Xiao Yu

1583 Words
"Aih, kau tuli? sudah kubilang, aku tak mau pergi! mau pesta rektor kampus, pesta perdana mentri, pesta presiden sekalipun. Aku tak mau!" Xiao Yu dengan kesal melempar berbagai macam hadiah ke tong sampah. Hadiah dari penggemarnya, para wanita-wanita menyedihkan yang terus saja berharap meski tau mereka akan diabaikan. Sesaat Xiao Yu menghempaskan diri ke sofa empuknya yang baru dibeli dua hari lalu. Sebelumnya, ada sofa empuk lain di sana, kini sofa yang lain itu sudah diletakkan ke tempat sampah. Alasannya? karena setelah dibeli selama seminggu, Xiao Yu mendadak tidak menyukai warna sofa tersebut. Biasanya, setelah asisten rumah tangga menaruh barang-barang Xiao Yu di pembuangan sampah depan rumahnya, maka barang tersebut pasti akan bermuara di rumah Xiao Nian, sepupu Xiao Yu yang beruntung, dan kini Xiao Nian sedang mengerahkan segala kemampuan terbaiknya, untuk meyakinkan Xiao Yu agar ikut kepesta yang diadakan di rumah rektor kampus. Xiao Yu dengan keahliannya sebagai mahasiswa pembuat masalah, belum juga tamat kuliah diusianya yang ke dua puluh delapan tahun. Dia masuk kuliah sesuka hatinya, dan bahkan tak ingin diwisuda. Rektor kampus tak bisa berbuat apa-apa. Dia bahkan membuat Xiao Yu menjadi murid khusus yang spesial. Dia bisa mengerjakan tugas, masuk kampus, dan belajar sesuka hatinya. Karena ayah Xiao Yu adalah penyumbang terbesar di kampus tersebut. "A Yu, Kau harus ikut. Pak Rektor sudah memberi mandat agar Aku mengajakmu. Lagipula ini hanya pesta ulang tahun. Ayolah ikut denganku," Xiao Nian merengek. "Masa bodoh, memangnya aku peduli?" Xiao Yu tak peduli, dia duduk sambil memainkan rubik di tangannya. "Xiao Yu tersayang. Jika kau seperti ini terus kau takkan pernah punya teman." "Memangnya kenapa? aku tak butuh teman." "A Yu ... setidaknya bantu aku, ayolah sekali ini saja.. "Aih, kau ini berisik sekali. Pulang ke rumahmu! wajahmu sungguh membosankan." "Sebentar saja. Hanya datang setor wajah, lalu pulang. Bagaimana?" "Sudah kubilang tidak mau, ya tidak mau!" "Xiao Yu!" Xiao Nian merengek sambil menghentak-hentakkan kakinya. "Tidak mau! tidak mau! tidak mau!" *** Hari pesta ulang tahun tiba. Hampir semua mahasiswa hadir di rumah rektor kampus. Mereka makan, minum, dan bergosip. Beberapa duduk berkelompok untuk memperdalam ilmu gosip mereka, yang terdiri dari tujuh orang biasanya mereka yang menggosipkan hal-hal tak menarik di kampus, mulai dari mata kuliah, tugas dan rutinitas kampus lainnya. Kelompok yang terdiri dari lima orang, mereka bukan Power Ranger, biasanya mereka kumpulan mahasiswa yang menceritakan masalah lebih ke spesifik, misalnya mereka tak suka kelas Dosen A, dan lebih suka Dosen B, karna Dosen B Tampan. Atau salah satu suka Dosen A, tapi lebih banyak tak sukanya, atau mereka membicarakan Rektor yang hanya mengundang anak-anak elit dengan undangan khusus, dan mereka yang berkumpul ini termasuk anak Non Elite yang hanya mendapat undangan dari mulut ke mulut. Ada lagi kelompok yang terdiri dari tiga orang, ini lebih spesifik dari spesifik. Biasanya mereka membicarakan hal-hal yang sedang tenar di kampus. Gosip kelas atas, seperti pakaian baru yang di beli Xiao Yu, atau mobil sport Xiao Yu yang tak dipakai lagi setelah bosan dalam jangka waktu seminggu, atau gosip tentang Xiao Yu yang ternyata gay, dan memiliki pacar laki-laki rahasia. Kadang mereka membicarakan sosok lain yang sedang tenar, tapi sejauh ini tak ada yang paling tenar di kampus kecuali Xiao Yu, baik karena sifatnya atau karena kekayaannya. Selanjutnya kelompok yang diisi oleh dua orang, ini biasanya kelompok curhat, bercerita tentang pacarnya yang begini yang begitu, bercerita tentang mantannya, tentang alasan putus dan sebagainya, lebih tepatnya ini kelompok menggosipkan diri sendiri. Terakhir, kelompok yang beranggota satu orang. Tak perlu dijelaskan, mereka adalah para berandalan tanpa pacar, yang tak tahu harus berbuat apa di pesta, biasanya mereka sibuk dengan gawai masing-masing, buka media sosial, baca gosip atau update status "Dikeramaian ini aku duduk seorang diri, kapankah aku bisa mendapatkan dambaan hati". Mereka biasanya sengaja update untuk promosi diri, agar ada yang memberi tanda suka dan komentar, tapi sayangnya kebanyakan tak ada yang menanggapi mereka. Diantara semua kelompok yang tak seberapa itu, berjalanlah seorang yang tak di duga. Ya, Xiao Yu dengan stelan jas panjangnya dilengkapi sepatu kulit yang mengkilat, berjalan dengan tak acuh diantara kerumunan. Di belakangnya, mengikuti Xiao Nian dengan senyum cerah, dan kado di tangannya, menyapa semua mata yang terbelalak menatap Xiao Yu. Xiao Nian akhirnya bisa membujuk Xiao Yu dengan segala rayuannya. Harga dari kedatangan Xiao Yu adalah, Xiao Nian harus mengerjakan semua tugas Xiao Yu sebulan penuh, dan keuntungan yang didapat Xiap Nian adalah rasa bangga dari rektornya, serta uang saku dari ayah Xiao Yu, karena sudah berhasil membawa Xiao Yu berbaur dengan manusia-manusia lain, untuk mempelajari cara hidup manusia yang layak. Bukan hanya duduk di rumah, menghabiskan uang dan menyewa orang untuk menggantikannya makan malam bersama keluarga. "Ya Tuhan, itu Xiao Yu? tampan sekali" ucap wanita dengan bedak yang terlalu tebal di wajahnya. "Tumben sekali. Katanya dia Gay, kan?" ucap pemuda yang memakai kacamata hitam walaupun di tempat yang gelap. "Xiao Yu! bunuh saja aku, bunuh ..." seru wanita dengan gaun berwarna kuning yang mencolok. "Apa aku sedang bermimpi?" wanita dengan gaun berwarna putih panjang, menepuk-nepuk pipinya agar segera sadar. "Wanita-wanita ini menyedihkan sekali. Kalian tidak tahu kalau dia tak suka wanita?" ucap pemuda dengan tubuh yang agak gempal. Namun, tak ada yang mendengarkannya. "Welcome Xiao Yu, akhirnya datang juga," Rektor dengan senyum cerahnya menyapa Xiao Yu dan mengulurkan tangannya.. Xiao Yu tak peduli, dia malah membuang muka. "Selamat ulang tahun Pak Rektor," Xiao Nian dengan senyuman khasnya, segera menyambut tangan Pak Rektor, dan memberikan kado yang dia bawa. "Xiao Yu, ayo nikmati pesta, ambil makanan dan minumannya," ucap Rektor dengan ramah. "Tak perlu, Aku hanya ingin menunjukkan wajah. Ya sudah, Aku permisi," Xiao Yu hendak beranjak. Namun, Xiao Nian dengan cepat menarik Xiao Yu. "Kenapa cepat sekali? makan dulu sebentar," bisik Xiao Nian. "Perjanjiannya kan aku hanya menunjukkan wajah, lepas! aku mau pulang," Xiao Yu menarik tangannya dari Xiao Nian, dan langsung berlalu pergi. "A Yu ... tunggu! ya ampun," Xiao Nian berlari kecil mengejar Xiao Yu. Namun, Xiao Yu menghilang dengan cepat efek kaki panjangnya yang seperti Jerapah. *** Xiao Yu kabur dari pesta, dan Xiao Nian tak bisa mencegahnya. Dengan seringai khas dan suara musik yang memekakkan telinga, Xiao Yu mengebut di jalanan, membuat beberapa pengemudi lain menyumpah serapah dan beberapa polisi mengejar Xiao Yu. Semakin polisi berusaha mengejar, Xiao Yu semakin senang, dengan lihai dia banting stir kekiri dan kekanan membuat polisi kewalahan. Setelah beberapa menit, akhirnya Xiao Yu sengaja memperlambat mobilnya dan menepi. Polisi segera menghampiri Xiao Yu, dan mengetuk kaca mobilnya, "Dasar cecunguk, keluar!" Dengan santai Xiao Yu membuka kaca mobil lalu tersenyum, "Why? any problem?" "W-Why? Why kepalamu. Turun, turun!" Polisi berusia empat puluh lima tahunan dengan sedikit botak dibagian depan kepala tersebut, berusaha mengatur emosinya agar tidak masuk rumah sakit karna mengidap penyakit darah tinggi yang intens. "Pak Polisi, anda pasti lelah," Xiao Yu mengeluarkan lembaran uang dari dompetnya, "Ini, untuk beli vitamin." "Dasar ccunguk kurang ajar. Kau tak pernah diajari sopan santun? berani-beraninya mengebut, dan sekarang mau menyuap polisi?" "Hmm, masih kurang? baiklah karena sepetinya gaji polisi patroli tak seberapa, ini tambahan," Xiao Yu mengeluarkan beberapa lembar lagi. "Kau ditilang. Jangan coba-coba menyuap polisi dengan uang!" "Sama saja. Walau ditilang aku juga tetap bebas, kantor polisipun bisa kubeli, ini untukmu," Xiao Yu melempar uang kepolisi tersebut, lalu segera menutup kaca mobilnya. "Anak kurang ajar, kau mau kemana!" Polisi tersebut memukul-mukul mobil Xiao Yu. Xiao Yu terkekeh lalu segera menancap mobilnya membuat polisi tersebut jatuh tunggang-langgang. "Pfft, sok jual mahal. Sebentar lagi uangnya pasti dipungut. Ah, banyaknya orang miskin di dunia ini, sad ... so sad," Xiao Yu menggelengkan kepalanya. Xiao Yu kembali mengebut dengan kencang. Namun, saat dia memasuki jembatan, tiba-tiba sebuah petir dan kilat menyambar, Xiao Yu terkejut dan banting stir. Mobilnya kehilangan kendali, dia menabrak pembatas jembatan dengan keras, mobil tersebut terjun bebas ke sungai. Seketika semua terasa senyap, mobil melaju ke dasar sungai, air mulai memasuki mobil tersebut. Xiao Yu berusaha melepaskan diri namun tubuhnya tersangkut ke sabuk pengaman yang sialnya tiba-tiba macet dan tak bisa dibuka. Xiao Yu panik, dengan sekuat tenaga dia menarik sabuk pengamannya. Xiao Yu akhirnya terbebas, namun, mobilnya hampir penuh dengan air. Xiao Yu menendang kaca depan mobil hingga pecah. Dia tak lupa menyilangkan tasnya dan segera berenang keluar. Di tengah usahanya untuk mencapai permukaan sungai, oksigen mulai menipis, dingin mulai menusuk kulit dan tulang Xiao Yu, paru-parunya penuh, mata dan mulutnya berusaha teriak. Namun, tak ada satupun yang menolong. Sekilas selebaran cek dan uang bertebaran di depan Xiao Yu, Xiao Yu berusaha menggapai cek tersebut. "A-Apa aku akan mati disini? uang, aku punya uang, aku kaya-raya, apa aku tak bisa membeli nyawa?" Xiao Yu mulai kehilangan kesadaran, sepertinya kekayaan tak bisa menyelamatkannya kali ini, perlahan nafas Xiao Yu mulai melemah, tiga nafas, dua nafas, dan ... nafas terakhir. *** "Wuek!" seorang pemuda muntah-muntah lalu memegangi kepalanya yang terasa sakit, "I-Ini dimana? sejak kapan aku disini? bukannya tadi aku di mobil? ah, aku hampir mati di sungai, apa itu hanya mimpi?" Pemuda itu adalah Xiao Yu, dengan linglung dia berdiri dari duduknya, memperhatikan sekeliling, merasa jijik karena dia ternyata berguling di tanah. "Ini dimana?" Xiao Yu melihat sekeliling. Tampak hutan yang begitu asing, "Apa aku hanyut hingga ke desa?" Xiao Yu berusaha mengingat. Namun, ingatan terakhirnya adalah dia hampir mati di dalam sungai. Xiao Yu terlonjak ketika mendapati seorang gadis menatapnya dengan aneh, gadis itu mengenakan pakaian seperti karakter di drama kolosal televisi. Di rambutnya tersemat tusuk konde berbahan giok yang tampak asli dan langka. Xiao Yu mengerjapkan matanya beberapa kali. Mencoba melihat gadis itu dengan jelas. "Apa aku tersesat di tempat syuting?" To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD