Rafa benar benar menepati janjinya yang ia katakan bahwa akan menjemput Syella, malah sejak pagi ia sudah tiba di rumah gadis itu.
Bahkan saat akan sarapan Syella sedikit terkejut melihat lelaki itu sedang mengobrol bersama kedua orang tuanya, bahkan mereka terkesan sangat akrab.
"Pagi " ucap Syella sambil berjalan duduk untuk sarapan
"Pagi juga sayang." ucap mami dan papih kompak sedangkan Rafa hanya membalas dengan senyuman manis.
Saat sarapan beberapa godaan diterima Syella dari orang tuanya terlebih mamih nya.
Sedangkan para lelaki sedari tadi berbicara tentang dunia bisnis yang Syella tidak terlalu mengerti.
Rafa melirik jam pada tangan kirinya sebentar.
"Om, tante, Rafa sama Syella berangkat dulu ya 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup." ucap Rafa sambil melirik Syella agar berjalan mengikutinnya.
Syella yang mengerti 'kode' dari Rafa kemudian ikut berdiri dan membuntuti pria itu dari belakang.
-------
"Aku takut, kemarin kamu post foto kita berdua dan pasti anak- anak disekolah semuanya sudah tau hubungan kita saat ini, aku cuma takut tambah banyak yang musuhin aku, aku cape . Aku cuma pengen hidup aku tenang dari gangguan gangguan mereka dan beberapa bulan lagi bakal UN aku cuma pengen tenang dimasa akhir sekolahku." ucap Syella panjang lebar.
Ia mengucapkan itu kemudian menghela nafasnya lelah
"I'm with you babe." ucap Rafa sambil mengusap lembut rambut Syella, membuat gadis itu tersenyum hangat.
-----
Mobil itu kini sudah terpakir rapi di area sekolah sedangkan sang penghuni sudah turun dari mobil itu.
"Ini tangan lepas kali." ucap Syella melirik pria disampingnya yang sedari tadi meletakan tangannya dibahu Syella.
"Gak mau." jawabnya singkat dan malah menarik tubuh mungil itu semakin mendekat padanya.
"Terserah kamu lah." ucapnya kesal.
Rafa tertawa pelan, "lucu banget si, pacarnya gue"
Aku-kamu sering juga lo-gue, dan itu sudah biasa untuk mereka.
"Rafa, kita diliatin." bisik Syella pelan.
"Terus??" jawab Rafa sambil menaikan alisnya sebelah tapi wajahnya tak berhenti tersenyum.
"Senyum terus, biasanya juga kalo di sekolah mukanya datar terus kayak tembok." cibir Syella.
"Biarin aja, orang ganteng mah bebas." jawab Rafa sambil mengedipkan mata ke arah Syella.
"Ganteng?? Kamu jelek." ujar Syella meledek Rafa.
Mereka terus bercanda sambil tertawa kecil sampai mereka tiba dikelas mereka.
"Pj pj pj"
"Ciee balikan ciee"
"Ciee yang baru balikan udah bikin yang jomblo iri aja"
"Traktiran woyy"
Itulah contoh beberapa celotehan sahabat sahabat mereka berdua yang sudah berkumpul di sudut kelas seperti ibu-ibu yang sedang menggosip.
"Woy traktiran jangan lupa." ucap Kevin disertai dengan cengirannya saat Rafa dan Syella sudah berjalan menghampiri sahabat sahabatnya itu.
"Lo atur aja, berhubung kondisi hati gue lagi cerah nih." ucap Rafa dengan senyum miringnya dan disambut gembira oleh sahabatnya itu.
Syella duduk di ikuti Rafa yang menarik kursi kesamping Syella, yang entah kursi siapa itu kemudian duduk sambil menaruh lengannya dibahu sang pacar.
"Eh fans kamu nakutin ya." ucap Syella sambil memandangi ponselnya.
Ternyata Syella sedang melihat lihat komentar yang ada pada foto yang Rafa post saat mereka balikan kemarin.
"Mana??" ucap Rafa penasaran kemudian mendekat bermaksud melihat komentar yang dimaksud oleh Syella.
Tanpa sadar jarak wajah mereka sangat dekat, Rafa yang sadar itu dengan jahil mencium sekilas pipi Syella membuat gadis itu langsung menoleh.
"Aw, sakit" ucap Rafa meringis ketika perutnya dicubit kencang oleh Syella.
"Sukurin tuh, modus si lo." ucap Exel disela tawanya.
"Modusnya bisa banget." cibir Cindi.
Banyak siswi yang sedari tadi memperhatikan banyak juga siswi yang iri ingin menjadi Syella apalagi dengan tindakan Rafa barusan yang bisa membuat mereka sedikit kaget sekaligus cemburu.
"Udah ah kamu jauh jauh." ucap Syella kesal sambil akan menggeser kursinya dan mendekat ke arah Gina.
Namun Rafa menahan kursi yang akan Syella geser dengan tangannya, sehingga dengan kesal akhirnya Syella duduk disamping Rafa lagi.
Rafa hanya tertawa kecil melihat wajah kesal kekasihnya yang ia bisa katakan cukup lucu itu.
"Cuma bercanda, muka nya jangan kesel kayak gitu nanti makin banyak yang suka, kan gue yang ribet." ucap Rafa sambil mengacak acak rambut Syella.
"Lo nggak nyambung." ucap Syella singkat sambil menepis tangan Rafa yang ada dikepalanya.
Rafa hanya terkekeh pelan, "Gemes banget, jadi makin sayang"
Kemudian Rafa malah mencubit gemas pipi Syella.
"Rafaaaa." rengek Syella.
-------
Bel berbunyi semua yang sedang asik mengobrol harus terhenti apalagi Syella serta Rafa dan sahabat sahabatnya yang sedang serunya menggosip tentang guru baru yang kabarnya masih muda itu.
"Selamat pagi." ucap seorang guru yang baru memasuki kelas itu.
"Pagi." seru semuanya kecuali beberapa orang termasuk Syella yang memang tak berniat belajar
muda sih tapi kek tante tante pikir Syella sambil memutar matanya malas.
"Perkenalkan nama saya ana, saya adalah guru matematika kalian yang baru, dan perlu kalian tahu umur saya masih 21 tahun jadi kalian bisa menganggap saya sebagai teman kalian sendiri."ucap guru baru tersebut.
Banyak para siswa yang menggoda guru muda itu tapi banyak juga yang tidak suka dengan gayanya berpakaian yang tak selayaknya guru kebanyakan, dan riasan wajahnya yang terlalu bisa dibilang berlebihan.
Setelah perkenalan yang cukup memakan waktu itu akhirnya sang suru baru mulai menjelaskan materinya.
Syella yang dari awal memang tak tertarik memilih menyelipkan earphone dikedua telinganya sambil sesekali bernyanyi pelan mengikuti lagu yang sedang ia dengarkan.
Rafa yang terlihat serius membaca buku pelajaran pun sebenarnya diam diam malah bermain games di ponselnya.
"Hey kamu, kenapa malah mendengarkan musik dan tidak memperhatikan saya mengajar??" Ucap guru baru itu dengan mata tertuju pada Syella.
Syella yang sedikit mendengar kata kata guru itu kemudian mencopot earphone yang digunakannya.
"Anda bicara dengan saya??".ucap Syella sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu, siapa lagi"ucap guru itu kesal sedangkan teman sekelas Syella merasa sebentar lagi akan ada sebuah pertunjukan yang menarik.
"Kamu sekarang kerjakan soal dipapan tulis sebagai hukumannya"ucap guru dengan dandanan yang tak sesuai umur itu dengan sedikit membentak.
"Anda yakin itu hukumannya??" ucap Syella menaikan alisnya tapi sambil beranjak dari kursinya.
"Kenapa?? Kamu gak bisa?? Pelampilan kamu saja seperti anak nakal." ucap guru itu meremehkan.
Sambil menatap tampilan Syella baju dikeluarkan dan tanpa dasi.
Syella diam, sambil mengambil spidol kemudian melirik soal sekilas lalu mulai mengerjakannya dengan cepat dan dengan tulisan yang sangat rapi bahkan rumus yang digunakannya pun lebih simpel dari yang guru tersebut ajarkan.
"Anda jangan melihat orang dari penampilannya, penampilan tidak bisa mencerminkan seberapa pintar/bodoh orang itu." ucap Syella tajam.
"Nakal boleh, b**o jangan." lanjutnya lagi dengan senyum meremehkan.
Orang orang dikelas kagum dengan ucapan Syella ada juga yang terkesima dengan senyumnya itu.
"kamu kenapa malah menceramahi saya?? saya guru kamu, dasar tidak sopan." ucap guru itu menyindir.
"Siapa yang tidak sopan?? Bukannya anda yang meminta kami menganggap anda sebagai teman kami karena umur anda yang masih muda itu." balas Syella sengit sambil menekan kata Masih muda.
"Kamu.."ucap guru tersebut geram.
"Udah lah ibu guru yang terhormat, pelajaran ibu cuma bikin saya tambah ngantuk. Jadi saya mau izin keluar kelas ya ibu yang terhormat saya mau nyari tempat yang enak buat tidur sampai jumpa dijam pelajaran matematika berikutnya ibu guru, bye bye." ucap Syella santai sambil berjalan menuju pintu kelas tanpa menghiraukan balasan dari sang guru yang terlampau marah.
Rafa hanya tertawa pelan melihat kejadian yang ada didepannya itu, cukup menghibur pikir Rafa.
-----
Syella, Cindi dan Gina saat ini sedang makan dikantin sambil menbicarakan beberapa hal yang bisa dibilang tidak penting.
Syella duduk berhadapan dengan sahabat sahabatnya itu.
"Gue lagi enak enak numpang tidur di perpus, malah bunyi bel istirahat." ucap Syella lesu sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan.
"Kerjaan lo tidur mulu si." ucap Gina sambil menggelengkan kepala melihat sahabatnya itu.
"Kan ngantuk." ucap Syella sambil memakan french friesnya.
"Terus tadi pas bangun gara gara bel, perut gue lapar jadinya gue kekantin eh tau taunya lo berdua udah kekantin duluan tanpa ngajak gue, kan jahat." ucap Syella menyindir.
"Maaf elah syell, kita kan gak tau lo mau tidur dimana." ucap Gina sambil terkekeh.
"Tetep aja jahat." ucap Syella sambil memanyunkan bibirnya yang malah membuatnya terlihat lucu.
"Btw pacar lo dan 3 cogan aneh itu mana??" tanya Gina karena biasanya Rafa dan Syella itu tak terpisahkan.
"Latihan buat basket ini kan pertandingan terakhirnya Rafa sama Jevin soalnya dikit lagi UN jadi yang kelas 12 habis pertandingan ini sudah dilarang buat ikut ekstrakulikuler lagi, tapi harusnya jam segini mereka juga udah istirahat si." ucap Syella melirik jam yang ada dikantin.
"Lo gak nonton latihan mereka ??" tanya Cindi.
"Gak, pasti disana rame banget sama cewe cewe yang teriak-teriak gak jelas" jawab Syella sekenanya.
Syella melihat jam dinding lagi dan sambil meminum jus alpukatnya ia berkata,"Lagian dikit lagi gue yakin 4 s*****n itu pasti kesini, percaya sama gue"
"Pacar lo yang super cogan itu pasti lagi dikerubutin cewe cewe,"ucap Cindi memanas manasi Syella.
"Nanti dia selingkuh loh." tambah Gina ikut memanas manasi Syella.
sedangkan Syella hanya menatap jengkel Cindi dan Gina yang duduk didepannya itu.
"Gak selingkuh, gue mah setia cuy." ucap suara lelaki itu dan langsung duduk disamping Syella.
Diikuti ketiga orang lainnya duduk dikursi lainnya yang ada disisi kiri dan kanan meja yang berbentuk persegi itu.
Dan Gina langsung menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya secara bersamaan sambil terkekeh saat orang tersebut datang.
"Ah seger." ucap lelaki itu ketika meminum habis jus alpukat yang baru diminum setengahnya oleh Syella.
"Itu jus gue kenapa diabisin Rafa??" rengek Syella.
"Beli lagi elah." ucap Rafa yang justru membuat Syella tambah cemberut
"Aku cape."ujar Rafa sambil menyenderkan kepalanya dibahu Syella.
"Ihh kamu keringatan Raff." ucap Syella menjauhkan kepala Rafa.
"Nih hapus dulu keringat kamu." ucap Syella lagi sambil menyodorkan beberapa lembar tisue yang disediakan dikantin.
Bukannya mengambil tisue ditangan Syella, Rafa justru memajukan wajahnya dan mengarahkan tangan Syella kewajahnya.
Syella yang tau maksud itu mulai mengelap keringat diwajah Rafa.
Mata elang Rafa terus menatap intens wajah Syella yang terlihat serius dan Syella tidak menyadari itu.
Dan ketika tatapan mereka bertemu pipi Syella rasanya langsung menghangat.
"Jangan liatin aku kayak gitu." ucap Syella sambil menutup mata Rafa dengan tangan kirinya namun dengan lembut Rafa menyingkirkan tangan itu sambil tersenyum geli.
"Lucu." ucap Rafa sambil mengacak acak rambut Syella.
"Cape banget yang." ucap Rafa menyenderkan kepalanya lagi dibahu Syella.
Syella meliriknya sebentar lalu perlahan dengan tangan kirinya ia merapikan rambut Rafa yang berantakan dengan jari.
"Jomblo dilarang liat, nanti baper." sindir Gina .
"Makanya lo cari pacar." balas Rafa membuat teman-temannya ikut tertawa.
"Gimana mau punya pacar, gebetan lo aja gak peka peka ya kan??" Canda Syella.
"Aduh kode banget itu." lanjut Cindi membuat wajah Gina memerah.
"Ups sorry"ucap Syella sambil menutup mulut dengan tangannya tapi kemudian tertawa.
"Nyebelin ah lo berdua." kesal Gina sedangkan kedua temannya masih saja tertawa membuat wajah Gina semakin cemberut.
"Btw kamu jadi entar lepas jahitan ditangan kamu??" tanya Rafa sambil memakan french fries milik Syella.
"Jadi, nanti habis pulang sekolah." jawab Syella.
"Aku temenin ya"
"Gak usah, pulang sekolah kamu masih ada latihan kan?? Aku kan ditemenin sama Cindi, Gina juga"
"Bolos latihan sekali gak apa-apa"
"Gak ada bolos bolosan, ini tournament basket terakhir kamu kan"
Syella tetap bersikukuh agar Rafa tak usah menemaninya, akhirnya lelaki itu hanya pasrah dan menampilkan wajah datarnya.
"Ini kan pertandingan terakhir kamu Raf, kamu harus lebih serius ya walaupun selama kamu yang jadi kapten basket aku percaya kamu pasti menang." ucap Syella
"Tapi walaupun kayak gitu, namanya pertandingan kita gak ada yang tau siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal kalah jadi kamu harus tetap serius latihannya, kamu gak nemenin aku juga gak masalah masih ada Cindi ada Gina jadi kamu gak usah khawatir dan harusnya yang khawatir itu aku, pasti nanti waktu kamu latihan banyak fans fans, ya siapa tau bisa aja jiwa playboy kamu kumat lagi." lanjut Syella .
Rafa yang mendengarkan Syella berbicara kontan tak terima dengan kalimat terakhir Syella sedangkan teman temannya hanya menertawakannya.
"aku udah tobat yang, Exel tuh yang belum tobat tobat." ucap Rafa sedikit menyindir Exel.
"Loh kok gue??" jawab Exel tak terima.
"Ya emeng lo, kemarin lo abis putus dari siapa itu namanya?? Bi... babi eh bianca maksudnya." ucap Kevin menambahkan
"Ya kan gue belum nemu yang cocok aja." Exel menyoba membela dirinya.
"Tapi masa selera lo yang kek si bianca, gak banget lo." ucap Syella sambil mengingat ingat perempuan yang bernama bianca itu.
Seingat Syella bianca adalah makhluk yang sejenis dengan para hatersnya yang kebanyakan memiliki wajah berlapis make up berlebih.
"Namanya juga Exel, gak bisa bedain yang nama yang cantik asli yang mana yang kebanyakan bedak." Jevin yang biasanya diam kini ikut bicara.
"Kayak lo bisa aja"jawab Exel karena ia merasa tersudutkan sekarang.
"Gue?? Ya bisa lah, emengnya kayak lo." jawab Jevin kontan membuat Kevin histeris.
"Demi apa lo?? Jangan jangan selama ini lo lagi suka sama cewe?? Kembaran macam apa lo, kenapa gak cerita sama gue???" ucap Kevin yang rasa penasarannya sudah menggebu gebu.
"Lebay lo." ucap Jevin menoyor kepala Kevin .
"Gue cabut duluan ya, mau ganti baju dikit lagi bel masuk." ucap Jevin seakan akan agar Kevin tak bertanya lebih jauh.
Memang Jevin dan Rafa masih memakai baju basketnya tapi hanya mereka berdua, sedangkan Exel dan Kevin walaupun bisa bermain basket mereka lebih memilih eksrakulikuler futsal.
"Kamu gak ganti baju??" tanya Syella kepada Rafa disampingnya.
"Nanti aja masih gerah." jawab Rafa dan Syella hanya mengangguk paham.
"Eh btw sekolah kita dipertandingan nanti lawan sekolah apa?? Terus pertandingannya dia adain di sini atau di sekolah lawan??" tanya Cindi.
"kalo gak salah kita akan lawan bakti nusantara international school dan pertandingannya akan dilaksanakan di sana, dan kelas 12 semuanya wajib datang buat mendukung sekolah kita." jawab Rafa sambil mengingat ingat.
'bakti nusantara' pikir Syella, Gina dan Cindi bersamaan.
"Ohh" ucap Syella santai setelah sesaat terdiam.