Seperti biasanya. Ini sudah yang ke dua bulan Kenellyn membawa Joana Gled ke psikiater untuk menyembuhkan rasa trauma, Joana terdiam dengan duduk didepan ruang tunggu. Sembaring melihat-lihat foto-foto didinding klinik. Kenellyn menitipkan Joana kepada Farid. Farid tersenyum dengan melihat Joana saat ini, “Halo cantik. Ini adalah terapi terakhir. Apapun itu ceritakan saja kepadaku dan juga Dr. Erlin. Ia wanita yang lembut. Kau pasti menyukainya,” tutur Farid dengan mejelaskan perlahan kepada Joana. Kedua mata Joana menatap wajah Farid.
“Farid, bisakah kau mengantar putriku pulang nanti? itupun jika kau tidak keberatan, karena sepertinya aku akan sibuk mengurus toko bunga,” pinta Madam Kenellyn ketika Farid berbicara kepada Joana.
Farid menyahut apa yang Kenellyn katakan. Wajahnya tersenyum dengan mengangguk. “Ia akan bersama kami disini. Jika semuanya sudah selesai maka kami akan memulangkan Joana ke rumah.”
“Oh baiklah, aku akan ke toko bunga. Seperti biasa," jawab Kenellyn di hadapan Farid.
Farid mengangguk dengan tanda mengerti di hadapan Madam Kenellyn. Kenellyn mencium kening putrinya dengan intens. Mengusap rambut panjang Joana dengan lembut. Bibirnya tersenyum dengan merekah, “Sayang. Mereka baik. Kau harus baik-baik dengan mereka.”
“……”
Kenellyn berjalan keluar klinik Memberhentikan taksi untuknya menjaga toko bunga didekat Kota New York. Tidak jauh dari klinik tempat pengobatan Joana Gled kini.
Farid pun membawa Joana ke ruangan Dr.Erlin saat ini, “Berbicaralah. Ia sudah pergi. Kau sebenarnya sudah sembuh. Hanya sedikit lagi pengobatan dengan meminum obat-obat penenang maka kau akan sepenuhnya sembuh.”
Joana menatap Farid dengan intens, “Aku akan menceritakannya sekarang dihadapan Dr.Erlin. Aku memang sudah sembuh dari rasa trauma ku tapi kau tahu kan tidak mudah melupakan masa lalu."
Farid hanya tersenyum dengan apa yang Joana lontarkan, “Tidak apa-apa, lagipula lambat laun kau akan menerima dengan lapang, semuanya akan baik-baik saja."
Farid pun mengkuti Joana dari belakang. Memegang tangan Joana menuju ruangan konsultasi Dr.Erlin.
Joana tersenyum dengan manis. Membenarkan rambutnya. Dan hanya di klinik bersama Dr.Erlin ia bisa sepenuhnya terbuka. Joana menatap kedua mata Dr.Erlin, menyenderkan tubuhnya ke kursi khusus therapy. Joana kembali di hypnotherapy kembali. Hipnotis untuk membuatnya mengingat kembali permasalahan yang terjadi.
Setelah tiga jam Joana berkonsultasi bersama Dr.Erlin, Farid pun membangunkan Joana saat ini.
"Apa kau sudah semakin tenang? Sudah jangan terlalu dipikirkan, wajar jika kau mengalami putus percintaan, kau sangat mencintai kekasihmu jadi wajar jika kau belum bisa melupakannya, lagipula anggap saja ini adalah takdir. Jika mantan kekasihmu bersama wanita lain, kau juga akan di bersamakan dengan pria terbaik."
Joana menatap Dr.Erlin dan juga Farid saat ini, apa yang mereka bicarakan memang benar.
Setelah menjalankan therapy, Dr.Erlin pun memberikan resep obat penenang untuk Joana.
"Joana sayang, mulai sekarang kau menjalani hari baru, jangan pernah bersedih lagi. Kau sudah menerima masa lalu kamu, sekarang kau jalani kehidupanmu sendiri. Anggap saja semuanya pengalaman dan obat untukmu. Ini adalah obat untukmu supaya di kemudian hari kau mampu menerimanya," ucapan Dr.Erlin kepada Joana saat ini.
Farid pun tersenyum menatap Joana, dirinya ingat bahwa Madam Kenellyn memintanya untuk mengantar Joana pulang ke rumah.
"Sepertinya ada yang akan di antar ke rumah, dok. Ibunya meminta tolong kepada saya untuk di antarkan ke rumah. Kalau begitu saya izin untuk mengantarkan Joana untuk pulang lalu saya kembali lagi ke klinik," ucap Farid kepada Dr.Erlin saat ini.
"Baiklah, hati-hati selama di jalan. Jaga Joana selama di perjalanan. Terimakasih Joana sudah datang ke klinik. Mulai sekarang kau jaga diri dan makan dengan makanan yang baik, ibumu sangat baik. Sekarang kau akan di antar pulang oleh Farid."
"Iya dokter, terimakasih."
Joana pun keluar dari ruangan Dr.Erlin saat ini, Farid yang memakai jaket jeans menutupi seragamnya saat ini.
Empat puluh menit selama perjalanan, motor Farid pun berhenti tepat di depan rumah Joana.
"Sudah sampai, mulai sekarang kau harus menjaga diri."
"Terimakasih sudah mengantarku, Farid."
Joana pun membalikkan tubuhnya untuk berjalan menuju pintu rumah, ia merogoh tas miliknya dengan mengambil kunci rumah, beberapa menit pintu rumah pun terbuka.
Farid yang melihat Joana sudah benar-benar berada di rumah pun langsung kembali ke klinik Dr.Erlin.