Perjodohan ?

1337 Words
Sepulang sekolah Seo woo harus ke rumah sakit sesuai janji nya dengan Ayahnya, Ia dan dua sahabatnya berpisah di pelataran sekolah karena taksi yang Seo woo pesan sudah tiba. Tujuan Seo woo adalah rumah sakit Jungjae yang terletak di Gangnam dan jarak dari sekolah tidak memakan waktu yang cukup lama, Selama di perjalanan Seo woo sibuk membahas kelanjutan chat Minju di kantin tadi melalui grup Line, Minju masih memberi informasi bahwa sampai saat ini Tae Kyung belum membalas pesan dirinya. " Baguslah kalau dia tipe cowok yang cuek pada setiap cewek, Setidaknya dia akan bersikap manis pada cewek yang di sukai nya nanti. " Gumam Seo woo tersenyum puas. Setibanya di rumah sakit, Begitu selesai membayar ongkos taksi Seo woo bergegas menemui ayahnya terlebih dulu, Ini pertama kalinya Seo woo ke rumah sakit sehingga ia tak tahu di mana ruangan ayahnya dan harus bertanya pada seseorang yang ada di dalam. Kebetulan di lobby ada seorang pria yang terlihat sangat tampan bahkan membuat Seo woo terkesan dengan wajah tampannya tersebut. " Permisi, Ahjussi apa kau bekerja di rumah sakit ini.?" Tanya Seo woo seketika membuat pria itu meliriknya dengan wajah terkejut, Mungkin karena panggilan Ahjussi yang di lontarkan Seo woo barusan, Sebenarnya itu adalah cara Seo woo memanggil orang-orang yang tidak ia kenal dan lebih tua darinya saja. " Ahjussi.? " Panggil Seo woo lagi dan membuat pria itu tersadar " Maafkan aku, Kau bilang apa tadi.? " Tanya Pria itu menoleh ke arahnya. " lupakan saja, Maaf sudah mengganggu." lanjut Seo woo bergegas pergi. " Tunggu dulu. " Cegah pria itu berhasil menghentikan langkah Seo woo. " Ada apa.? " Tanyanya ketus. " Apa kita pernah bertemu sebelumnya.? " Tanya pria itu lagi. Seo woo mengangkat bahunya dan menatap tajam ke arah pria itu " Mana aku tahu, Aku baru pertama kali ke rumah sakit ini, Mungkin kau saja yang pernah bertemu denganku." Balas Seo woo tanpa menggunakan bahasa yang sopan padanya. Seo woo tak sengaja melihat ayahnya di lantai dua dan bergegas pergi meskipun pria itu baru saja ingin lanjut bicara padanya, Seo woo berlari sangat cepat dari pria yang di anggapnya aneh, Meskipun berparas tampan tapi Seo woo tidak menyukainya dan lebih menganggap Tae Kyung lah yang tertampan sejauh ini. ♕♛ Setelah bertemu dengan ayahnya, Seo woo di minta untuk menunggu sebab saat ini teman ayahnya sedang melakukan operasi, di dalam ruang kerja ayahnya. Seo woo dapat melihat semua benda-benda yang berbau bedah syaraf ada di sana. Meskipun Seo woo benci menjadi seorang dokter ia tetap bangga pada Ayah dan Ibunya yang sudah menjadi dokter sejak dirinya belum lahir, Selain itu ia juga bangga pada kakaknya yang mengambil kuliah kedokteran melihat mereka yang sukses di jalan mereka masing-masing membuat Seo woo insecure dan dia pun ingin secepatnya menjadi seorang artis. " Oh iya, besok kau harus datang ke tempat les barumu. Di sana ayah mendaftarkan namamu dengan enam mata pelajaran dan kau boleh memilih yang mana pun kau mau. " " Les private lagi.? " " Tentu saja, masa SMA ini kau harus lebih banyak belajar agar bisa masuk ke universitas Seoul seperti kakakmu. " " Tapi aku tidak mau masuk di universitas itu. " " Kalau begitu tidak usah kuliah. " Lanjut sang ayah membuat Seo woo cemberut. " Seo woo-ya, Kau ingin menjadi dokter apa nanti.? " Tanya Ayahnya yang tiba-tiba muncul. " Aku kan sudah bilang kalau aku tidak ingin menjadi dokter. " Balas Seo woo ketus. " Tidak boleh, kita ini dari keluarga dokter dan Kau harus tetap menjadi dokter, Terserah mau dokter apa saja yang penting keluarga kita semuanya harus bergelar dokter. " " Untuk apa sih, Kakek nenek bahkan nenek buyut terdahulu seorang dokter, Kenapa aku juga harus menjadi dokter, ini saatnya membuka era baru Ayah.!! " " Kau ini masih kecil tapi sudah membantah, Pokoknya harus menjadi dokter titik. " Seo woo kesal dan keluar dari ruangan ayahnya, Ia merasa jadi malas untuk bertemu teman ayahnya itu jika situasinya sudah seperti ini. Di luar ia tak sengaja bertemu Ibunya dan langsung menghampiri wanita itu dengan manja. " Kok kamu ada di sini.? " Tanya Ibunya yang tak tahu kalau ternyata Seo woo datang untuk bertemu teman mereka. " Aku ingin bertemu dengan teman ayah yang memberiku hadiah kemarin, Tapi hari ini ayah membuatku jengkel dan aku ingin pulang saja. " Balasnya kemudian. " Itu dia teman ayah. " Tunjuk ibunya pada seorang pria setengah baya yang hampir seusia ayahnya. " Oh jadi ini Cho Seo woo Putri kalian. " Ucapnya setelah tiba di hadapan mereka. " Benar dok, dia Putri bungsu kami. " Balas Ibu Seo woo. " Ahjussi terima kasih atas hadiahnya, Saya merasa tersentuh anda memberikan saya hadiah yang sangat mahal seperti itu. " Lontar Seo woo dengan sopan. " Seo woo-ya Jangan panggil beliau dengan sebutan Ahjussi, Panggil dia Dokter Jung." Bisik Ibunya cukup pelan. " Maaf, dokter Jung. " Lanjut Seo woo sambil membungkuk hormat. " Tidak apa-apa, Kamu bisa memanggil ku apa pun yang kau mau. " balasnya sambil mengusap kepala Seo woo. " Tapi dr Jung, Kenapa anda sampai repot-repot memberikan hadiah mewah padaku.? " Lontar Seo woo masih penasaran. " Itu karena kamu adalah gadis yang sangat cantik, Kamu pantas mendapatkannya. " Jawabnya sambil tersenyum senang. Seo woo mengernyit heran karena tidak mengerti maksud dari dr Jung seperi apa, Jika hanya kareba dia cantik tentu tidak mungkin dirinya mendapatkan hadiah super mewah seperti yang ia dapatkan kemarin, Setelah mengucapkan rasa terima kasihnya kasihnya langsung pada dr Jung, Seo woo pun pamit undur diri, Begitu Seo woo pergi ayahnya muncul dari balik tembok dan berdiri di samping istrinya. " Dia cocok untuk putraku, Sebaiknya kita segera membahas perjodohan ini dengan mereka. " Ucap dr Jung pada Ayah dan Ibu Seo woo. ♕♛ Tok.. Tok.. Tok… " Masuk. " Sahut Jae hoon sambil melirik ke arah pintu kamarnya. " Jae hoon-ah, ayahmu memanggil dia sedang menunggu mu di ruang kerjanya sekarang. " Lontar Ahjumma yang bekerja di rumah orang tua Jae hoon. " Baiklah, aku akan segera turun. " Jawab Jae hoon pelan. Saat ini Jae hoon kembali tinggal bersama kedua orang tuanya dua tahun terakhir ini di karenakan permintaan sang ibu yang menginginkan Jae hoon untuk kembali ke rumah itu, sedangkan rumah miliknya bersama mendiang istrinya saat ini sedang kosong tak berpenghuni namun sesekali ia kesana untuk mengecek keadaan rumah. " Ada apa ayah memanggilku.?" Tanya Jae hoon setelah duduk di depan kedua orang tuanya. " Ayah ingin kamu menikah lagi dengan wanita pilihan ayah. " Lontar Hoseok terdengar serius. " Maafkan aku ayah, aku akan menerima semua permintaanmu kecuali pernikahan. " Tolak Jae hoon tanpa pikir panjang. " Sudah sepuluh tahun sejak dia meninggal, sudah waktunya kau menikah lagi. Di usia seperti ini kau sudah layak mempunyai istri dan juga anak, apa kau tidak memikirkan hal itu.? " " Maafkan aku, aku tidak bisa menikah lagi. " " Jae hoon-ah, sudah saatnya kau melupakan Soo bin dan cobalah untuk membuka hatimu itu nak. " Sahut ibunya dengan lembut. " Aku permisi. " Jae hoon bangkit dari sofa dan meninggalkan kedua orang tuanya yang di buat kesal dengan sikapnya itu, namun hal itu tak membuat Jae hoon menghentikan langkahnya dan terus berjalan menuju kamarnya. Sementara itu di waktu yang sama, Seo woo juga tengah di beritahu oleh kedua orang tuanya soal perjodohan yang akan di lakukan oleh keluarga mereka dengan anak dari keluarga pemilik rumah sakit. " Apa? Menikah? Aku tidak mau. " Tolak Jennie ketika orang tuanya membahas soal pernikahan dirinya. " Kami sudah menyiapkan calon pendamping yang terbaik untukmu, dia orang yang baik dan pastinya akan membuat hidupmu jauh lebih baik. " Sahut Ayahnya. " Aku tidak mau, kenapa harus aku yang menikah, kenapa bukan Kyung woo Oppa saja. " " Hey, aku masih belum ingin menikah. " Sahut Kyung woo merasa tersinggung. " Kah pikir aku mau, " Balas Seo woo kesal. Sudah pasti jawaban Seo woo adalah penolakan besar-besaran, di usianya yang baru saja menginjak 16 tahun tentu tidak ingin di hancurkannya dengan perjodohan itu. " Ayah ingin kamu mengenal calon jodoh mu dulu, nanti kalau kau sudah melihatnya kamu boleh memutuskannya. " Ujar Ayahnya tak mau menyerah. " Tapi aku sudah bilang tidak mau. " " Harus.!!! " gertak ayahnya seketika membuat Seo woo terdiam. Ayahnya pun pergi meninggalkan ruang keluarga, Seo woo yang merasa tersakiti dengan gertakan ayahnya barusan akhirnya menangis. Ibunya pun langsung memeluk dan menenangkan Seo woo sebisa mungkin, sedangkan Kyung woo hanya menatapnya dengan bingung sebab ia pun merasa tak bisa membantu apapun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD