It Hurts ?

2149 Words
" Aku bersyukur tidak bisa mengikuti donor darah itu, tapi tunggu kenapa aku tidak bisa ikut? Bukankah kondisi tubuhku baik-baik saja.? " Ucap Seo woo ketika dirinya tiba di kelas. " Terserah, yang penting aku tidak bertemu dengan Ahjussi. " Lanjutnya sambil menjatuhkan tubuhnya di kursi. Seo woo baru tersadar jika di kelas itu hanya ada dirinya, tidak mungkin jika semua murid di kelas kecuali dia yang tidak bisa donor darah. Ada yang aneh dari semua itu dan berada di kelas sendirian rasanya sangat menakutkan, hingga akhirnya Seo woo keluar dari kelas hendak ke tempat lain selain di kelasnya. Tiba-tiba saja sosok Tae kyung muncul dari ujung koridor dan hendak menaiki anak tangga menuju atap gedung sekolah, saat ia melangkah hendak mengejar tiba-tiba saja seseorang yang lain muncul dari belakangnya yang tak lain adalah Jihyun. Saat itu juga langkah Jihyun terhenti, ia mulai merasa pikirannya kacau. " Kenapa mereka berdua naik bersama ke atap.? " Benak Seo woo mulai merasa gusar. " Apa aku harus naik ke atas.?" " Tapi, bagaimana kalau aku melihat mereka justru membuat hatiku sakit. " Alhasil Seo woo tetap menuju ke atap karena tak ingin di buat penasaran, setibanya di pintu yang menghubungkan ke atap sekolah ia bisa melihat dua orang itu saling berdiri berhadapan dengan tatapan yang sulit di artikan. Dari tempat Seo woo berdiri ia tak bisa mendengar dengan jelas percakapan mereka, sambil memegang dadanya yang mulai sakit melihat mereka membuat Seo woo seakan ingin ke sana dan menjauhkan mereka berdua. Dua bola mata Seo woo membulat sempurna saat melihat Jihyun dan Tae kyung berpelukan, tak hanya itu mereka juga sempat berciuman meski sebentar dan seperti yang Seo woo lihat sepertinya mereka berdua masih saling mencintai. Tapi apa yang membuat Tae kyung sampai mengencaninya jika berakhir seperti ini, rasanya sudah sangat cukup melihat semua itu sehingga membuat Seo woo akhirnya pergi dari tempatnya mengintip. *** Sekembalinya dari atap, di ruang kelas yang masih sepi akhirnya Seo woo menitihkan air mata. Ini pertama kalinya ia menangis karena seorang pria, selama ini hanya pria yang pernah menyukainya saja yang pernah menangis tapi apakah semua ini adalah karma yang di terima oleh Seo woo? Entahlah dia sendiri tidak bisa mendeskripsikan keadaan saat ini. " Kenapa Tae kyung Oppa begitu jahat padaku? Jadi selama ini dia hanya menjadikan ku pelampiasan, tak heran sikapnya tidak seperti pria yang benar-benar menyukaiku. " " Aku terlalu bodoh sampai bisa terjebak seperti ini, tapi aku juga tidak bisa pungkiri bahwa aku sangat mencintainya. " Seo woo tersentak kaget, ia baru sadar kalau selama ini bukan Tae kyung yang mengkhianatinya tapi dirinya lah yang telah mengkhianati Tae kyung sejak awal. Lagi-lagi Seo woo ingin bercerai dengan Jae hoon bagaimana pun juga, dengan bercerai maka dia bisa dengan bebas menuntut apapun dari Tae kyung. Gadis itu mengeluarkan ponselnya dan mulai mengirimkan pesan untuk Jae hoon, saat ini juga Seo woo merasa harus bicara pada Jae hoon. Dan kali ini juga ia tak mau sampai Jae hoon menolak perceraian itu, jika Jae hoon sampai menolak lagi maka ia akan menuntut pada orang tuanya. Setelah mengirimkan pesan pada Jae hoon, mereka berdua akhirnya bertemu di ruang kesehatan sekolah yang kebetulan saat itu sedang kosong. Jae hoon yang baru saja datang menghampiri Seo woo dengan wajah penasaran karena di panggil ke tempat itu. " Apa kau yakin memanggilku kemari, bagaimana jika temanmu ada yang lihat.? " Tanya Jae hoon menatap Seo woo yang terlihat membelakangi nya. " Aku ingin kita bercerai. " Lontar Seo woo menoleh dengan tatapan mata yang tajam. " Kenapa tiba-tiba di tempat ini kau mengatakan hal itu lagi.? " " Aku mempunyai pacar, dan aku tidak ingin mengkhianati nya karena hubungan kita ini, jadi ceraikan aku segera. " " Bukannya sudah ku bilang untuk memikirkannya baik-baik, apa yang akan terjadi ke depannya apa kau sudah memikirkan hal itu.? " " Pokoknya aku ingin kita segera bercerai, aku tidak mau tahu soal ke depannya, selagi kita berpisah itu adalah keputusan yang terbaik. " Seo woo berjalan meninggalkan Jae hoon yang masih termenung dengan ucapan dari gadis itu barusan, menghadapi sikap Seo woo yang saat ini terbilang masih kekanak-kanakan membuat Jae hoon harus memikirkan sesuatu untuk menghadapinya. *** " Seo woo.!!! " Teriak Minju dan Byeolim berhasil menghentikan langkah gadis itu. " Kau dari mana saja, kami mencari mu di aula. " " Maaf, karena aku tidak bisa ikut donor darah makanya aku pergi dari sana." " Kau membuat kami khawatir tahu, dasar." Lontar Minju di sambut senyuman getir dari Seo woo. " Ada apa dengan wajahmu, seperti habis putus Cinta. " Sahut Byeolim tiba-tiba. Seo woo menunduk sedih, ia teringat dengan kejadian di atap saat melihat Jihyun dan Tae kyung berciuman. Kedua sahabatnya yang mulai khawatir mengajak Seo woo ke dalam kelas dan duduk santai untuk membahasnya. " Tae kyung Oppa dan Jihyun sepertinya mereka balikan, aku tidak sengaja melihat mereka berdua berciuman di atap sekola. " Jelas Seo woo membuat dua sahabatnya terkejut. " Sudah ku duga, dia hanya menjadikan mu pelampiasan. " Sambung Byeolim. " Tapi jika di lihat-lihat Tae kyung sunbae bahkan tidak terlihat seperti pria yang mencoba memanfaatkan seorang wanita, mendengar hal itu darimu membuatku sangat terkejut. " Ucap Minju. " Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah melihat mereka, apa kau masih ingin mempertahankan hubunganmu dengan dia.?" " Aku masih sangat mencintainya, aku tidak bisa melepasnya begitu saja." " Kau tenang saja, kami akan membantumu mengatasi masalah ini. " Minju memegang tangan Seo woo seakan memberinya kekuatan. " Aku tidak setuju, bagaimana pun juga pria itu sudah menunjukkan sisi buruknya. Untuk apa di pertahankan lagi, sebagai perempuan kita tidak boleh bodoh hanya karena masalah Cinta. " Ujar Byeolim tegas. " Hmmm..benar juga apa yang Byeolim katakan, tapi ini tidak adil untuk Seo woo. " Seo woo menunduk diam, ia tak tahu apa yang harus di lakukan lagi, dua sahabatnya sudah mau mendukung dengan cara mereka masing-masing. Namun hatinya tetap saja terpaku pada satu pria, apa yang harus di lakukan nya sekarang? Di samping itu Seo woo juga masih memikirkan cara untuk bisa bercerai dengan Jae hoon, dia berharap kali ini Jae hoon menyetujuinya sehingga ia tak harus bicara empat mata dengan ayahnya. *** Malam ini Seo woo benar-benar menjalankan aksinya dengan tidak pulang ke rumah Jae hoon, ia memutuskan untuk menginap di rumah Minju sambil menunggu Jae hoon memberikan jawaban atas perceraian mereka. Meskipun telah berteman cukup lama dengan Minju, ini kali pertamanya ia ke rumah gadis itu. Dan setahu Seo woo, Minju merupakan anak bungsu dari dua bersaudara, kakak laki-lakinya sudah menikah dan tinggal di rumahnya sendiri sedangkan di rumah itu hanya ada dia dan kedua orang tuanya. " Kau yakin tidak apa-apa jika tinggal di rumah ku tanpa memberitahu orang tuamu dulu.? " Tanya Minju menatap Seo woo yang termenung sejak kedatangannya beberapa saat yang lalu. " Tidak apa-apa, mereka sibuk dan tidak mungkin tahu kalau aku ada di rumah atau di luar. " " Tidak biasanya, akhir-akhir ini kau terlihat berbeda. Apa kau menutupi sesuatu dariku.?" Sahut Minju seketika membuat Seo woo tercekat. " Aku tidak menutupi apapun, " Balasnya mencoba terlihat baik-baik saja. " Ya sudah, kalau begitu sebaiknya kau bersih-bersih dulu, di lemari ada baju hari-hari ku kau bisa memakainya." " Baiklah." " Aku mau turun dulu membantu ibuku menyiapkan makan malam, sepertinya malam ini kakak ku dan istrinya akan berkunjung ke rumah. " " Aku akan segera menyusul. " " Oke. " *** Menjelang makan malam, Minju dan Seo woo sibuk menyiapkan makanan di atas meja. Begitu banyak hidangan yang di buat oleh nyonya Park ( mama Minju) untuk menyambut kedatangan putra pertama serta menantunya yang baru saja mengandung anak pertama mereka. Sudah menjadi tradisi sebuah keluarga mengadakan acara kumpul keluarga setelah mendapat kabar gembira tersebut, di satu sisi Seo woo merasa telah masuk ke dalam keluarga itu di waktu yang kurang tepat. " Aku jadi tidak enak dengan keluarga mu. " Bisik Seo woo pada Minju yang sedang asyik menyusun piring. " Kau santai saja, lagi pula kakak ku ini bekerja sebagai dokter di rumah sakit yang sama dengan ayah mu. " Jawab Minju. " Hah? Dokter, di rumah sakit Jungjae.? " Minju di buat kaget oleh respon Seo woo barusan hingga hampir menjatuhkan piring yang ia pegang. " Kenapa kau begitu terkejut.? " " Uh.., itu.., aku… " " Putra pertama pulang. " Seru seseorang dari luar yang seketika menarik perhatian Seo woo dan Minju. " Itu dia sudah datang. " Minju segera menghampiri kakaknya yang saat ini masih berada di ruang tamu, sementara itu Seo woo nampak gugup bertemu dengan pria itu. Kakak Minju dan istrinya baru saja memasuki ruang makan, semua orang di persilahkan untuk duduk begitu pun dengan Seo woo yang nampak kaku. Perhatian kakak Minju terus tertuju pada Seo woo dengan wajah kebingungan, lalu istrinya menyuruh untuk berhenti menatap Seo woo karena hal itu membuat Seo woo semakin gugup. " Oh iya kak, ini sahabat ku Seo woo yang sering ku ceritakan padamu. Dia Putri dari dokter Cho di rumah sakit yang sama denganmu. " sahut Minju yang kemudian membuat Woojin ( Kakaknya) langsung menjentikkan jari. " Pantas saja aku merasa tidak asing dengannya, ternyata dia adalah istri Jae hoon. " Benak Woojin mengangguk paham. " Ada apa denganmu, apa kau sudah mengenalnya.? " Tanya Minju heran melihat sikap kakak laki-lakinya itu. " Sudah. " Jawabnya cepat. " Gawat, apa jangan-jangan dia tahu soal hubunganku dan Ahjussi, Di lihat dari wajahnya, dia terlihat seusia dengan Ahjussi. " benak Seo woo semakin gugup. Malam itu mereka menikmati makan malam yang sepesial di masak oleh mama Park, tak banyak percakapan yang terjadi saat makan malam. Bahkan setelah semua selesai, Seo woo dan Minju yang mengurus semua yang ada di dapur dan membiarkan para orang dewasa untuk mengobrol di ruang tamu. *** Seo woo begitu takut jika harus berhadapan dengan Woojin, setelah mengetahui bahwa ternyata Woojin merupakan teman dekat Jae hoon semakin membuatnya takut. Setelah menyelesaikan tugas di dapur, Minju mengajaknya ke ruang tamu di mana keluarganya tengah berkumpul. Awalnya Seo woo ingin menolak namun rasanya kurang sopan menghilang di tengah-tengah keluarga yang sudah mau memberikan tumpangan untuk menginap malam ini. Saat ke ruang tamu, nampaknya hanya ada Woojin yang sedang asik merokok. Melihat kedatangan Minju dan Seo woo, rokok itu segera di matikan dan di simpan di atas asbak begitu saja, ia tersenyum tatkala dua gadis itu duduk di atas sofa sambil bertanya kemana semua orang. Dan Woojin menjawab bahwa kedua orang tua dan juga istrinya sedang mengobrol di lantai atas. " Minju-ya, buatkan kakak teh tanpa gula yah. " Pinta Woojin dengan sangat. " Dasar, tunggu sebentar. " Jawab Minju setengah ikhlas. " Aku ikut. " " Tidak usah, kau di situ saja temani Woojin Oppa. " Lontar Minju dan terpaksa membuat Seo woo kembali duduk dengan tenang. Begitu kepergian Minju, suasana nampak hening meski sesekali Woojin melirik ke arah Seo woo dengan segala pemikiran yang ada, ia tak habis pikir sahabatnya menikahi gadis SMA seusia adiknya dan di lihat dari tingkahnya yang pemalu itu benar-benar bukan tipekal wanita idaman Jae hoon, meski jika di lihat sekilas wajah Seo woo memang menyerupai mendiang istri Jae hoon. " Apa dia sudah tahu kau ada di sini.? " Tanya Woojin tiba-tiba. " Maaf, dia siapa yang Oppa maksud.? " " Jangan berpura-pura, aku tahu soal hubungan kalian. " " Jadi ahjussi itu memberitahu mu soal hubungan kami.? " " Ahjussi, wah dia benar-benar bukan gadis pemalu seperti yang ku pikirkan. " Benak Woojin tersenyum kecil. " Kau tenang saja, Jae hoon hanya memberitahu hal itu padaku, seisi rumah sakit selain aku tidak ada yang tahu jadi jangan khawatir. " Lanjut Woojin sambil bersender pada sofa yang empuk. " Tetap saja dia sudah melanggar janjinya. " " Apa kau tahu masa lalu Jae hoon seperti apa.? " Sahut Woojin seketika membuat Seo woo kembali mendongak. " Untuk apa aku mengetahuinya, lagi pula pernikahan ini hanya ajang melunasi janji di masa lalu. Aku dan Ahjussi tidak akan pernah serius menjalaninya, dan aku pun sudah mengajukan cerai hari ini padanya. " Jelas Seo woo membuat Woojin tak habis pikir mendengarnya. " Bagaimana kalau kau berakhir menyukai Jae hoon nantinya, apa kau akan tetap berpisah dengannya.? " " Hal itu tidak akan pernah terjadi. " " Kita lihat saja nanti." " Apa yang kalian bicarakan.?" Sahut Minju yang baru saja muncul dengan membawa secangkir teh untuk kakaknya. " Tidak ada yang serius, Hmn Minju aku lelah, boleh aku ke kamar duluan.? " " Boleh, silahkan. " Setelah Seo woo pergi, Minju menatap kakaknya dengan tajam. Beberapa saat yang lalu melihat wajah Seo woo yang seperti itu membuat Minju paham bahwa saat ini sahabatnya itu dalam keadaan mood yang buruk, dan salah satu penyebabnya mungkin adalah kakaknya itu. " Apa yang sudah kau lakukan padanya.?" Tanya Minju penasaran. " Tidak ada, hanya obrolan random saja." Balas Woojin santai. " Sepertinya Minju juga tidak tahu soal hubungan gadis itu. " Benak Woojin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD