kepergian Seo woo saat itu. ♕♛ Menjadi seorang dokter di bidang spesialis jantung bukan hal mudah bagi Jae hoon, menjadi seorang dokter hebat di usia muda dan mendapat pengakuan dari para professor telah membuktikan kehebatan dari seorang pria bernama Jung Jae hoon. selama ini belum ada pasien yang gagal dalam pasca operasi yang di tangani olehnya dan hal itu juga yang menjadikan Jae hoon dokter muda berbakat yang menangani kasus operasi jantung terbanyak tanpa kegagalan sama sekali. Hari ini Jae hoon kedatangan pasien anak laki-laki yang mengidap Aritmia, melihat usia sang anak yang masih menginjak usia 8 tahun membuat Jae hoon merasa kasihan padanya. Di usia semuda itu sang anak laki-laki tersebut harus mengidap penyakit jantung yang cukup berbahaya. " Anyeong Jung woo-ya, hari ini dokter boleh mengambil darah Jung woo, sedikit saja supaya dokter bisa tahu penyakit Jung woo seperti apa. " Ucap Jae hoon penuh kelembutan untuk mendapatkan hati sang anak. Anak laki-laki yang bernama Jung woo itu langsung menyodorkan tangannya pada Jae hoon sehingga membuat Jae hoon tersenyum senang, selanjutnya Jae hoon menyerahkan tugas itu pada tim perawat departemen bedah toraks. Melihat Jung woo yang tak menangis saat darahnya di ambil membuat Jae hoon terus menerus memuji anak itu, sebaliknya ibu yang mengantar Jung woo lah yang menangis melihat putranya saat ini. " Tenang saja nyonya, Jung woo pasti akan baik-baik saja. " Sahut Jae hoon seakan memberi semangat pada orang tua si anak. " Baiklah, sudah selesai, Jung woo anak baik." Ujar perawat Nam tersenyum lebar ke arah Jung woo. " Hasilnya akan keluar besok, dengan begitu besok kita bisa tahu apakah Jung woo harus melakukan operasi atau tidak. " Jelas Jae hoon kemudian. Ibu Jung woo menundukkan kepalanya seraya mengucapkan terima kasih pada Jae hoon, begitu pun dengan Jung woo yang sangat sopan meminta bantuan pada Jae hoon untuk menyembuhkannya. Dan setelah mereka pergi, perawat Nam di minta untuk membawa sampel darah itu ke laboratorium untuk segera di tangani. Karena sudah tak ada pasien yang melakukan pemeriksaan lagi, Jae hoon pun memutuskan untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 9:00 malam dan ia memikirkan Seo woo yang mungkin belum makan malam sehingga membuatnya bergegas pulang. ♕♛ Seo woo merasa sangat lapar malam ini, tak ada makanan di rumah sedangkan dirinya tak bisa masak sama sekali. Jika ada Jae hoon mungkin pria itu sudah membuatkan makan malam untuknya, tapi Seo woo tidak ingin terlalu bergantung pada pria itu meski dirinya sudah menikah, Seo woo ingin kehidupannya tetap seperti dulu tanpa ada yang benar-benar perhatian seperti Jae hoon. Di luar sedang hujan dan Seo woo tidak bisa memesan makanan cepat saji, terpaksa ia mencoba memasak sendiri. Di dalam lemari es tersedia berbagai macam makanan yang belum di olah, gadis itu mengutuk dirinya sendiri karena tidak pandai dalam hal memasak. " Bikin omelet saja. " Seo woo mengambil dua butir telur dan beberapa daun bawang, tomat dan wortel untuk di satukan ke dalam omeletnya. Saat hendak memecahkan telur ke dalam wadah, karena terlalu kuat memecahkannya akhirnya isi telur tersebut berceceran kemana-mana. Dalam hal memecahkan telur saja ia tak pandai, bagaimana dengan menggorengnya nanti. " Apa yang kau lakukan.? " Sahut seseorang seketika membuat Seo woo tercekat. " Memasak, aku lapar.! " Balas Seo woo dengan wajah menahan malu. Jae hoon yang baru saja pulang saat itu melihat kondisi dapur yang di buat kacau oleh Seo woo, ia menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan. " Aku bawa makanan dari rumah ibumu, kebetulan aku mampir membawa sesuatu ke sana dan beliau menitipkan ini untuk kita makan bersama. " Tanpa menunggu waktu lagi, Seo woo meninggalkan semua kekacauannya dan beralih ke meja makan saat Jae hoon mulai menyiapkannya. " Aku sangat merindukan masakan ibuku. " decak Seo woo dengan mata yang berbinar. Malam ini akhirnya ia dapat menikmati makanan enak tanpa harus capek-capek membuatnya, Seo woo mengakui semua ini karena keajaiban dan bukan karena Jae hoon. ♕♛ Gadis itu menatap gedung besar di depannya dengan mata yang berbinar, tulisan besar yang terpampang jelas di atas gedung bertuliskan KeyEast Entertainment membuat jantungnya tak berhenti berdetak dengan cepat. Akhrinya hari yang di nantikan tiba juga, hari di mana dirinya akan melatih bakat aktingnya bersama para trainee lainnya. Seo woo sudah tak sabar untuk segera bergabung dengan sesama trainee lainnya, dan ketika ia masuk ke dalam, seluruh trainee bersatu di dalam sebuah ruangan khusus di mana sebelum itu mereka akan memperkenalkan diri masing-masing pada sesama trainee baru dan lama yang bernaung di agensi tersebut. Bagi para trainee baru yang bergabung sudah berdiri di hadapan trainee lama, Seo woo merasa cukup gugup berdiri di atas sana. Namun kegugupannya berubah setelah melihat sosok Bae Jihyun yang duduk di kursi para trainee, Seo woo tak tahu kalau gadis itu sudah menjadi trainee lama di sana. " Hari ini kita telah kedatangan trainee baru yang berjumlah tiga orang, sebelum itu mari kita lihat perkenalan mereka terlebih dulu. " Ujar pelatih mereka yang bernama Yuri. " Di mulai dari yang berdiri di ujung kanan. " Lanjutnya kemudian. " Perkanalkan nama saya Kwon Byul." " Perkenalkan nama saya Nam Joo won. " Perkenalan singkat dari dua trainee lain selesai dan tiba saatnya untuk Seo woo memperkenalkan dirinya, sebelum itu respon dari para trainee lain membuat Seo woo semakin gugup. Mereka tampak penasaran dengannya karena dari ketiga trainee baru hanya Seo woo yang paling mencolok karena parasnya yang cantik sehingga menarik perhatian mereka semua. " Perkenalkan nama saya Cho Seo woo. " " Apa kau dari SMA Hanyoung.?" Trainee lama tiba-tiba melontarkan pertanyaan saking penasarannya dengan Seo woo. " Benar, saya dari SMA Hanyoung." Jawab Seo woo pelan. " Wah sama dengan Jihyun, apa kau mengenal gadis yang duduk di sana itu.?" Tunjuknya pada Jihyun yang duduk di kursi belakang. Seo woo menatap Jihyun yang saat itu ikut menatapnya juga, dia tak akrab dengan gadis itu hanya saja Seo woo tahu siapa Jihyun sebenarnya. " Wajahnya tidak asing, mungkin dia dari kelas lain." Jawab Seo woo terdengar santai. Pelatih Yuri menyudahi obrolan mereka dan kembali melanjutkan kelasnya, beliau meminta pada ketiga trainee baru itu untuk duduk di kursi mereka selagi dirinya menyampaikan materi pokok soal dasar menguasai peran yang baik dan benar ♕♛ Seo woo berjalan keluar gedung seorang diri, langkahnya baru saja berhenti setelah bertemu dengan Jihyun di lobby gedung. Mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Seo woo menghampiri gadis itu, entah mengapa ia begitu ingin bicara dengan Jihyun terkait soal Tae kyung dan dirinya. " Bisa kita bicara berdua.? " Tanya Seo woo terkesan dingin. " Hmmm.., ada apa.? " Balas Jihyun tak kalah dingin. " Ini soal Tae kyung sunbae, aku penasaran dengan hubungan kalian berdua, apa kalian benar-benar sudah putus.? " " Kenapa? Kau ingin bersamanya jika aku mengatakan sudah putus.? " " Apa-apaan jawabannya itu. " Benak Seo woo kesal. " Ternyata kau tidak sebaik yang di katakan orang, ku pikir kau adalah gadis yang baik ternyata semua itu adalah akting." Serang Seo woo seketika membuat ekspresi wajah Jihyun berubah. " Oh jadi kau mencaritahu tentang ku sejauh itu, apa kau merasa tersaingi oleh ku.? " Lontar Jihyun menatap Seo woo dengan tajam. " Tae kyung sunbae sudah salah memilih mu, kau bahkan tak pantas berada di sisinya. " Ucap Seo woo ketus lalu berjalan meninggalkan Jihyun yang tertawa melihat sikap Seo woo saat ini. " Kau terlalu polos, biasakan untuk tidak mengatakan sesuatu yang tidak kau ketahui kebenarannya. " Lontar Jihyun. " Apa maksudmu.? " " Lupakan saja, kau tidak akan mengerti. " Gadis itu berjalan dengan langkah cepat di tambah kekesalannya setelah berhadapan dengan Jihyun, emosi Seo woo sudah meluap dan membuatnya sangat jengkel hingga ingin menjambak gadis itu. " Tae kyung sunbae tidak boleh bersama gadis iblis seperti dia, tapi waktu itu sikapnya juga kasar di hadapan Tae kyung sunbae. Apa jangan-jangan dia terpaksa menjalani hubungan toxic seperti itu, apa yang harus ku lakukan sekarang.? " Seo woo mulai kebingungan setelah apa yang ia simpulkan barusan cukup masuk akal. ♛♕ Malam kembali hadir dengan indahnya sinar rembulan dan taburan milyaran Bintang yang ada di langit malam, seorang gadis terlihat mondar-mandir di kamarnya sambil sesekali melirik ponselnya. Antara iya dan tidak tengah di pikirnya saat ini, iya yang di maksud adalah mengirimkan pesan pada Tae kyung atau tidak untuk tidak melakukannya sama sekali. Sejak tadi Seo woo terus memikirkan cara untuk memisahkan Tae kyung dan Jihyun, di samping itu juga ia ingin tahu apakah mereka sudah putus atau tidak. Melihat sikap Tae kyung yang begitu peduli padanya terkadang membuat Seo woo yakin bahwa keduanya sudah putus, tapi di satu sisi juga Seo woo merasa mereka masih bersama hingga saat ini. " Aku tidak tahan lagi, aku harus menghubungi Tae kyung. " Ucap Seo woo menyambar ponselnya dan segera mencari nama pria itu di kontaknya. Ketemu, dan panggilan pun segera tersambung. Hanya menunggu beberapa detik saja dan Tae kyung sudah menjawab panggilan dari Seo woo. " Ada apa Seo woo, kenapa menelpon malam-malam.? " Tanya Tae kyung di seberang sana. " Begini, kostum untuk festival sudah ada dan kapan aku bisa membawanya ke sekolah.? " Seo woo terpaksa berbohong lagi karena tak tahu harus memulainya dari mana. " Kau bisa membawanya besok, lagi pula kau tidak perlu menanyakannya padaku jika ingin membawanya kau bisa langsung membawanya kan." Seo woo menepuk keningnya setelah ia merasa bodoh telah melakukan hal itu, semua kalimat yang di susunya beberapa saat lalu seakan menghilang setelah mendengarkan suara Tae kyung. " Kau ingin mengatakan sesuatu.? " Sahut Tae kyung berhasil membuat Seo woo tercekat. " Maaf kalau aku lancang, saat melihatmu dan Jihyun di ruang osis waktu itu, aku tidak sengaja melihat kalian bertengkar, apa kalian sudah berakhir.? " Tanya Seo woo mulai memberanikan diri. " Sebenarnya aku penasaran dengan hubungan kalian, tapi bukan maksud ku ingin ikut campur, hanya saja semua ini menggangguku, dan aku ingin tahu soal itu. " Lanjut Seo woo mulai merasa canggung. " Apa yang kau katakan Seo woo, dia tidak mungkin mau menjawab pertanyaan bodoh mu ini. " Benak Seo woo mulai memberontak. " Aku dan Jihyun sudah berakhir, sejak hari di mana aku merekrut mu menjadi anggota osis, bukannya aku sudah memberitahumu. " Jawab Tae kyung seketika membuat Seo woo malu setengah mati. " Tolong jangan pernah membahas soal dia lagi yah, kita bisa membahas hal lain yang lebih menarik. " Sambung Tae kyung. Kata-kata Tae kyung seakan menghipnotis Seo woo saat itu, ia tak berkutik entah merasa senang atau sedih. Seo woo tak bisa mengartikannya saat ini, dan begitu semua jelas mereka harus mengakhiri panggilan tersebut karena Tae kyung harus membantu ibunya. " Apa ini jackpot.? " Ucap Seo woo masih terkaget-kaget.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD