BAB 3. Mulai Penasaran

1110 Words
BAB 3. Mulai Penasaran Daffa POV "ya ka, maaffff bangett, kan aku ga sengaja, beneran,seriuss, duariuss, sumpahh ka" ucapnya dengan mata yang mulai memerah. "ikut gue!" "aduhh ka, lepasinn tangan akuu... kita mau kemana sihh ka, iyaiyaa aku bakalan kerjain tugas osis kaka, kaka yang ngomong aku yang ngetik deh kaa, suerr!" "ka Daffa! ishhh, ko dihukum nya jauh bangett, jangan-jangan kaka mau laporin aku ke BP !? please jangan lakuin ituu ka ya,ya yaaa!" Cerocosan ni cewe satu bener-bener ngerusak kuping gue sekarang. gue berhenti dan natap lekat-lekat ni cewe tanpa ampun. Manis, "Balik!" "hah? loh kok, balik kemana ka? oh iya iya balik badan, udah nii ka terus ngapain lagi ka" Bodoh,, "ke kelas!" ucap ku malas. "Ke kelas maksud kaka???? aku kan belum dihukum?, belum ganti kertas kaka yang rusak jugaaa, masa lupa!? baru juga berapa menit, pikun banget sih ka!" ni cewe bener-bener keras kapala. Deket-deket sama ni cewe makin bikin gue pusing! udah bawel, lemot banget lagi! "Lo tuli??? ga denger kata-kata gue barusan?! kalo lo masih merasa punya malu, lo pergi dari hadapan gue sekarang!!" ekspresi cewe itu sekarang keliatan marah dan kaget, mulutnya yang bawel juga udah ngebentuk huruf O gede. "apa?!!! jadi maksud lo, gue ini cewe ga punya malu?? gue kan cuma mau tanggung jawab sama perbuatan gue! ko lo malah ngatain gue? lo gila ya?" ocehnya sambil tangannya nunjuk tepat didepan mata gue. Kalimat aku-kamu Clarisa pun sudah berubah menjadi lo-gue. "ck! pergii!" "gak! gue gamau pergi sebelum gue ganti tugas lo yang rusak! terserah lo mau ngatain gue apa" decak gadis itu. dasar cewe aneh!, dibebasin malah nyerahin diri. "Klo lo ga pergi, bakalan gue laporin masalah ini ke guru BP!" tanpa banyak ngomong lagi, gue langsung pergi dan jalan ke ruang osis buat ngerjain tugas osis yang udah gue konsep semaleman.sial! *** Clarisa POV "lo dari mana aja sih ris, gue sama putri nungguin lo didepan podium tapi lo ga dateng-dateng" "lo tau gasih!!! gue abis ribut sama pangeran yang lo bilang nomor satu itu han! sumpah ya ngeselin banget tu cowo, kasar banget lagi!!" "hah??? maksud lo kak Daffa? lo ngapain sih nyari gara-gara sama dia ris, abis dah lo dibully sama fans nya" "yaa lagian gue kan ga sengaja han" decakku. Putri yang sedari tadi memperhatikan kemarahan ku pun mulai bersuara."ris, emng lo ngapain ka Daffa ko sampe ribut segala, pasti lo sekarang udah jadi omongan anak satu sekolah dehh" "yaiyalah jelas! gue pasti jadi bahan gosipan sekarang, orang tadi banyak yang ngeliatin" akupun menjelaskan semua kejadian tadi ke Putri dan Jihan. *** Author POV Clarisa yang sedari tadi berdiri di parkiran sekolah menunggu dijemput oleh Ayahnya tiba-tiba melihat Daffa berjalan dari arah koridor kelas 12 bersama seorang gadis, mereka tampak akrab dan Daffa membawakan tas yang diyakini nya itu adalah tas milik gadis itu. "kata Putri, Ka Daffa gapernah deket sama cewe selain Ka Zea, berarti cewe itu yang namanya Ka Zea dong" Clarisa terus memperhatikan langkah Daffa dan Zea hingga berjalan didepannya. Namun Clarisa lebih memilih menunduk memainkan ponselnya, dan secara tidak sengaja mendengar percakapan dua orang tersebut. "kamu minta anter Pak muh dlu Ze ke toko buku nya,nanti aku jemput abis nyelesain tugas osis" "tapi klo tugasnya blm selesai gausah jemput yaa" "nanti aku kabarin lagi" Clarisa mulai memperhatiakan mereka lagi yang baru saja melewatinya dan suara percakapan yang mulai jauh dan tidak terdengar lagi. "Teryata Ka Zea cantik, keliatan pinter trus kalem lagi, beda banget sama gue. Tunggu! Ka Zea mau ke toko buku trus dijemput Ka Daffa" Clarisa tampak berfikir karena penasaran dengan keakraban antara Daffa dan Zea. Ia pun berniat untuk ke toko buku setelah ini karena rasa penasarannya. *** Clarisa mencari-cari keberadaan gadis yang bernama Zea itu diantara Rak-rak buku sambil berpura-pura mencari buku. Hampir semua sudut sudah ia jelajahi namun tak kunjung melihat keberadaan Zea. Saat sedang berjalan kearah pintu keluar Clarisa melihat Zea baru saja berjalan masuk membawa paperbag. "Nah itu dia Ka Zea akhirnyaaa!! kayanya dia belanja dulu deh, pantesan gue udah ngelilingin ni toko tapi ga ada, hufft" Merasa ponselnya bergetar menerima panggilan telepon, Clarisa pun mengangkatnya dan berbicara sebentar dengan penelepon itu, setelah selesai Clarisa membalikkan badannya namun bahu nya menabrak orang dihadapannya sekarang hingga membuat tangan kiri gadis itu tepentok Rak. "Aduhh .." ringisan Zea sukses membuat Clarisa kaget dan sekaligus panik. "eh.. maaf Ka Zea aku ga sengaja, kaka gpp kan? kekagetan Clarisa membuatnya kelepasan menyebut nama "Ka Zea" "gpp tapi tanganku agak sakit dan sedikit merah, eh tapi ko kamu tau nama ku, kamu anak SMA Harapan Bangsa juga ya?" "ehh iya ini ka, maafin aku ya ka aku ga sengaja soalnya abis ngangkat telfon, aku tau nama kaka dari salah satu temenku, aku anak baru hehe" "oh anak baru, yaudah gpp ini sebentar juga pasti sakitnya ilang, kamu sendirian de?" tanya Zea sambil tersenyum ramah ke arah Clarisa. "iya ka sendiri, btw aku harus buru-buru nemuin temen aku, maaf sekali lagi ya ka aku duluan, dadahhh.." Clarisa berlari kecil meninggalkan Zea sendiri. Namun Clarisa tidak keluar dari toko buku tersebut ia justru memposisikan dirinya tidak jauh dari tempatnya bertemu Zea tadi. Tidak lama kemudian Zea mengangkat telfon dan mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk kemudian melambaikan tangannya kepada seseorang. "Ini dia ni Ka Daffa datang juga, kira-kira mereka mau ngapain ya" Clarisa berpindah mencari tempat yang aman tetapi masih bisa menjangkau keberadaan Zea dan Daffa saat ini. Zea dan Daffa berjalan ke arah kasir setelah melakukan pembayaran mereka lalu berjalan arah keluar. Clarisa kehilangan jejak mereka hingga lelah mencari Clarisa pun memutuskan untuk mencari tempat makan karena perutnya sudah mulai keroncongan.Ia duduk didekat kaca sambil melahap makananya. "ehh, De, kamu yang tadi ketemu kaka di toko buku kan ko sendirian, temennya mana?" Spontan Clarisa mendongakkan kepalanya. "eh Ka Zea, iya ini aku Clarisa yang tadi, emm temen aku udh pulang duluan ka" wajah Clarisa sedikit panik dengan situasi saat ini. Apa lagi ditambah Daffa yang menatapnya dengan malas dan aneh. "oh gtu, jadi nama kamu Clarisa de, kaka sama Ka Daffa boleh duduk disini ya? sekalian ngobrol-ngobrol" "emm, iya hehe boleh ko ka, duduk aja" Zea dan Daffa duduk lalu memesan makanan. Daffa yang ogah melihat wajah Clarisa ini pun lebih memilih untuk memainkan ponselnya. "Daf ini namanya Clarisa, dia Ade kelas kita, kamu gamau kenalan?" Daffa hanya melirik Zea dengan menaikan sebelah alisnya.Zea yang paham akan hal itupun langsung kembali berbicara. "Tadi aku ga sengaja ketemu sama Clarisa di tokobuku waktu nunggu kamu daf" "oiya maaf soal tadi ka, tangannya masih sakit ya?" sahut Clarisa dengan nada pelan dan ragu-ragu. "Tangan kamu luka??" tiba-tiba Daffa menghadapkan pandangannya ke tangan Zea. "engga ko, cuma sakit sedikit sebentar lagi juga udh ga kerasa, tadi ga sengaja kepentok rak" "ceroboh!" decak Daffa saat itu. "lo udah bikin Zea luka!" Daffa tampak kesal melihat kearahku dan sedikit emosi. "tadi tu gue ga sengaja, gue juga udah minta maaf dari sebelum lo dateng" "Jaga jarak dari Zea, atau lo bakalan tau akibatnya!" ketus Daffa menatapku tajam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD