Annoying boy ?

1046 Words
" Cho Seo Woo…..!!!!! " Teriak seorang pria dengan rambut hitam pekat baru saja membuat langkah Seo woo terhenti ketika lima langkah lagi dirinya tiba di ruang kelas. Seo woo menoleh ke belakang dengan ekspresi terkejut ketika pria itu sudah ada di hadapannya. " Cho Seo woo, akhirnya aku menemukanmu. Kita satu sekolah lagi. " Seru pria itu terlihat sangat kegirangan. Seo woo mengernyit bingung memandang pria yang tak lain adalah penggemar beratnya saat di SMP, ia tak menyangka pria itu akan mengikutinya sampai SMA Hanyoung. " Ya.. Kang Minho, apa kau tidak bosan mengikuti ku terus.?" Tanya Seo woo sedikit menggertak. " Tentu saja tidak, aku akan terus mengikuti mu kemana pun kau pergi. " Jawab pria yang bernama Kang Minho itu dengan tegas. Seo woo seakan tak dapat berkutik lagi mendengar pernyataan Minho yang di anggapnya sudah gila. Selama ini meskipun Minho sering mengikutinya, ia merupakan anak yang patuh, bahkan waktu itu Seo woo yang malas untuk ke kantin dengan suka rela nya Minho membelikan semua jajanan kesukaan Seo woo, tapi kali ini Seo woo tak ingin pria itu menempel di dekatnya seperti parasit lagi. " Kau di kelas mana.? " Tanya Seo woo kemudian. " Seo woo-ya apa kau penasaran, apa sekarang kau sudah mau membuka hatimu untukku.? " Lontar Minho salah tingkah. " Aku hanya ingin memastikan saja kalau kelas kita tidak berdekatan. " " Aku di kelas 1-2." Jawabnya mantap. " Sial dia di sebelah kelas ku. " Benak Seo woo dengan wajah memelas nya. Dering bel membuat Seo woo merasa terselamatkan, akhirnya ia dan Minho dapat berpisah, meski begitu Minho yang sudah mengetahui kelas Seo woo memaksa akan terus mengunjunginya jika pelajaran berakhir, dan tamatlah kehidupan Seo woo ke depannya jika itu sampai terjadi. ♕♛ Sepulang sekolah, Seo woo mendapat sebuah panggilan dari nomor yang tidak di ketahui. Alisnya berkerut sambil menerka-nerka siapa yang sedang menghubunginya itu. Sejujurnya Seo woo benci menjawab panggilan asing karena alasan tertentu, sehingga ia lebih sering mengabaikannya. " Itu siapa Seo woo.?" Tanya Minju yang ikut penasaran. " Entahlah, " " Mungkin salah satu produser perfilman." Sahut Byeolim. Seo woo pun mulai tertarik untuk menjawabnya, tak ada salahnya untuk menjawab panggilan tersebut dan setelah ia menjawab panggilan tersebut. " Seo woo-yaaaaaaa, akhirnya aku berhasil mendapatkan nomor mu juga.!!! " Teriak seseorang yang suaranya lebih terdengar di ruangan itu dari pada melalui ponsel. " Kang Minho.!!! " Seru Byeolim dan Minju kompak. Seo woo terkejut bukan main nomor ponselnya yang baru telah di ketahui oleh Minho, entah dari mana dia mendapatkannya sedangkan yang mengetahui nomor ponselnya tak lain hanya Minju, Byeolim dan Tae Kyung saja di sekolah ini. " Seo woo-yaa apa kau ingin pulang bersama ku.? " Ucap Minho penuh percaya diri. " Tidak, terima kasih, aku sudah punya supir yang datang menjemput ku. " Balas Seo woo tak mematahkan semangat Minho saat itu. " Yaaa Kang Minho, kenapa kau bisa sekolah di sini? Bukannya orang tua mu ingin kau bersekolah di Hanlim.? " Tanya Byeolim. " Aku memang sekolah di sana kemarin karena ku pikir Seo woo akan bersekolah di sana juga, tapi setelah mengetahui Seo woo bersekolah di sini, aku memohon pada mereka untuk memindahkan ku di sini. " Jawab Minho sambil melemparkan senyum kebahagiaan ke arah Seo woo. Seo woo mendapat pesan singkat dari supirnya kemarin, ia pun memutuskan untuk segera pergi. Saat Minho hendak mengekor, Kedua sahabat Seo woo langsung menahan langkahnya agar tidak mengacaukan hari Seo woo lagi. *** Seo woo tiba di parkiran dengan nafas yang tersengal-sengal, kedua tangannya bertumpu pada kedua lutut setelah berlari cukup kencang dari Minho. Pria yang menjemput Seo woo saat itu keluar karena penasaran apa yang terjadi pada Seo woo. " Kau baik-baik saja.? " Tanya Jae Hoon dengan nada yang lembut. " Aku baik-baik saja, sebaiknya kita segera pergi." Titah Seo woo segera masuk ke dalam mobil. " Cho Seo Wooooooooo… " teriakan seseorang berhasil membuat Seo woo kalang kabut, ia segera meminta pria itu untuk melaju secepat mungkin. Tanpa menunggu waktu lama, Jae Hoon segera melaju meninggalkan pelataran sekolah. Ia melirik pria yang berlari ke arah tempat parkir mereka tadi melalui spion mobil, sementara itu Seo woo kini dapat bernafas dengan lega setelah terhindar dari hama yang selalu mengganggu hidupnya itu. " Apa dia fans mu.?" Tanya Jae Hoon setelah mereka melaju cukup jauh. " Begitulah, dia selalu saja mengekor sejak kelas satu SMP, dan aku tidak menyangka dia akan bertemu denganku lagi di sekolah itu. " " Wajar saja, kamu cantik, tak heran ada yang mengidolakan mu sampai seperti itu. " Seo woo menoleh ke arah Jae Hoon dengan wajah memerah menahan malu, melihat pria itu seakan berkata jujur membuat Seo woo tersenyum lebar. " Ahjussi," panggil Seo Woo pelan. " Hmmm.? " " Aku penasaran dengan mu, apa jangan-jangan kau ini..???? " Seo woo mulai melirik Jae Hoon dengan penuh selidik sementara itu Jae hoon nampak gugup di tatap seperti itu oleh Seo woo. " Kau mantan seorang aktor ya.? " Lanjut Seo woo seketika membuat Jae hoon dapat bernafas dengan lega. " Mana mungkin, kalau aku mantan seorang aktor mungkin kau sudah pernah melihat ku di layar televisi bukan. " " Benar juga, kau tidak mungkin mantan seorang aktor. Tapi wajah mu mengingat kan aku dengan aktor tampan Ji Chang Wook, kau kenal.?" " Tentu saja aku mengenalnya, tapi kau terlalu berlebihan mengira aku mirip dengannya. " Seo woo tertawa lepas mendengarnya, Jae Hoon yang melirik Seo woo pun ikut tertawa meski tidak paham maksud Seo woo tertawa seperti itu karena apa. Setibanya di tempat les, Seo woo turun dengan penuh semangat. Jae hoon meliriknya dari dalam mobil ketika gadis itu melambaikan tangan kepadanya. " Jemput aku seperti kemarin yah. " Sahut Seo woo dan di balas anggukan pelan oleh Jae Hoon. *** Pria itu tiba di ruangannya sambil menjatuhkan tubuhnya di kursi kerja, ia menatap langit-langit ruang kerjanya dengan tatapan nanar. Pikirannya melayang pada kejadian 10 tahun yang lalu, saat di mana ia dan mendiang istrinya terakhir kali bertemu. " Lee Soo bin, aku menemukan seseorang yang begitu mirip dengan mu. Bagaimana mungkin kalian berdua terlihat persis satu sama lain. " Ucap Jung Jae hoon dengan mata yang berkaca-kaca. " Dan juga maafkan aku, aku harus menikahi gadis itu meskipun aku tidak menginginkannya. Kau pasti akan tetap setuju bukan? Iya kan Lee Soo bin.?" Di atas meja kerjanya, terdapat papan nama yang bertuliskan namanya dan profesi dokternya. Di sudut lain terdapat sebuah bingkai foto yang menampilkan seorang wanita cantik, dia adalah Lee Soo bin, mendiang istri Jae hoon yang telah pergi untuk selamanya sepuluh tahun yang lalu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD