Foolish. ?

1636 Words
Setelah semalam hujan turun cukup deras, keesokan harinya musim telah berganti dari musim semi menjadi musim panas. Cuaca masih belum sangat panas karena awal musim, setelah beberapa hari berjalan maka cuacanya akan membuat siapa saja malas untuk keluar rumah. Pagi ini Seo woo telah siap dengan seragam musim panas SMA Hanyoung, masih dengan kaki yang di bungkus perban ia memakai sepatu di sebelah kanan dan sendal di sebelah kiri. Begitu tiba di sekolah bersama Jae hoon, ia pun langsung turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada pria itu. " Aku akan menjemputmu sepulang sekolah nanti, les hari ini biar libur dulu, sebagai gantinya aku akan mengajarimu mata pelajaran di tempat les. " Lontar Jae hoon dan membuat Seo woo mengangguk setuju. Melihat Seo woo yang berjalan menuju kelas dengan keadaan kaki yang seperti itu membuatnya cukup khawatir, hanya dengan menggunakan bantuan kruk jelas membuat Seo woo kesulitan untuk berjalan. " Apa yang terjadi dengan kakimu, kenapa di perban seperti ini.?? " Tanya Minju dan Byeolim kompak ketika Seo woo tiba di ruang kelas. " Semalam aku jatuh dari tangga. " Jawabnya setelah berhasil tiba di kelas dan langsung duduk di kursinya. " Hah? Kok bisa, ceritakan pada kami apa yang sebenarnya sudah terjadi.? " kemudian mereka berdua duduk di hadapan Seo woo bersiap mendengar cerita Seo woo. Seo woo pun menceritakan awal mula kenapa ia bisa mengalami cedera kaki, mereka mendengarkan dengan sangat serius. Di akhir kalimat ketika Seo woo selesai menceritakannya, Minju dan Byeolim sontak tersentuh ketika mendengar bagian Jae hoon datang menolongnya seperti layaknya kisah yang terdapat di drama-drama. " Kau harus mendapatkan peran drama, hanya mendengar kisahmu saja aku sudah sangat tersentuh. " Ucap Minju menepuk pundak Seo woo dengan pelan. " Hubungan kalian sudah sedekat itu mustahil kalau dokter Jung tidak memiliki perasaan yang sama padamu. " Lontar Byeolim. " Benar, karena dia sudah berjanji untuk terus menemanimu besar kemungkinan benih-benih Cinta di antara kalian akan tumbuh. " Sambung Minju. " Ku harap seperti itu, aku sudah semakin yakin dengan perasaanku padanya. Tapi aku tak tahu harus berbuat apa lagi supaya dia bisa merasakan hal yang sama denganku. " " Semangat, kita berdua akan terus mendukungmu. " Seru dua sahabatnya mengundang senyum kegirangan di bibir Seo woo. Bel tanda jam pertama akan di mulai baru saja berdering, guru mata pelajaran pun masuk dan semua murid duduk di kursinya dengan rapih. Seo woo melirik keluar jendela menatap langit biru yang sangat cerah, mulai hari ini dia akan berusaha semampunya hingga menemukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya pada Jae hoon.                     ♕♛ Sepulang sekolah, Seo woo di temani Minju dan Byeolim menuju gerbang sambil menunggu Jae hoon datang menjemputnya. Tak lama berselang mobil pria itu muncul dari kejauhan dan perlahan mendekat hingga akhirnya berhenti tepat di depan mereka bertiga, Minju membantu Seo woo membuka pintu mobil selaga Byeolim membantu Seo woo dengan memegangnya agar dapat menjaga keseimbangan tubuh. " Terima kasih ya Minju dan Byeolim, kalian sudah mengantar Seo woo sampai di sini. " sahut Jae hoon merasa bersyukur. " Serahkan pada kami dokter, soal Seo woo jika di sekolah kami akan selalu menjaganya dan di rumah baru dokter Jung yang menjaganya. " Seru Minju yang entah mengapa membuat Seo woo malu mendengarnya. " Kalian mau pulang juga, apa tidak sebaiknya ikut dengan kami? Aku bisa memberi kalian tumpangan. " Lontar Jae hoon dan membuat Seo woo memberi kode pada mereka untuk tidak mengganggunya ketika bersama Jae hoon. " Sepertinya tidak perlu, soalnya Byeolim sudah punya mobil dan aku akan nebeng di dia saja. " Balas Minju kemudian. " Seo woo-yaaaaaaa.!!!!! " Teriakan seorang pria berhasil membuat mereka yang mengenal suara itu langsung panik. Minho sudah muncul secara tiba-tiba bahkan sebelum Seo woo pergi meninggalkan tempat itu, Minho melirik ke dalam mobil memperhatikan Jae hoon dan Seo woo yang saat itu terlihat berusaha menyembunyikan diri mereka. " Ada apa dengan suasana ini, apa kalian ingin menumpang di mobil Seo woo juga.? " Tanya Minho membuat semua kebingungan. " Seo woo, boleh aku menumpang di mobilmu ke tempat les? Eh, kenapa dokter ada di sini, Dokter apa kau masih mengingatku? aku adalah pasien yang waktu itu di rawat di rumah sakit Jungjae, aku tidak menyangka kalau kau bekerja sebagai supir untuk Seo woo juga padahal kau seorang dokter. " Lontar Minho seketika membuat suasana menjadi tegang. " Benar sekali, dia adalah dokter bawahan ayahku di rumah sakit sekaligus supir yang biasa mengantar jemput ku. " Jawab Seo woo berusaha menutupinya sebaik mungkin. " Kalau begitu aku numpang yah. " Ucapnya dengan tatapan penuh harap. Seo woo tak tahu harus berbuat apa lagi selain mengizinkan Minho masuk ke dalam mobil, tak cukup sampai di situ ia pun meminta dua sahabatnya untuk ikut setidaknya dengan kehadiran mereka bisa membuat Minho tidak macam-macam saat di perjalanan. " Baiklah, dimana alamat kalian semua. ?" Tanya Jae hoon bersikap seperti seorang supir. " Aku dan Seo woo akan ke tempat les. " Lontar Minho tegas. " Tapi Seo woo sedang sakit, dia libur untuk saat ini dan harus beristirahat di rumah. " Jawab Jae hoon mewakili. " Sakit? Kau sakit apa.? " Tanya Minho panik. " Kakinya cedera, dia harus pulang dan sebaiknya kau ke tempat les seorang diri saja." Balas Minju. " Kalau begitu aku juga akan libur, aku akan menemani Seo woo belajar. " Ketus Minho semakin membuat suasana kacau. " Apa yang harus kulakukan, ahjussi pasti mulai kesal dengan tingkahnya. " Benak Seo woo sambil menepuk jidat. " Kalau begitu kita belajar di rumah Seo woo, aku akan mengajarkan mata pelajaran di tempat les untuk kalian. " Gumam Jae hoon membuat Seo woo tercekat kaget. " Aku dan Byeolim bukan anak les, apa boleh kami ikut belajar juga.? " Sahut Minju dan di setujui oleh Jae hoon. ** Setibanya di rumah, mereka berkumpul di ruang tamu di mana buku pelajaran yang akan Jae hoon ajarkan sudah tersedia, di perjalanan pulang tadi ia juga menyempatkan membeli minuman serta cemilan untuk melengkapi aktivitas belajar bersama mereka. Sejak tadi Seo woo merasa gelisah duduk di sebelah Minho, pria itu terus melirik Jae hoon seperti sedang mempersiapkan pertanyaan untuk di ajukan. " Dokter. " Panggil Minho dengan tatapan yang tajam dan membuat Jae hoon menoleh dengan penasaran. " Hmm? Ada apa Minho.? " " Kau tidak menyukai Seo woo kan.? " lontar Minho tiba-tiba. Saat itu Seo woo yang baru saja meneguk air seketika di buat tersedak, ia menatap Minho tak percaya sekaligus membuatnya penasaran kenapa tiba-tiba pria itu bertanya kepada Jae hoon. " Pertanyaan mu sedikit berlebihan. " " Jawab saja, kita tidak akan pernah tahu pada siapa hati ini akan berlabuh, bisa saja kau menyukai Seo woo karena setiap hari mengantar jemputnya kan. " " Minho, itu tidak sopan tahu. " Sahut Seo woo kesal, namun di satu sisi ia ingin mendengar jawaban dari Jae hoon. " Kau tenang saja, aku tidak menyukai gadis yang lebih muda dariku." Jawab Jae hoon membuat Minho lega namun membuat Seo woo sedih mendengarnya. " Syukurlah, soalnya Seo woo juga tidak menyukai pria tua, benarkan Seo woo. " Lontar Minho melirik Seo woo yang mulai kelihatan gugup. " Aku akan ke dapur mengambil buah, kalian lanjut belajar duluan yah. " Balas Seo woo berusaha untuk bangkit namun tiba-tiba di tahan oleh Minho. " Biar aku saja, kakimu sedang cedera biarkan aku yang pergi mengambilnya. " Ungkap Minho kemudian. " Tapi kau tidak tahu dimana aku menyimpan buahnya. " " Lemari es. " Sambung Minho dan membuat Seo woo tak berkutik. Begitu Minho pergi barulah mereka merasa lega, Seo woo dapat bernafas dengan normal begitu pun dengan dua sahabatnya yang sejak tadi ingin menahan Minho untuk banyak berhenti banyak bicara. " Dokter Jung aktingmu sangat baik, Minho pasti akan percaya 100 % dengan akting kalian." Sahut Byeolim mengacungkan jempol. Beberapa saat kemudian Minho kembali dengan buah segar yang di letakkan di atas meja, wajahnya berubah datar dan terlihat sedikit aneh. " Aku mau pulang, kalian bisa melanjutkan belajar bersama ini tanpa aku. " Ucap Minho meraih tasnya dan bergegas pergi. " Minho, ada apa? Kenapa kau tiba-tiba pulang.? " Tanya Seo woo penasaran. Minho tak menjawab, melihat sikap Minho yang seperti itu membuat Seo woo bertanya-tanya. Tidak mungkin alasan dia pulang tanpa sebab, entah apa yang sudah membuatnya pergi secara tiba-tiba itu tanpa mengatakan apapun. Karena belajar bersama itu hanya sebuah tipu daya untuk mengelabui Minho, kedua gadis itu pun segera pamit undur diri untuk memberi kesempatan Seo woo dan Jae hoon bisa belajar berduaan. Dan setelah mereka pergi dan meninggalkan Jae hoon dan Seo woo berdua, suasana berubah menjadi hening dan agak sedikit canggung. " Ahjussi maaf kalau hari ini membuatmu jengkel dengan kedatangan mereka, aku janji kejadian ini tidak akan terulang lagi. " Ucap Seo woo menunduk bersalah. " Aku yang minta maaf, kau harus berbohong pada Minho tentang hubungan ini. Mungkin sejak awal jika kita tidak menikah, kalian akan bersama sebagai sepasang kekasih. " " Tapi aku tidak pernah menyukai dia. " " Kau lebih baik menerima seseorang yang mencintaimu meskipun kau tidak mencintainya, dari pada mencintai seseorang yang sudah jelas tidak akan mencintaimu balik. " Ucapan Jae hoon seakan membuatnya tersadar, posisinya saat ini sedang mencintai Jae hoon namun cintanya belum di balas. " Ahjussi, Cinta datang karena terbiasa, kau tidak akan tahu pada siapa kau akan jatuh Cinta akhirnya." Sentak Seo woo sebelum beranjak meninggalkan Jae hoon. " Memangnya aku salah ucap.? " Jae hoon terlihat kebingungan dengan yang di katakan Seo woo barusan, entah ucapan itu di tujukan kepada siapa. Di samping itu melihat Minho yang sangat mengawasinya sejak tadi membuat Jae hoon merasa aneh, ia bingung harus bersikap seperti apa lagi di hadapan Minho yang pastinya tidak akan membuat hubungan mereka sampai terbongkar.Â
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD