Step by Step ?‍❤️‍?

1229 Words
Hampir setiap hari Seo Woo di antar jemput oleh Jae Hoon ke tempat les nya. Pria itu hanya melakukan tugasnya untuk mengantar ke tempat les saja, sebab yang mengantarnya pergi sekolah adalah Kyung woo kakaknya. Tapi pagi ini, Kyung woo tidak bisa mengantarnya dan begitu pun ayah dan ibunya. Di rumah, mobil hanya ada tiga, dan semua di pakai oleh mereka dengan kesibukannya masing-masing. Seo woo terpaksa harus menggunakan taksi untuk ke sekolah. Tapi secara tidak sengaja sebuah mobil memarkir di depan rumahnya, Seo woo hafal betul dengan mobil itu sehingga membuatnya berlari menuju ke arah mobil itu memarkir. " Ahjussi. " Seru Seo woo dengan penuh semangat. " Hai, selamat pagi. " Sapa Jae hoon tersenyum manis seperti biasanya. " Kau datang untuk menjemput ku.? " Jae hoon tampak bingung, sebenarnya ia datang bukan untuk menjemput Seo woo melainkan datang memberikan file untuk ayah Seo woo. Tapi karena Seo woo sudah terlanjur mengira seperti itu, Jae hoon pun menganggukkan kepalanya dan menyuruh Seo woo untuk segera masuk. " Ahjussi, aku lupa memperkenalkan diri padahal kita sudah cukup dekat, nama ku Cho Seo Woo. " Lirik Seo woo dengan mata yang berbinar. " Aku sudah tahu namamu. " " Tapi kan aku belum pernah memperkenalkan diri dengan benar, btw nama margamu apa.? " " Aku, bermarga Jung. Jung Jae hoon. " Jawabnya sejurus kemudian. " Nama yang tidak asing. " Benak Seo woo terlihat berpikir. Setibanya di sekolah, Seo woo turun dan berterima kasih pada Jae hoon atas tumpangannya. Ini kali pertama Seo woo mengucapkan rasa terima kasihnya pada Jae hoon sehingga membuat pria itu tersenyum senang. Sebelum benar-benar pergi, Jae hoon terlihat memastikan Seo woo berjalan memasuki gedung sekolah dengan selamat. Dan setelah melihatnya bertemu dengan dua sahabatnya di pintu gerbang, rasanya lega setelah melihatnya tersenyum secerah itu di pagi ini. *** Gadis itu terlihat melirik ke sana kemari mencari seseorang yang biasanya sudah ada di parkiran menunggunya dengan senyum yang merekah. Seo woo menyesal tidak meminta nomor ponsel Jae hoon sehingga ia tidak bisa menghubunginya saat ini. Padahal hari ini ada jadwal yang tidak bisa di lewatkan olehnya. Peep… Peep… Suara klakson mobil baru saja membuat Seo woo menoleh dengan terkejut, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Sebelum menampakan dirinya Seo woo sudah tahu siapa yang datang dengan cara berisik seperti itu. " Seo woo-ya, kau akan ke tempat les bukan.? " Seru Minho yang memunculkan dirinya lewat kaca jendela mobil. " Bukan urusanmu. " Jawabnya cuek. " Kau pasti membutuhkan tumpangan kan, aku yakin supir mu tidak akan datang hari ini. " Lontar Minho lagi. " Bagaimana kau bisa tahu.? " " Cuma feeling saja, pasti sebentar lagi dia akan menghubungi mu dan berkata, maaf nona saya tidak bisa datang menjemput hari ini. " Ujar Minho benar-benar membuat Seo woo muak mendengarnya. " Kalau pun dia tidak datang, aku bisa naik taksi." " Kau ikut denganku saja. " " Tidak mau .! " Ponsel Seo woo baru saja berdering dan membuat gadis itu segera menjawabnya, ia pikir itu adalah Jae Hoon rupanya Kyung woo kakaknya. " Ada apa Oppa.? " Tanya Seo woo penasaran. " Hari ini supir ayah sedang tidak bisa menjemput mu, dan Ayah menyuruh ku tapi aku tiba-tiba ada keperluan mendadak, kau bisa kan naik taksi saja. Sebagai gantinya aku akan menjemput mu dari tempat les nanti. " Sahut Kyung woo di seberang sana. " Hmm.. Baiklah. " Jawabnya pelan. Saat ini Minho memasang wajah memelas di hadapan Seo woo, rupanya pria itu sangat berharap Seo woo ikut dengannya. Melihat jam yang sudah menunjukan pukul 4:00 membuat Seo woo terpaksa harus menumpang di mobil Minho saat itu. *** Malam harinya, Seo woo terus memikirkan Jae hoon yang tidak datang menjemputnya hari ini. Karena penasaran ia pun turun menemui ayahnya yang kebetulan sedang ada di rumah saat ini. Tok… Tok… Tok.. " Masuk. " Sahutnya dari dalam. Seo woo memunculkan setengah badannya di pintu dan menatap ayahnya dengan senyum merekah, sebenarnya Seo woo masih belum memaafkan ayahnya yang saat itu membahas soal pernikahan. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini pembahasan itu sudah tidak di bahas lagi sehingga membuatnya merasa lega. " Ayah. " " Oh Seo woo, ada apa nak.?" " Boleh aku bicara denganmu.? " " Tentu saja, masuk dan duduk lah. " Seo woo melangkah masuk dan menjatuhkan tubuhnya di sebelah Ayahnya, ia melirik pria setengah baya itu dengan senyum yang merekah lebar. " Jadi begini, ini tentang ahjussi yang mengantar jemput ku setiap hari, aku penasaran dengannya, kenapa hari ini dia tidak menjemput ku.? " Tanya Seo woo seketika membuat kedua mata ayahnya membulat sempurna. " So-soal itu, dia sedang sibuk dengan pekerjaan yang lain hari ini, jadi dia tidak bisa menjemput mu, kau menyukai pria itu.? " " Ayah bercanda yah, siapa yang tidak suka dengan pria tampan dan baik hati seperti dia. " Jawab Seo woo dengan antusias. " Kau serius benar-benar menyukai pria itu.??? " Tanya ayahnya sekali lagi seakan merasa tak puas dengan jawaban yang di lontarkan oleh Seo woo barusan. " Aku hanya mengagumi saja, bukan rasa suka antara wanita ke pria. " " Sepertinya cara Jae hoon menarik perhatian Seo woo sudah tepat, dengan begini Seo woo pasti tidak akan menentang pernikahan itu. " Benak Ayah Seo woo tersenyum sendiri. " Ayah, kau kenapa tersenyum seperti itu.? " tanya Seo woo heran. " Bukan apa-apa, oh iya bagaimana les private mu hari ini? Apa berjalan baik-baik saja.? " Tanya Ayahnya seketika membuat gadis itu tercekat kaget. " Hmm.. Ayah, sudah malam, dan aku harus mengerjakan tugas sekolah ku, aku pergi dulu. Selamat malam ayah. " Ucap Seo woo bergegas meninggalkan ruangan kerja sang ayah. *** Sudah dua hari ini Seo woo di antar jemput ke tempat les oleh Kyung woo, jika kyung woo sibuk maka tak ada sarana lain selain naik taksi. Tapi anehnya hari ini ada yang membuat Seo woo merasa terusik, yaitu dengan bergabungnya Minho ke tempat les bahasanya. Saat mengantarnya waktu itu membuat Minho langsung mendaftarkan dirinya ke tempat les yang sama. Di gedung les itu di bagi menjadi enam mata pelajaran inti yang paling populer di ikuti oleh anak-anak pintar dan kaya raya. Sementara itu Seo woo mengikuti ke-enam kelas sekaligus dengan jadwal yang berbeda-beda. " Sepertinya kita akan terus ditakdirkan seperti ini. " Ucap Minho saat berada di dalam lift bersama Seo woo. " Di takdir kan kepala mu. " batin Seo woo sinis. Hari ini adalah les private matematika, saat hendak memasuki kelas, Seo woo menyuruh Minho untuk masuk duluan karena ia ingin ke toilet. Minho menurut dan segera masuk, sementara itu Seo woo langsung beralih ke tempat lain. *** Hari sudah sore, les berakhir tepat pukul 6:00 dan semua murid yang mengikuti tiap les perlahan meninggalkan gedung, begitu pun dengan Seo woo yang baru saja selesai dengan kelasnya. Kedua mata Seo woo menangkap seseorang yang sudah menunggunya di luar gedung, melihat pria itu entah mengapa membuatnya antusias hingga berlari keluar gedung. " Ahjussi, akhirnya kau datang juga.?? " Seru Seo woo pada Jae hoon yang sudah menunggunya sejak tadi. " Maaf ya, baru bisa menjemput mu sekarang. " Jawab Jae hoon menyesal. Seo woo menggeleng pelan, " Tidak apa-apa, lagi pula ada Kyung woo Oppa yang menggantikan mu kemarin. " Jawabnya tersenyum manis. " Syukurlah kalau begitu, sekarang ayo kita berangkat. " Ajak Jae hoon langsung di balas anggukan mantap oleh Seo woo. " Yaaa Cho seo woo.!!! " seseorang berteriak sangat keras membuat Seo woo langsung bergegas masuk ke dalam mobil. " Siapa dia.? " Tanya Jae hoon penasaran. " Bukan siapa-siapa, ayo sebaiknya kita pergi. " Pinta Seo woo begitu terdesak. Jae hoon mengikuti arahan Seo woo untuk segera meninggalkan tempat itu, Minho yang menghentikan langkahnya dengan nafas yang tersengal-sengal menunjuk mobil Jae hoon dengan tegas. " Seo woo kau sudah berbohong." Ucap Minho kesal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD