Penyesalan. ?

1719 Words
" Terima kasih atas makan siangnya ayah, aku sangat senang hari ini bisa mengobrol berdua denganmu." Ucap Seo woo ketika dia baru saja tiba di rumahnya. " Lain kali kita bisa pergi lagi, dan mungkin mengajak Jae hoon juga. " Lontar ayah Jae hoon membuat senyum tipis terukir di bibir Seo woo. " Kalau begitu aku akan masuk, hati-hati di jalan ayah." Seo woo membungkuk hormat di hadapan beliau kemudian supir melaju dengan pelan meninggalkan pelataran rumah. Seo woo melambaikan tangan sampai mobil itu menghilang di balik jalan, setelah itu ia melangkah memasuki rumah dan mendapati mobil Jae hoon ada di dalam. Itu artinya Jae hoon sudah pulang dan tiba saatnya untuk Seo woo memulai pembicaraan serius terkait kontrak yang dulu di buatnya. " Ahjussi." Panggil Seo woo menelusuri seisi rumah namun tak melihat sosok pria itu. " Ahjumma, dimana ahjussi.?" Tanya Seo woo ketika tiba di dapur. " Dia ada di kamarnya, baru saja pulang dari rumah sakit. " Jawabnya lirih. Ketika Seo woo hendak mengetuk pintu kamar Jae hoon, tiba-tiba saja pintu terkuak dan memunculkan sosok Jae hoon yang sudah rapih dengan membawa tas kerjanya. " Kau mau pergi lagi.? " Tanya Seo woo menatapnya tajam. " Ah iya, aku harus lembur lagi malam ini dan mungkin besok juga. " Jawabnya terdengar santai. " Tapi aku, " " Maaf ya Seo woo, aku benar-benar sibuk dan harus pergi sekarang. Kalau ada apa-apa kau bisa meminta ahjumma untuk menolongmu, atau Kyung woo juga boleh. " Potong Jae hoon seketika membuat Mood Seo woo rusak. " Ya sudah pergi saja. " Lontar Seo woo terlanjur kesal dan berlari menuju kamarnya. Jae hoon dan ahjumma saling menatap satu sama lain, saat itu Ahjumma hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Jae hoon yang benar-benar kurang peka. Namun wanita setangah baya itu tak ingin ikut campur lebih dalam urusan mereka, ia hanya bisa mendukung keduanya jika itu yang terbaik. ♕♛ Pria itu baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya lalu di kejutkan dengan kehadiran seseorang di dalam sana, dia adalah ayahnya sendiri yaitu dokter Jung Hoseok. Jae hoon heran mengapa ayahnya sampai datang ke ruang kerjanya di jam begini, dengan sopan ia menyapa sang ayah lalu bertanya tentang kehadirannya. " Ayah tidak boleh menjenguk putra ayah.? " " Bukan begitu, hanya saja ini tidak biasanya terjadi." Jawab Jae hoon tersenyum kecil. " Ayah dan istrimu baru saja makan siang bersama hari ini," " Benarkah? Seo woo bahkan tidak memberitahuku saat di rumah tadi. " " Itu karena kalian memang tidak sedekat suami istri pada umumnya kan.? " " Maksud ayah apa? Aku dan Seo woo baik-baik saja, kami tidak bertengkar atau semacamnya. " " Jangan membohongiku lagi Jae hoon, ayah tahu kalian tidak serius dalam menjalin hubungan. Jangan membuat ayah malu, keluarga Cho sudah sangat baik terhadap kita maka dari itu perlakukan Putri mereka sebaik mungkin, ayah sudah dengar soal penipu yang menjebak Seo woo dan kabar kalau dirinya jatuh sakit sementara kau sibuk bekerja, ayah ingatkan padamu untuk peduli terhadapnya. Dia masih sangat muda dan butuh bimbingan olehmu, kau seharusnya paham akan situasi itu. " " Ayah selalu saja seperti ini, aku bahkan sudah menuruti kemauanmu dengan menikahinya dan kenapa kau masih ikut campur dengan urusanku dengannya. Kalian sebaiknya diam saja, biarkan aku yang menjalani kehidupanku aku sudah dewasa dan tahu mana yang terbaik untukku dan orang-orang yang ada di sekitarku. " " Jae hoon, kau.??? " Ucap ayahnya tercengang dengan ucapan Jae hoon barusan. " Kumohon tinggalkan aku sendiri, ayah. " pinta Jae hoon dengan sangat. Hoseok kemudian bangkit dari kursinya dan meraih bingkai foto yang tertera di meja kerja Jae hoon, kemudian bingkai itu ia lempar ke lantai hingga terpecah belah dan membuat Jae hoon terkejut melihatnya. " Karena wanita gila ini kau berani membentak ayah, apa kau sadar dia sudah meracuni pikiranmu. " Sentak beliau di depan mata Jae hoon. " Cukup mengatainya dengan sebutan itu, dia sudah tidak ada dan tolong pergi dari sini, pergi kataku.!!!! " Gertak Jae hoon seketika membuat sang ayah hampir terjatuh dengan memegang dadanya yang di rasa nyeri. " Ayah, kau tidak apa-apa.? " Tanya Jae hoon langsung khawatir begitu melihat ayahnya yang meringis memegang dadanya. " Lepaskan ayah, kau sudah menjadi anak durhaka Jae hoon. " Jawabnya menepis tangan Jae hoon kemudian keluar meninggalkan ruang kerja putranya itu. Jae hoon terdiam mematung mencera kalimat terakhir yang di ucapkan beliau, kondisi ayahnya barusan membuat Jae hoon cemas karena ia tak tahu kalau ayahnya mengidap jantung. Dan setelah kejadian ini Jae hoon sendiri bingung, ayahnya sudah sangat marah dan ia pun merasa tidak terima jika Soo bin mendiang istrinya masih mendapat cacian dari sanga ayah. ♕♛ " Di mana Jae hoon.??? " Tanya seorang wanita setengah baya pada seorang perawat yang sedang berjaga saat itu. " Dokter Jung baru saja memasuki ruang operasi nyonya." Jawabnya lantang. Wanita itu kemudian berlari meninggalkan nurse stationary dan bergegas menuju ruang ICU, saat ini suaminya terserang serangan jantung yang membuatnya harus di larikan ke rumah sakit. Sementara putranya saat ini sedang melakukan operasi, dokter yang menangani suaminya berkata untuk segera melakukan operasi namun mereka membutuhkan Jae hoon untuk memimpin operasi besar tersebut. " Bagaimana nyonya, apa Jae hoon menyetujui operasinya.? " Tanya dokter Choi selaku dokter yang menangani Jung Hoseok. " Jae hoon sedang melakukan operasi, kita tidak bisa menyuruhnya untuk bergabung. Kumohon dok, lakukan saja operasinya tanpa menunggu Jae hoon." Pinta Shin Hyesun istri Hoseok. " Tidak ada waktu lagi, sebaiknya kita segera melakukan operasi. " Ujar dokter Choi pada rekan satu timnya yang akan melakukan operasi untuk ayah Jae hoon. Kini pria yang memiliki rumah sakit itu harus masuk ke ruang operasi, seorang dokter pun tidak akan luput dari yang namanya penyakit dan seorang dokter juga bisa kehilangan nyawa kapan pun itu. Tapi kali ini pihak keluarga merasa terpukul sebab beliau tiba-tiba merasakan sakit yang membuatnya tak berdaya hingga harus menjalani operasi saat itu juga. Istrinya yang saat ini tengah berdoa sambil menangis berharap agar suaminya akan baik-baik saja, dan Jae hoon secepatnya menyelesaikan operasi sehingga ia bisa tahu kalau ayahnya saat ini sedang melawan maut di dalam sana. " Eonnie.!!" Panggil seseorang yang tiba-tiba berlari ke arah Hyesun, dia adalah Nam Geurim alias ibu Seo woo yang baru saja datang setelah mendapat kabar bahwa besannya tengah di operasi saat itu. " Apa yang terjadi pada ayah Jae hoon, aku baru membaca pesanmu dan langsung berlari kemari. " " Suamiku terserang serangan jantung, dan dokter mengatakan untuk segera melakukan operasi pencangkokan jantung. " " Apa sudah ada pendonor yang melakukannya.? " " Sudah, seorang pasien yang di rawat di rumah sakit ini memberikan jantungnya untuk ayah Jae hoon." " Bagaimana dengan Jae hoon, apa dia sudah mengetahuinya.?" " Dia sedang operasi," Jawab parau. " Kau tenang saja Eonnie, kita doakan yang terbaik untuk ayah Jae hoon. " Ucap Geu rim sambil memeluk wanita yang lebih tua tiga tahun darinya itu. ♕♛ Pria itu baru saja keluar dari ruang operasi dan di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang membuatnya terkejut, dia adalah Woo jin yang baru saja memberitahu Jae hoon bahwa ayahnya sedang menjalani operasi. Spontan Jae hoon langsung berlari menuju ruang operasi yang di sebutkan oleh Woo jin dalam keadaan panik. " Sudah ku duga ayah mengalami sesuatu kemarin. " benak Jae hoon terus berlari. Setibanya di depan ruang operasi ia bertemu dengan ibu dan juga mertuanya yang sedang menunggu proses operasi berjalan, Jae hoon memeluk ibunya kemudian bertanya soal ayahnya dan di jawab oleh beliau dengan pelan. " Ayahmu akan baik-baik saja, percayakan semuanya pada dokter yang menanganinya." Sahut Ayah Seo woo. Sudah dua jam berjalan dan operasinya masih berjalan, meskipun Jae hoon seorang dokter ia tidak di perbolehkan masuk ataupun ikut membantu proses operasi yang sudah berjalan hampir 80% itu. " Ayah.!!! " Sahut Seorang gadis yang baru saja muncul dengan raut yang begitu cemas. " Seo woo.? " Ucap semuanya melirik Seo woo yang datang dan langsung menangis tersedu-sedu. " Bagaimana keadaan ayah mertua? Apa dia baik-baik saja, Kyung woo Oppa memberitahuku kalau beliau masuk rumah sakit, kenapa kalian tidak ada yang memberitahuku? Aku juga khawatir dengan ayah, padahal kemarin kami habis makan siang bersama tapi kenapa dia tiba-tiba sakit… Kenapa.???? " " Seo woo tenanglah, ayah Hoseok sedang menjalani operasi kamu tunggu dan sabarlah. " Sahut Ayahnya berusaha menenangkan Seo woo. Saat itu Jae hoon terlihat cukup terkejut dengan akting Seo woo yang bahkan menangisi ayahnya, sementara ia sendiri yang merupakan anak kandungnya tidak bisa menitihkan air mata meskipun ia begitu sedih mendengar kabar tersebut. Beberapa saat kemudian pintu terbuka, seorang dokter senior langsung keluar untuk memberitahu hasil operasinya pada mereka. " Operasi berjalan lancar, dokter Jung akan di pindahkan ke ruang PICU dan hanya beberapa orang saja yang boleh menengoknya. " Jelas dokter Choi. Semua orang merasa bersyukur karena operasinya berjalan lancar, Seo woo sudah tidak menangis lagi dan saat ini ia begitu ingin menengok ayah mertuanya itu. Namun Jae hoon tiba-tiba menarik tangannya dan mengajak Seo woo pergi, pria itu memberikan kesempatan pada yang lebih tua untuk melihat kondisi ayahnya dan nanti barulah mereka berdua. ♕♛ Jae hoon menyodorkan s**u strawberry kepada Seo woo yang sudah lebih tenang dari sebelumnya, mereka duduk bersebelahan di taman atap rumah sakit dengan pandangan lurus ke depan. " Terima kasih karena sudah peduli terhadap ayahku." Ucap Jae hoon memecah keheningan. " Apa maksudmu? Aku sudah menganggap ayah mertua seperti ayahku sendiri. " ketus Seo woo. " Kalau aku.? " Tanya Jae hoon seketika membuat wajah Seo woo merona. " Tentu saja ahjussi yang merawatku. " Jawabnya pelan dan sedikit menahan malu. " Kau selalu memanggilku ahjussi, padahal usiaku masih 35 tahun tapi tidak apa-apa jika kau merasa nyaman dengan panggilan itu. " " Tentu saja aku nyaman, aku tidak mau memanggilmu Oppa atau suami." " Kau tahu Seo woo,ayahku tahu soal kontrak itu. " " Hah? Bagaimana bisa, padahal hanya kita yang tahu soal itu.? " " Aku juga tidak tahu bagaimana ayah bisa mengetahuinya, untuk tetap menjaga perasaan ayah aku meminta mu untuk berakting lebih serius lagi. Tidak apa-apa kan? Sebagai bentuk dari latihan aktingmu juga, ini bisa sangat efektif nantinya. " Melihat Jae hoon yang mengatakannya dengan sangat mudah membuat Seo woo tidak bisa berkata-kata lagi, begitu banyak kalimat yang di siapkan sebelumnya namun seketika sirna begitu Jae hoon yang memulai percakapannya. " Aku akan berusaha semampuku. " Ucap Seo woo pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD