Mantra Aneh

1070 Words
"Jadi ... bagaimana caranya agar dia tidak marah lagi padaku?" "Mudah. Kau harus berteman denganku " Xiao Yu menatap Yanxie lekat. Ekspresi wajah Yanxie yang tak berubah sedikitpun, membuat Xiao Yu berdecak kagum. Xiao Yu tak habis pikir, ternyata ada manusia dengan ekspresi yang selalu sama setiap saat. Bagaimana dia bisa melakukan itu dengan wajahnya? Xiao Yu sekali lagi menatap Yanxie. Dia bahkan tak berkomentar ketika Xiao Yu mengatakan bahwa mereka harus berteman. "Kenapa kau diam? artinya kau mau berteman denganku?" "Aku hanya berpikir. Kenapa aku harus berteman denganmu untuk membuat Yanmei berhenti marah?" "Kau berpikir ... dengan wajah seperti itu? Yanxie melirik kearah Xiao Yu. Setiap dia melakukan itu, Xiao Yu selalu bersiap dan mundur selangkah demi keselamatan hidupnya. "Sebaiknya kau pergi dari sini. Suasana hatiku mulai memburuk," Yanxie kembali menopang kepalanya dengan tangan lalu menutup matanya. "Kenapa dia duduk seperti itu? berlagak keren sekali," "Kau belum pergi? apa kau menungguku melemparmu keluar?" "Pikirkan lagi, kau tahu Yanmei gadis yang punya hati lembut. Jika kau mau berteman denganku, dia akan terenyuh dan akan lebih mengagumimu." Xiao Yu masih berusaha membujuk Yanxie. Namun Yanxie tak mempedulikannya, bahkan menggubris pun tidak. "Kau dengar aku tidak? aku sudah memberimu solusi terbaik. Ayo berteman denganku hmm, Xie Er ayolah," Xiao Yu menarik nafas panjang. Dia tak mau menyerah, dan tetap berusaha dengan misinya untuk lebih dekat dengan Yanxie, "Xie er, hei kau pikir punya solusi lain? aku ini ahlinya tentang perasaan wanita. Xie Er, Xie Er, Xie ... akh!" Sebuah batu kecil melayang ke kaki Xiao Yu. Xiao Yu meringis lalu mengusap-usap kakinya yang terasa sangat sakit. "Akh, dasar gîla. Mau mematahkan kakiku? akh! sakit sekali." "Masih belum pergi juga?" "Ok Fine, aku pergi. Tapi pikirkan lagi. Aku akan menunggu jawaban darimu. Aku pergi, bye bye Xie Er," Xiao Yu melambaikan tangannya, lalu pergi keluar gua sambil berlari kecil. Beberapa menit kemudian, Yanxie membuka mata. Dia tertegun sejenak, lalu menatap pintu gua, "Xie Er? hah, benar-benar manusia tak waras. Dia kira berapa umurku? kami bahkan tidak dekat. Lalu ... f-fine ... maksudnya apa? apa dia sedang membaca mantra?". *** Keesokan harinya. Yanmei melihat Xiao Yu tampak tergesa-gesa berlari ke belakang gedung perguruan, sambil membawa makanan di tangannya. Yanmei berpikir sejenak, apakah karena dia manusia dari dunia lain, maka tingkahnya sangat aneh setiap harinya? Yanmei melenting dengan ringan, lalu mendarat di depan Xiao Yu secara tiba-tiba. Hampir saja Xiao Yu terjungkal karena kaget melihat Yanmei. "Kau ... ya ampun. Adik dan kakak sama saja. Tak bisakah kalian berjalan seperti manusia normal? jika aku punya penyakit jantung, mungkin sudah lama aku sekarat karena kalian," Xiao Yu menggosok-gosok dadanya, lalu menarik nafas panjang. "Kau mau kemana? dan ... apa yang ada di tanganmu?" Yanmei melirik ke tangan Xiao Yu. Tampak seperti telur digulung dengan begitu rapi. "Ah, aku mau bertemu kakakmu, kau mau ikut?" "Bertemu kakakku, di gua? kau sudah gila ya, jika kakakku membunuhmu, bagaimana?" "Ei ... kau tenang saja. Aku dan kakakmu sudah mulai berteman." "Benarkah? itu tidak mungkin." "Benar. Ayo ikut aku," "Tidak. Kau pasti berbohong, dan aku ... belum mau bertemu kakak." "Kau masih marah karena tidak diizinkan keluar?" Yanmei hanya diam. Dia menunduk sambil membuat wajah cemberut. "Tenang saja. Aku akan mengusahakan agar kau bisa keluar melihat festival lentera tahun ini." "Benarkah?" Yanmei tampak bersemangat. Namun, beberapa detik kemudian dia murung kembali, "Bagaimanapun ... kakak pasti tak kan menginzinkannya," "Hei, kau tahu siapa aku? Xiao Yu. Di tempatku berasal tak ada orang yang bisa menolak pesonaku. Baik itu laki-laki terlebih wanita." "Kau ingin membujuk kakak dengan ini?" Yanmei menunjuk makanan yang dibawa Xiao Yu, dia sangat tidak yakin dengan laki-laki itu. "Ini namanya omelet. Sederhana dan enak, langkah pertama mendekatkan diri kepada orang lain adalah traktir dia makan." "Maksudmu beri dia makanan?" "Hmm, kurang lebih seperti itu." "Hei, itu hanya berlaku untuk murid yang kekurangan makanan. Kau kira kakakku bisa luluh dengan ini?" "Aku akan membuatnya luluh, dan kita berdua bisa pergi dari sini. Ayo," "Aku tidak mau ikut." "Aih, ayo. Kau harus ada agar rencana kita menjadi lancar." Xiao Yu menarik Yanmei. Mau tak mau Yanmei yang masih kesal, mengikuti Xiao Yu pergi ke gua untuk menemui Yanxie. "Selamat siang Xie Er," Xiao Yu terdengar ceria. Dia berlari kecil kearah Yanxie yang selalu duduk di kursinya dengan senyum sumringah di wajahnya. "Kau lagi? sudah kubilang jangan panggil aku Xie ..." Yanxie menggenggam Qionglin dan hampir menyerang Xiao Yu. Namun dia terhenti ketika melihat Yanmei berdiri di sebelah Xiao Yu, "Yanmei?" Yanxie menyematkan kembali Qionglin ke pinggangnya lalu berdehem, membuat wajah datar seperti biasanya. "Hehehe, lihatlah Yanmei. Kami sangat akrab. Beginilah cara kakakmu memperlakukan aku sebagai teman," Xiao Yu tersenyum lalu menatap Yanxie dan Yanmei secara bergantian, "Kakak adik ini begitu akrab. Aku bisa memanfaatkan mereka demi keluar dari tempat ini. Si Sosiopat itu tak mungkin membiarkan adiknya keluar dari lembah ini. Tapi, setidaknya aku bisa kabur saat mereka telah benar-benar menganggapku sebagai teman. Rencana bagus Xiao Yu, kau sangat jenius." "Untuk apa kau menemuiku lagi?" Yanxie menatap Xiao Yu, lalu melirik Yanmei. Yanmei memasang wajah jutek lalu berpaling untuk menghindari Yanxie. "Ah, aku membawakanmu makan siang. Lihat, aku membuatnya sendiri." "Aku tak perlu makan." "Bagaimana mungkin manusia tak perlu makan, aku akan meletakkannya disini. Kau bisa menghabiskannya nanti." Xiao Yu meletakkan makanan tersebut ke atas meja dia samping singgasana Yanxie, "Ah, ini namanya omelet. Lingyin memanen telur dan sayuran, aku mengambilnya beberapa." "Terdengar cukup aneh untuk nama makanan. Kau yakin tak ada racun di dalamnya?" "Ei ... tentu saja tidak. Memangnya seperti apa selama ini kalian mengolah telur? ini sangat enak, coba saja." "Aku tak tahu apa saja yang kau masukkan kesana." "Hah, seolah kakak akan mati jika terkena racun," celetuk Yanmei. Yanxie diam lalu menatap Yanmei lekat. Yanmei masih memalingkan wajah, sambil menggembungkan pipinya. "Akhirnya dia bicara juga. Dasar gadis keras kepala," Yanxie beralih menatap Xiao Yu dengan wajah dinginnya, "Letakkan disana. Aku akan memakannya." "Benarkah? kau sudah percaya padaku, tak takut keracunan lagi, kan?" "Kau kira kultivasiku setinggi apa? aku bisa mengatasi racun ganas sekalipun." "Jadi ... dia tak kan mati walau diracun? wah, aku jadi ingin memiliki sihir itu." "Xiao Yu. Letakkan saja, ayo kita keluar dari sini," Yanmei berbalik, lalu melangkah keluar dari gua. "Aku letakkan disini. Ingat, kau harus menghabiskannya, aku pergi dulu, bye bye Xie Er," Xiao Yu meletakkan makanan tersebut, lalu berlari mengejar Yanmei yang telah lebih dulu keluar. Yanxie menatap telur di atas meja itu dengan dingin, "Lagi-lagi mantra aneh itu." TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD