About Jae hoon. ?

1707 Words
Kelas baru saja berakhir setelah bel tanda pulang berbunyi nyaring, seorang gadis terlihat was was menatap pintu kelas dengan harap orang itu tidak muncul di kelasnya. Dua sahabatnya kini bersiap untuk pulang juga, ia pun meminta pada mereka untuk menahan Minho agar Seo woo dapat pergi ke tempat les tanpa pergi bersamanya. " Kau tenang saja, kami akan menahannya jadi kau pergilah sekarang. " Ujar Byeolim selanjutnya Seo woo langsung pergi meninggalkan kelas. " Sulit juga berada di posisinya, dia bisa ketahuan kapan saja kalau Minho sudah menyalahkan radar ingin tahunya. " Ucap Minju dan di benarkan oleh Byeolim. " Tapi ngomong-ngomong kenapa dia tidak muncul juga, biasanya Minho akan muncul dua menit setelah bel berbunyi." " Apa mungkin kelasnya belum berakhir.?" Minju dan Byeolim pun pergi mengecek apakah kelas 1-2 masih belajar apa sudah pulang, dan setelah mereka tiba di depan kelas itu nyatanya kelas sudah kosong dan hanya menyisakan murid yang sedang melakukan jadwal piketnya. " Kita sudah berusaha semampu kita, Minho memang salah satu makhluk yang sulit di tangani." Gumam Minju pasrah. " Maafkan kami Seo woo." Lanjut Byeolim ikut pasrah. Sementara itu Seo woo yang sudah keluar dari sekolah segera menghampiri taksi langganannya, ketika ia masuk ke dalam mobil itu sosok Minho sudah ada di dalam dan membuatnya sangat terkjut. " Apa yang kau lakukan di sini.? " Tanya Seo woo penasaran. " Mobilku sedang di bengkel dan aku tidak punya kendaraan lain selain nebeng denganm, karena kita satu tempat les jadi tidak masalah kan." Ujarnya tanpa rasa bersalah. " Aku berusaha menghindarinya tapi semakin ku hindari dia akan semakin dekat dengan ku, menyusahkan sekali." Benak Seo woo kesal sendiri. " Baiklah tidak masalah, ahjussi kau bisa berangkat sekarang." Titah Seo woo pada sang supir.         ♕♛ Di saat semua orang sedang konsentrasi dalam menyimak pelajaran, Seo woo terlihat tidak bisa tenang di kursinya. Sejak tadi ia melirik jam dan berharap waktu cepat berlalu agar dia bisa pulang, sementara itu Minho yang menyadari reaksinya di buat penasaran dan juga rasa curiga yang di rasakan oleh Minho semakin meningkat saat itu. Sepuluh menit lagi dan kelas akan berakhir, guru di depan kelas sebentar lagi akan menutup kelas matematika hari ini. Sebelum itu Seo woo sudah memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, tak mau kalah Minho pun melakukan hal demikian. " Minggu depan kita akan ujian, kalian harus belajar dan pastikan nilai kalian tidak turun kali ini. baiklah kelas berakhir, kalian boleh pulang. " Lontar guru matematika yang duluan keluar meninggalkan ruang kelas. Seo woo langsung menarik tas ranselnya dan bergegas meninggalkan kelas, namun Minho menarik tas Seo woo sehingga gadis itu kembali ke belakang. " Kenapa kau begitu terburu-buru.? "Tanya Minho kebingungan. " Itu.. Aku mau ke toilet." Jawabnya spontan. " Oh baiklah. " Minho melepaskan Seo woo dan membiarkan gadis itu kembali berjalan. Sayangnya Minho terus mengikutinya hingga di depan toilet, jika bukan karena toilet wanita mungkin pria itu akan tetap mengikutinya. Sementara itu Seo woo yang tidak ingin melakukan apapun di dalam toilet mulai kebingungan harus berbuat apa. " Aku belum siap berhadapan dengan Minho, aku harus bagaimana.??? " Benak Seo woo benar-benar bingung harus melakukan apa. Lima menit kemudian Seo woo keluar sambil menoleh kekanan dan kiri, ia tak menemukan Minho di luar toilet sehingga membuatnya merasa lega. Kini ia bisa pulang dengan tenang, baru saja ia merasakan ketenangan sosok Minho lagi-lagi muncul di luar gedung dan kini sudah siap dengan mobilnya di luar. " Kita pulang bersama, aku akan mengantarmu pulang." " Mengantarku pulang.!? " " Kenapa? Aku tidak boleh mengantarmu pulang.?" " Bu-bukan begitu, kau boleh kok mengantarku pulang." Jawab Seo woo akhirnya pasrah.         ♕♛ Setibanya di rumah, Seo woo terlihat gemetar dan tidak bergerak dari tempatnya sama sekali. Minho yang melihatnya pun memberitahunya untuk turun, saat itu juga Seo woo turun dan tak lupa mengucapkan terima kasihnya pada Minho dan juga supirnya. " Kau tidak mengizinkan aku masuk ke dalam? Padahal aku penasaran dengan rumah barumu ini.? " Lontar Minho seketika membuat Seo woo semakin panik. Seo woo menoleh ke arah rumahnya dan memastikan apakah Jae hoon ada di dalam apa tidak, setelah melihat tidak ada mobil yang terparkir di halaman ia pun mengizinkan Minho untuk masuk. " Tuhan selamatkan aku kali ini, jangan biarkan Minho mengetahui sesuatu aku akan bersikap normal seperti biasanya, aku janji." Batin Seo woo berjalan memasuki rumah di ikuti oleh Minho di belakangnya. " Silahkan masuk. " " Rumah sebesar ini kau tinggal dengan siapa.? " " Aku tinggal sendirian." " Benarkah? Apa kau tidak takut.? " " Tentu saja tidak," Kemunculan ahjumma tiba-tiba membuat Seo woo memberi kode untuk bersikap biasa, sebelumnya ahjumma telah di beritahu soal hubungan Seo woo dan Jae hoon serta rahasia yang hanya boleh di ketahui oleh orang-orang terdekat saja. " Dia siapa? Katanya kamu tinggal sendirian.?" Tanya Minho setelah melihat Ahjumma itu. " Dia ahjumma yang bekerja menjagaku di sini, kau boleh duduk di mana pun kau mau. " Jawab Seo woo kemudian mempersilahkan Minho untuk duduk. Kini Seo woo dan Minho duduk saling berhadapan, tatapan Minho fokus memperhatikan seisi rumah sedangkan Seo woo memastikan tidak ada benda yang mencurigakan yang dapat menarik perhatian Minho nantinya. " Aku ingin ke kamar mandi, di mana kamar mandinya.? " Tanya Minho tiba-tiba. " Kau mau apa.? " " Aku mau buang air, tidak boleh.? " " Bo-boleh, kamar mandinya ada di sini ikut aku. " Ajak Seo woo mencoba mengajak Minho menuju kamar mandi yang ada di dekat ruang makan. Di rumah itu kamar mandi yang selalu di gunakan ada di tiap kamar dan masing-masing kamar sudah ada pemiliknya, untungnya masih ada kamar mandi lain yang bisa di gunakan oleh Minho saat itu. Selagi Minho ada di dalam kamar mandi, Seo woo yang merasa frustasi lompat-lompat tidak jelas sambil berharap pria itu segera pulang dan dia dapat bernafas dengan lega lagi. Minho yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati Seo woo yang masih menunggunya di luar, kemudian setelah itu Seo woo kembali mengajaknya ke tempat yang tadi di mana saat ini di meja sudah tersedia minuman dan cemilan untuk Minho. " Kamar siapa itu.? " Tunjuk Minho pada kamar yang ada di lantai satu. " Itu kamar tamu, ayah dan ibuku biasanya akan tidur di sana jika kemari, dan sebelahnya lagi adalah kamar Ahjumma." " Lalu kamar mu di mana.? " " Di atas. " Tunjuk Seo woo membuat Minho melirik ke lantai dua. Kini Minho sudah kembali tenang dengan menikmati cemilan dan minuman yang di suguhkan untuknya, Sedangkan Seo woo terlihat sibuk dengan ponselnya yang dimana saat ini ia sedang mengirimkan pesan pada Jae hoon untuk tidak pulang ke rumah dulu. " Dia benar-benar merepotkan, kenapa belum pulang juga sih." Keluh Seo woo dalam hati. " Sudah malam, sebaiknya aku pulang dulu. " " Oh oke." Minho pun bangkit dari sofa dan berjalan keluar di ikuti oleh Seo woo yang perlahan merasa lega, saat Minho tiba-tiba menoleh ekspresi terkejut Seo woo membuat pria itu kebingungan. " Boleh aku sering-sering datang kemari.? " Lontar Minho penuh harap. Seo woo tersenyum paksa menatapnya sambil mengangguk tidak ikhlas, akhirnya Minho benar-benar meninggalkan rumahnya setelah di izinkan untuk datang lagi. Teriakan Seo woo terdengar di seluruh rumah dan membuat ahjumma sampai terkejut, sejak tadi Seo woo begitu ingin berteriak entah perasaan lega karena Minho tidak membahas soal Jae hoon ataupun kesal karena Minho akan sering-sering main ke rumah itu. ** Malam harinya Seo woo terlihat duduk manis di kursi meja makan sambil menunggu kepulangan Jae hoon dari rumah sakit, saat ini berbagai menu makanan sudah tersedia di meja dan ahjumma tidak berhenti membawakan makanan yang enak sehingga membuat Seo woo mupeng di buatnya. " Ahjumma kau mengingatkanku pada ahjumma yang juga merawatku sewaktu kecil, dia sudah seperti ibu kedua bagiku. " lontar Seo woo lirih. " Aku pun sama Seo woo-ya, saat Jae hoon masih SMA ahjumma selalu menyiapkan makanannnya hingga keperluan sekolahnya. Melakukan hal yang sama kepadamu membuat ahjumma teringat masa-masa waktu itu. " " Memangnya ahjussi saat SMA seperti apa? Apa dia anak yang nakal.? " Ahjumma kemudian duduk menemani Seo woo, sambil menunggu Jae hoon mereka akan bercerita tentang Jae hoon muda yang di buat penasaran oleh Seo woo. " Jae hoon ketika SMA merupakan murid teladan dan sangat teratur melakukan apapun, di sekolah dia terkenal pintar dan populer dikalangan murid wanita. Meski begitu dia tidak pernah memikirkan Cinta sebelum akhirnya bertemu dengan mendiang istrinya. " " Maafkan ahjumma Seo woo-ya, ahjumma tidak bermaksud mengungkit masa lalu Jae hoon dengan Soo bin. " " Tidak masalah, ceritakan saja. Lagi pula ahjumma sudah tahu kan kalau aku dan Jae hoon tidak saling mencintai, lanjutkan saja ceritanya aku senang kok mendengarkannya. " Jawab Seo woo berbohong. " Baiklah kalau begitu. " Ucapnya pasrah. Ahjumma menjelaskan kepada Seo woo bahwa hubungan Jae hoon dan Soo bin di mulai sejak mereka kelas dua SMA, Jae hoon yang sangat mencintai Soo bin pun sebaliknya memutuskan berpacaran hingga mereka tamat SMA dan melanjutkan pendidikannya di jalur yang berbeda di mana Jae hoon mengambil kedokteran sedangkan Soo bin mengambil drama dan teater. Tujuh tahun berpacaran akhirnya mereka menikah, tapi saat itu hubungan keduanya di tentang oleh keluarga Jae hoon karena mereka tak menginginkan menantu yang berprofesi sebagai artis. Tapi Jae hoon tetap menikah tanpa restu kala itu, dan setelah Soo bin menjadi artis terkenal dan Jae hoon menjadi dokter muda berbakat keduanya pun mulai sibuk dengan urusan masing-masing hingga akhirnya Soo bin meninggal dunia dan meninggalkan Jae hoon yang merasa bersalah karena tak menghabiskan waktu bersama Soo bin lebih lama lagi. " Ahjussi pasti sangat mencintai istrinya." " Benar, setelah Soo bin meninggal selama dua tahun Jae hoon berhenti menjadi dokter dan pergi meninggalkan Korea. Setelah dia kembali sifat Jae hoon sedikit berubah, dia terlihat lebih pendiam dan tidak pernah menentang orang tua nya lagi. " " Aku bahkan tidak mengetahui apapun soal itu, bagaimana mungkin aku mengaku menyukainya tapi tidak tahu soal dia sama sekali." Benak Seo woo tertunduk lesu. Kedatangan Jae hoon malam itu mengakhiri percakapan mereka, padahal banyak yang ingin di bahas bersama Ahjumma tapi karena kedatangan Jae hoon maka semua itu akan di tunda dan di bahas nanti ketika ada waktu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD