Kebohongan Seo woo. ?

1116 Words
Kehidupan setelah menikah tak membuat Seo woo merasa kehidupannya berubah, sama seperti sebelumnya, ia bisa menikmati waktu berkualitas bersama Minju dan Byeolim. Ke sekolah dan ke tempat les tanpa merasa khawatir sama sekali. Tapi semua itu entah sampai kapan akan bertahan, semua ini masih di awal dan kehidupan ke depannya siapa yang akan tahu. Saat ini, Seo woo hanya perlu fokus untuk menata hidupnya sebaik mungkin. Sebisa mungkin dirinya akan menjaga statusnya dari semua orang, sebagai calon artis di masa depan dirinya sudah harus bisa berakting dengan baik. Sepulang sekolah, Seo woo dan yang lain tak langsung pulang ke rumah masing-masing melainkan singgah di tempat karaoke untuk bernyanyi bersama. Sudah lama juga mereka tidak ke tempat itu, dan tempat langganan mereka bernyanyi nampaknya sudah banyak berubah. " Aku ingin menyanyikan lagu Blackpink Love savage, kalian dengarkan suara emas ku ini. " Ujar Byeolim penuh percaya diri. Seo woo dan Minju duduk bersebelahan dan memperhatikan Byeolim sahabat mereka mulai memutar lagu yang akan di nyanyikan olehnya, Byeolim memang seorang Kpopers garis keras. Hampir semua fandom di masukinya namun yang paling di sukai adalah boygroup asal SM Entertainment yaitu NCT, dan biasnya adalah Jung Jae Hyun. Suara Byeolim mendominasi ruangan, memang suaranya sangat Bagus sehingga dua sahabatnya menikmati setiap alunan yang di nyanyikan oleh gadis itu. Ketika Byeolim sibuk bernyanyi, Minju melirik Seo woo yang sangat menikmati lagu Byeolim. Sadar tengah di perhatikan Seo woo pun menoleh dan mengernyit heran dengan ekspresi wajah Minju. " Ada apa, kenapa kau melihat ku seperti itu.? " Tanya Seo woo kebingungan. " Kau pernah bilang soal perjodohan orang tua mu waktu itu, aku tiba-tiba saja penasaran dengan kelanjutannya, apa mereka sudah menyerah menjodohkan mu.? " Tanya Minju sukses membuat Seo woo kebingungan. " K-kenapa kau tiba-tiba menanyakan soal itu.? " Seo woo mulai gugup dan mencoba menghilangkan kegugupannya dengan menyeruput milkshake miliknya. " Aku hanya penasaran, kenapa kau tidak pernah membahasnya lagi. " Lanjut Minju semakin menyudutkan Seo woo. " Pria yang waktu itu akan di jodohkan denganku sudah memiliki pilihannya sendiri, ku dengar dia sudah menikah dengan wanita pilihannya jadi perjodohannya dengan ku batal. " Elak Seo woo terpaksa. " Hmmm syukurlah, kita bertiga tidak boleh ada yang menikah hingga kita sukses dan mencapai cita-cita kita semua. " Ucap Minju penuh semangat. Seo woo merasa tubuhnya melemah setelah mengatakan kebohongan itu, apalagi mendengar pengakuan Minju yang penuh semangat barusan. Ternyata berakting baik-baik saja seakan tak terjadi apa-apa sangat melelahkan. ♕♛ " Aku pulang. " Ucap Seo woo dengan wajah lelah setelah pulang dari hang out bersama sahabatnya. " Kenapa kau ada di sini.? " Sahut seseorang seketika membuat Seo woo tersadar. Seo woo lupa dirinya sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya lagi, dan taksi yang di tumpangi nya barusan mengantar nya ke rumah orang tuanya atas permintaannya sendiri. Melihat Kyung woo yang menegur kedatangannya spontan membuat Seo woo berakting ingin mengambil sesuatu di kamarnya, untungnya Kyung woo percaya dan membiarkan adiknya untuk masuk ke dalam. " Kenapa aku bisa lupa. " Ucap Seo woo menepuk jidatnya pelan. Ketika memasuki mantan kamarnya, kerinduan akan masa-masa tinggal di rumah itu menggerogoti memori Seo woo. Ia rindu setiap pulang sekolah merebahkan tubuhnya di sana, rindu ketika makan bersama tiba dan berkumpul dengan keluarganya. Sekarang semua itu tidak bisa di lakukan lagi, dia sudah punya kehidupan sendiri yang membuatnya benar-benar kesepian. Untuk meyakinkan Kyung woo dengan kedatangannya yang ingin mengambil barang, sebuah buku di jadikan alasan Seo woo saat itu. Ia kembali turun dan menemui kakaknya yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu, di atas meja banyak buku-buku berbau kedokteran yang sedang di pelajari Kyung woo. " Kau yakin ingin menjadi dokter.? " Tanya Seo woo menjatuhkan tubuhnya di atas sofa sambil memperhatikan kakaknya belajar. " Tentu saja, aku sudah sangat yakin untuk menjadi dokter. " Balas Kyung woo tanpa kehilangan fokus pandangnya. " Menjadi dokter karena tuntutan orang tua sangat membosankan, kau hanya akan stres di kemudian hari. " " Kata siapa aku menjadi dokter atas permintaan orang tua? Aku menjadi dokter karena terinspirasi dari mereka, ayah dan ibu tidak pernah memaksa ku untuk menjadi dokter kalau kau mau tahu. Mereka memberiku kebebasan memilih menjadi apa, tapi setelah melihat jasa-jasa ayah dalam menolong banyak orang membuatku tersadar dan tertarik untuk mengikuti langkahnya. " Jawab Kyung woo membuat adiknya melongo mendengarnya. " Lalu kenapa mereka mendesak ku harus menjadi dokter.? " " Itu karena kau dan aku berbeda, sejak kecil aku tidak pernah menginginkan menjadi seperti apa, sementara kamu sejak kecil bercita-cita mejadi artis tentu saja mereka tidak setuju. " " Cih curang. " Kyung woo tertawa melihat tingkah lucu adiknya barusan, ia menyudahi aktivitasnya dan beranjak untuk mengantar Seo woo pulang. Bagi Kyung woo, walaupun Seo woo sudah menikah di matanya, Seo woo tetap terlihat seperti adik kecil yang menggemaskan dan butuh perhatian lebih. Di perjalanan pulang menuju rumah, Seo woo terlihat gusar dengan melamun menatap keluar jendela mobil. Kyung woo yang menyadari akan hal itu menyodorkan coklat kesukaan Seo woo, namun gadis itu tak merespon seperti biasanya. " Oppa, kenapa kau tidak di lahir kan sebagai perempuan? Seandainya waktu itu kau terlahir sebagai anak perempuan, mungkin bukan aku yang menjadi korban perjodohan ini. " ucap Seo woo seketika membuat raut wajah Kyung woo berubah. " Maafkan aku Seo woo, sebenarnya aku tidak tega melihat mu harus menikah di usia mu yang sekarang. Tapi sayangnya takdir berkata lain, dan aku pun tidak bisa menentang pernikahan kalian. " " Ya sudahlah, lagi pula menikah dengan Ahjussi itu bukan hal terburuk yang ku alami. " " Kenapa? Apa jangan-jangan kau sudah menyukainya.? " " Tentu saja tidak, kami membuat kesepakatan bersama, Oppa tidak perlu tahu soal itu. " " Cih buat penasaran saja." ♕♛ Saat Seo woo kembali pulang ke rumah, Jae hoon yang baru saja keluar dari kamarnya setelah mengetahui kedatangan Seo woo langsung mengarahkannya ke ruang makan untuk makan malam. Pria itu sudah menyiapkan menu kesukaannya dan rasa dari makanan buatan Jae hoon sangatlah enak, membuat Seo woo sangat menyukai makanan buatan pria itu. " Kau jangan lupa makan malam ya, mungkin aku akan pulang larut malam ini jadi kau bisa langsung tidur. " Ucap Jae hoon terkesan terburu-buru. " Oke, baiklah. " Setelah itu Jae hoon pun segera pamit ke rumah sakit. Melihatnya yang seperti tergesa-gesa membuat Seo woo heran, apa jangan-jangan dia sengaja menyiapkan makan malam itu sampai meninggalkan pekerjaannya demi Seo woo. Seo woo melirik tas hitam milik Jae hoon di atas meja, ia tak menyangka pria itu sampai lupa dengan tasnya sendiri. Sebelum Jae hoon meninggalkan rumah, Seo woo segera meraih tas itu dan berlari keluar rumah. " Ahjussi kau meninggalkan tasmu. " Kejar Seo woo masih sempat mendapat Jae hoon yang sudah hampir meninggalkan rumah. " Terima kasih Seo woo-ya. " Balas Jae hoon meraih tas itu dan bergegas menuju rumah sakit. " Apa-apaan itu, dia bahkan sampai melupakan tas nya, ceroboh sekali." Komentar Seo woo menatap bayang-bayang Jae hoon dengan sinis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD