Namsan Tower ?

1156 Words
Pria itu baru saja keluar dari sebuah ruangan yang sudah 4 jam berada di dalam sana, ia melepas atribut dokter nya lalu setelah itu menuju ruang kerjanya. Jae hoon berhenti di nurse stationary dan menanyakan jadwal untuk pasien berikutnya pada salah satu perawat, sambil menunggu ia melirik ponselnya untuk mengetahui jam berapa sekarang. " Dr Jung, hari ini tidak ada jadwal operasi lagi, anda bisa beristirahat. " Sahut perawat itu. " Oke terima kasih. " balasnya tersenyum lebar. " Dr Jung benar-benar tampan, di usianya yang sudah 30 an dengan status duda tetap membuatnya terlihat seperti anak-anak remaja. " Puji salah seorang perawat lainnya. " Kalau seandainya dia melamar ku, aku pasti tidak akan menolak." Ujar yang lainnya. " Husstt.. Kalian jangan berisik, kalau ada yang mendengar kalian bisa bisa mendapat masalah." Lontar kepala perawat yang baru saja muncul. *** Les berakhir setelah guru memberikan tugas untuk semuanya, banyaknya tugas yang tiada henti membuat semua mengeluh belum lagi tugas sekolah dan sekarang tugas les yang membuat pikiran menjadi sumpek. " Cho Seo Woo, kita pulang bareng lagi kan. " Sahut Minho kembali pada dirinya yang aktif berbicara. " Tapi kakak ku sudah berjanji akan menjemput. " balas Seo woo cepat. " Kalau begitu hubungi saja Kyung woo Hyung untuk tidak usah datang. " " Dasar." benak Seo woo menatapnya kesal. Baru saja Seo woo hendak menghubungi Kyung woo, tiba-tiba saja ada panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal. Seo woo menaikkan alis keheranan lalu setelah itu menjawab panggilan tersebut. " Annyeong Nona Seo woo, ini aku Jae hoon. " " Ahjussi.!!!" Ucap Seo woo bangkit dari kursinya dengan wajah kegirangan. " Aku sudah menunggu mu di luar gedung tempat les, mau jalan-jalan sebentar sebelum pulang ke rumah.? " Lanjutnya membuat wajah Seo woo berubah senang. " Aku mau. " Seru Seo woo penuh semangat. Seo woo mengakhiri panggilannya dan memasukkan barang-barangnya ke dalam tas, Minho terus bertanya ada apa dan siapa yang baru saja menelpon tapi Seo woo hanya diam karena tak ingin Minho sampai mengganggu. Setelah semua beres sebelum meninggalkan kelas, Seo woo menjatuhkan tempat pensil Minho agar pria itu tidak mengejarnya. Setibanya di luar, sosok Jae hoon yang bersandar pada mobilnya membuat Seo woo berlari dengan bahagia ke arahnya. Sudah lama rasanya ia tak melihat wajah tampan Jae hoon serta kebaikan hatinya, dan hari ini Jae hoon kembali muncul dan ingin mengajaknya jalan-jalan. " Cho Seo woo..!!! " Teriak Minho dari kejauhan. Sebelum Minho mendekat, Seo woo menyuruh Jae hoon untuk segera masuk dan melajukan mobilnya. Sesuai permintaan Seo woo, mobil segera melaju tepat sebelum Minho mulai mendekat. *** Namsan tower merupakan salah satu tempat yang wajib di kunjungi jika berada di Seoul, pemandangan kota Seoul yang Indah jika di lihat dari atas pasti akan memberi kebahagiaan tersendiri. Sore menjelang malam, Jae hoon dan Seo woo mengunjungi tempat itu bersama setelah sebelumnya ia di ajak oleh pria itu ke tempat yang berbeda. Sepuluh tahun yang lalu, Seo woo pernah ke tempat itu bersama keluarganya dan sejak saat itu juga ia tak pernah menginjakkan kaki lagi di sana sehingga membuatnya lupa bahwa Namsan tower telah banyak berubah. " Hati-hati saat menaiki anak tangganya. " Sahut Jae hoon pada Seo woo yang menaiki anak tangga dengan satu lompatan kecil setiap anak tangganya. " Kau tenang saja Ahjussi, aku akan berhati-haaa " Seo woo hampir saja terpeleset jika bukan karena Jae hoon menahan tubuhnya agar tak terjatuh. " Sudah ku bilang untuk berhati-hati. " Ujar Jae hoon membuat Seo woo malu-malu kucing. Ketika mereka sudah sampai di Puncak, Seo woo yang tidak sabaran segera berlari dengan cepat sambil berdecak kagum. Keindahan kota Seoul yang di lihatnya dari sana benar-benar berhasil membuat beban pikirannya akan tugas yang menumpuk seakan sirna. " Udaranya segar sekali. " Ucap Seo woo sambil merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya dengan lembut. " Ahjussi lihat, bagaimana kalau kita memasang gembok Cinta seperti itu juga. " tunjuk Seo woo pada sekumpulan orang-orang yang memasang gembok Cinta di sana. Gembok Cinta yang sangat terkenal di namsan tower di yakini sebagai ikatan antar pasangan yang katanya jika memasang gembok dan membuang kuncinya ke bawah maka sebuah hubungan tidak akan berakhir hingga maut memisahkan, Seo woo yang merasa tertarik pun segera memesan gembok pilihannya dan menuliskan nama dan harapannya di sana. Selain untuk pasangan, bagi mereka yang belum memiliki pasangan dan menuliskan harapan di gembok akan segera di kabulkan jika sudah waktunya, sementara itu Seo woo menuliskan namanya dan Tae kyung dengan harapan ia bisa bersama Tae kyung di kemudian hari. " Siapa Tae kyung.?" Tanya Jae hoon penasaran. " Seseorang yang ku sukai di sekolah. " Jawab Seo woo setelah melempar kuncinya ke bawah. " Oh? Ahjussi lihat, di sebelah gembok ku ada gembok yang bertuliskan peris nama mu dan Lee Soo bin ( Ayo kita menikah ), sepertinya pria itu melamar wanita yang bernama Lee Soo bin di tempat ini. " Gumam Seo woo asal menebak. Sementara itu Jae hoon hanya tersenyum tipis melihat gembok yang di lihat Seo woo dengan nanar, beberapa tahun yang lalu Jae hoon memang pernah ke tempat itu bersama mendiang istrinya dan menuliskan ajakan menikah, tapi siapa sangka maut benar-benar memisahkan mereka untuk selamanya. Suara keributan yang terjadi di sana membuat perhatian Seo woo dan Jae hoon tertuju pada sekumpulan orang-orang yang entah sedang meributkan sesuatu, Karena penasaran keduanya pun ikut mendekat. Seorang anak kecil menangis sejadi-jadinya karena merasakan sakit pada bagian perut sebelah kanan, Jae hoon segera menghampirinya dan mengecek kondisi anak itu dengan kemampuannya tanpa bantuan alat medis. Hanya dengan beberapa pemeriksaan kecil Jae hoon mengeluarkan ponsel dan segera menghubungi ambulans untuk membawa anak itu ke rumah sakit. " Apa yang terjadi pada anakku.? " Tanya wanita yang tak lain ibunya. " Sepertinya dia mengalami gejala usus buntu, kita harus segera membawanya ke rumah sakit. " Jawab Jae hoon lugas. Seo woo yang melihatnya hanya dapat terdiam, ia tak menyangka Jae hoon banyak mengetahui soal penyakit. Mungkin karena ia bekerja dengan Ayahnya sehingga Jae hoon paham soal penyakit begitulah yang di pikirkan oleh Seo woo. Beberapa saat kemudian ambulans datang dan membawa anak itu dan ibunya ke rumah sakit, Jae hoon yang kembali pada Seo woo mendapat tatapan yang aneh dari gadis itu. " Kenapa menatap ku seperti itu.? " Tanya Jae hoon sambil menggaruk kepala tak gatal. " Ahjussi, aku curiga kau mengetahui kondisi anak itu karena bekerja dengan ayahku kan.? " Lontar Seo woo sekali lagi membuat Jae hoon tertawa kecil. Ia membalasnya dengan anggukan pelan tak ingin sampai kedoknya terbongkar saat itu, Setelah cukup menikmati waktu bersenang-senang bersama di namsan tower, Jae hoon pun segera mengantar Seo woo pulang. Setibanya di rumah Seo woo, pria itu hanya mengantarnya sampai di depan tanpa masuk ke dalam meski Seo woo memaksanya untuk sekedar minum teh. " Ahjussi, terima kasih untuk hari ini aku sangat menikmatinya. " ucap Seo woo dengan senyum yang merekah. " Sama-sama, aku ikut senang jika kau merasa senang. " " Oh iya, jangan bilang pada ayah kalau kita habis jalan-jalan yah, aku tidak ingin dia sampai memarahi mu. " " Tenang saja, aku tidak akan memberitahunya. " Balas Jae hoon. Setelah Jae hoon meninggalkan pelataran rumah barulah Seo woo segera masuk ke dalam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD