Part 17

1620 Words
Syella menatap dirinya didepan kaca, dress putih sedikit diatas lutut, rambut panjangnya yang dibiarkan terurai dan flatshoes coklat muda itu saja sudah membuatnya terlihat sangat anggun. Syella melirik jam ditangan kirinya ia melihat sudah pukul 18.50 kemudian ia memutuskan menyudahi acara berkacanya. Ia keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga rumahnya. "mih, Syella pergi dulu ya." ucap Syella kepada sang ibu yang sedang minum teh hangat diruang keluarga. "mau kemana sayang??" tanya sang ibu. "mau ke taman mih, taman yang ada ditengah perumahan." jawab Syella. "bersama Rafa?" ucap mamih sambil tersenyum melihat anaknya yang menjadi salah tingkah. "iya." ucap Syella malu-malu membuat ibunya itu terkekeh dengan sikap putri satu satunya ini. "loh dia kan belum jemput kamu." tanya sang ibu sedikit heran. "hari ini Rafa nggak bisa jemput Syella jadi kita janji bertemu di taman, kalau gitu Syella pergi dulu ya mih." ucap Syella kemudian mengecup pipi ibunya. "Hati hati." ucap ibunya dan dibalas anggukan oleh Syella. ------- Syella memilih berjalan kaki karena letak taman yang memang cukup dekat dengan tempat tinggalnya. Rambut panjang dengan warna hitam kecoklatan itu kadang sedikit terbang karena angin malam yang sejuk, ya hitam kecoklatan adalah warna asli rambut Syella sudah beberapa hari rambutnya ia biarkan tanpa warna. Syella merasa ada yang mengikutinya menoleh ke arah belakang namun tak ada siapapun. Ok, ia harus merasa waspada sekarang. Syella mempercepat langkahnya karena ia takut, ia takut adegan horor disalah satu film yang pernah ia tonton menjadi kenyataan ia takut tiba tiba ada hantu yang datang. Ia saat ini semakin mempercepat langkahnya karena jalanan mulai sepi sudah jarang orang yang melawati jalan itu membuat suasana semakin sunyi. Tiba tiba semua gelap, Syella merasa ada yang menutup matanya dan membekap mulutnya dengan kain. "Tolong." suara Syella sepertinya tak terdengar karena kain yang membekap mulutnya. "Jangan melawan, cepat ikut." ucap seseorang sebelumnya ia merasakan tanganya di ikat kebelakang agar tak bisa melawan. Syella serasa ingin menangis ternyata pilihan berjalan kaki adalah sebuah kesalahan besar baginya. Ia merasa tubuhnya dipaksa berjalan entah ke arah mana dengan kasar. "Lo cepat ambil mobil dan kita bawa dia pergi dari sini." oh seperti yang Syella duga pelakunya ternyata lebih dari satu orang. "Dan kau nona jangan coba coba lari, atau leher cantikmu ini akan terluka." ucapnya Syella sudah menangis tanpa suara. "Duduk." ucap pria itu lagi dan sedikit mendorong Syella untuk duduk disebuah kursi. Syella bingung apa yang harus ia lakukan, ia takut, sungguh sangat takut. Ia tak berani melawan dan hanya menangis. Syella takut, apa yang akan orang orang itu lakukan selanjutnya?? ia benar-benar takut. Namun, tak ada suara dari pria tersebut lagi semuanya hening tapi Syella tak memikirkan apapun ia hanya memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini. dan tiba-tiba mulutnya tak terasa dibekap oleh kain lagi dan tangannya tak terasa di ikat entah ada apa sebenarnya. Ia bingung dan masih takut untuk melakukan sesuatu. Dan sekarang mulai terdengar suara, bukan suara pria jahat tadi ataupun suara menyeramkan namun alunan suara lembut gitar yang mulai terdengar. Syella tertegun kala mendengar suara lembut pria disertai alunan gitar, suara pria yang ia sayangi. Syella sangat mengenal suara itu. Perlahan Syella memberanikan diri membuka kain yang menjadi penutup matanya. Air matanya langsung terjatuh, Syella langsung menutup wajahnya dengan tangan karena sangat terkejut. Ia terdiam tubuhnya seperti mematung, disebelahnya ada lelaki sedang memetik gitar dan mulai menyanyikan sebuah lagu. The best thing about tonight's that we're not fighting Could it be that we have been this way before I know you don't think that I am trying I know you're wearing thin down to the core But hold your breathe Because tonight will be the night That I will fall for you Over again Don't make me change my mind Or I won't live to see another day I swear it's true Because a girl like you is impossible to find You're impossible to find This is not what I intended I always swore to you I'd never fall apart You always thought that I was stronger I may have failed but I have loved you from the start Oh, But hold your breathe Because tonight will be the night That I will fall for you Over again Don't make me change my mind Or I won't live to see another day I swear it's true Because a girl like you is impossible to find Fall For You - Secondhand Serenade Rafa ya lelaki itu adalah Rafa, ia menaruh gitar yang sudah selesai ia mainkan disampingnya dan berdiri kemudian menggenggam tangan Syella agar ikut berdiri pula. "Kamu ingat begitu banyak kenangan kita yang terjadi di taman ini?? Salah satunya kamu ingat beberapa bulan lalu karena kesalahan fatal yang aku lakuin kamu minta kita putus?? Tapi aku sadar cuma kamu yang bisa buat aku berubah, dulu aku sering memainkan perasaan perempuan tapi semenjak sama kamu bahkan aku gak bisa melihat yang lain selain kamu"ucap Rafa sambil terkekeh sambil menatap dalam mata Syella yang kini berdiri dihadapannya seakan sedang menyapaikan suatu hal yang sangat serius. "Kamu tau saat dulu hubungan kita berakhir aku diam ditaman ini selama berjam-jam aku memikirkan semua kesalahanku,padahal dulu jika hubunganku bersama perempuan lain berakhir aku merasa biasa saja, dan cuma kamu bikin aku belajar tentang arti cinta yang sesungguhnya, I think falling in love with you is the best thing ever happend to me"lanjut Rafa langsung membuat air mata Syella jatuh lagi. Air mata gadis itu jatuh lagi, entah air mata itu menggambarkan perasaan apa, senang, haru, dan lega karena kejadian sebelumnya bukan hal serius yang terjadi. "and now, miss.alexander will you be my girlfriend again??" ucap Rafa serius sambil tangannya tetap menggengam tangan Syella. Kata kata itu langsung membuat mata Syella menatap lurus ke arah mata Rafa, namun disana ia menemukan kebohongan hanya tatapan tulus dan penuh harap. "Kamu serius??" ucap Syella pelan sambil menatap mata Rafa, laki-laki itu mengangguk dengan yakin. Syella terdiam sebentar. "Yes, i will mr.watson" ucap Syella pelan pipinya bersemu merah ketika ia menjawab karena ia malu sekali rasanya, walau di matanya masih tersisa sedikit air mata karena menangis tadi. Syella lalu menunduk tak berani menatap mata pria yang sudah resmi jadi kekasihnya lagi beberapa detik lalu itu. Rafa tersenyum kecil melihat tingkah gadis-nya itu menurutnya itu sangat menggemaskan. Ia maju lalu dengan cepat meraih tubuh mungil itu kedalam pelukan hangatnya. "I love you." bisik Rafa tepat ditelingga Syella. Syella sangat nyaman dengan posisi Rafa memeluknya seperti ini, seperti tak ada beban lagi rasanya. "Tau gak?? Tadi aku takut banget tau." ucap Syella lirih sambil melepaskan pelan pelukan Rafa dan menatap mata elang pria tampan itu. "Maaf, aku cuma mau kasih kamu kejutan, maaf kalau aku berlebihan ya." jawab Rafa ia melihat mata gadisnya mulai berair lagi. "Tapi aku takut, kamu jangan kayak gitu lagi." ucap Syella air matanya menetes lagi dan lagi, membuat Rafa merasa bersalah "Maaf, maaf, maaf." ucap Rafa ketika gadis itu telah masuk kedalam pelukannya lagi, Rafa terus membisikan kata itu tepat ditelinga gadisnya membuat Syella tenang dan beberapa kali mengecup kening gadis itu. "Sekarang kamu lihat ke arah belakang kamu." ucap Rafa tepat di telinga Syella membuat Syella langsung menoleh ke arah belakang. Pipi Syella bersemu ketika melihat tulisan besar yang terbentuk dari rangkainan lampu hias berwarna merah muda "I LOVE YOU" itu lah yang tertulis. Tanpa Syella sadari 3 makhluk aneh yang tak lain adalah Jevin, Kevin dan Exel bersembunyi di belakang sebuah pohon besar. Kevin memegang sebuah ponsel yaitu ponsel milik Rafa dan merekam semua kejadian yang terjadi sejak tadi tanpa diketahui Syella termasuk ketika Syella berjalan menuju taman. "Kamu suka?"tanya Rafa sambil tersenyum miring. "Terima kasih, terimakasih banyak." ucap Syella malu malu,lalu ia memeluk Rafa dan mengalungkan tangannya dileher pria itu. Rafa tersentak kaget ketika Syella langsung memeluknya namun ia langsung membalas pelukan gadis itu, ia sedikit kaget karena gadis itu hampir tak pernah memeluknya lebih dahulu seperti ini tapi Rafa senang. "Momen langka nih" ucap Kevin dan.... "Cekrek" Kevin mengambil gambar Rafa dan Syella yang sedang berpelukan menggunakan ponsel Rafa . Mereka bertiga keluar dari persembunyiannya lalu berjalan ke arah pasangan baru itu. "Prok prok prok"mendengar suara tepuk tangan Syella langsung melepaskan pelukannya lalu menoleh ke arah sumber suara. "Ciee akhirnya jadian juga ciee." ucap Kevin heboh membuat Jevin dan Exel menatap Kevin malas. "Penggangu suasana." ucap Rafa kesal. "Eh kurang ajar ya si kutu kupret, kalo gak ada kita lo gak bakal berhasil ngasih kejutan ke bebeb gue." ucap Kevin dengan masih menyebut Syella dengan panggilan anehnya dan dihadiahi tatapan tajam oleh Rafa. "Ya udah makasih malian semua udah bantu gue." ucap Rafa kepada 3 sahabatnya sambil mengedipkan sebelah matanya membuat ketiga orang tersebut bergidik jijik sedangkan Syella tertawa pelan melihat tingkah para pria itu. "Jadi yang tadi mau nyulik gue siapa??" tanya Syella penasaran dan langsung Exel dan Jevin mengangkat tangan mereka. "Ck, kalian benar benar berbakat menjadi penculik."  ucap Syella sambil melihat kedua tangannya di d**a. Kata kata itu kontan membuat Exel dan Jevin membulatkan matanya. "Maaf syel, gue juga disuruh sama pacar lo tuh." ucap Exel dengan ceringaran sambil menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya. Syella melipat tangannya didepan d**a dan menatap sinis 'kekasihnya' "Maaf ya, kan buat kejutan." ucap Rafa sambil tertawa pelan melihat ekspresi kesal Syella. "Tapi pria yang mengajak aku bicara cukup asing,aku bahkan gak mengira itu Exel atau Jevin." ucap Syella polos. "Itu suara si Jevin, aku sengaja minta dia aja yang bicara kalo Exel yang bicara pasti kamu langsung mengenali suara Exel kalau Jevin kan jarang bicara jadi peran itu cocok untuk dia." jawab Rafa dan dihadiahi tatapan tajam oleh Jevin sedangkan Kevin dan Exel sudah tertawa mendengar perkataan Rafa. "Ya udah kita ber 3 pergi ya, masih ada misi yang harus diselesaikan." ucap Jevin yang akhirnya berbicara juga. "Misi apa??" tanya Syella penasaran. Jevin menaikan bahunya dan mulai berjalan meninggalkan taman di ikuti oleh Exel dan Kevin. "Temen kamu yang satu itu menyebalkan ya." ucap Syella kepada Rafa sambil memanyunkan bibirnya. Rafa tertawa mendengar perkataan dan melihat wajah menggemaskan Syella kemudian Rafa mengusap lembut rambut panjang Syella, manis sekali kekasihnya ini. "Aku lapar, kita makan yuk." ajak Rafa dan tanpa menunggu jawaban Syella lelaki itu menarik lembut tangan gadis itu menuju mobilnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD