BAB 2

1008 Words
Taranindya Bagaskara, putri tunggal dari pasangan Bian Bagaskara dan Dinda Bagaskara. Pasangan yang hidup serba kecukupan ini selalu menuruti kemauan putri tercinta mereka. Selama hal tersebut masih bersifat positif, kenapa tidak. "Tara...." panggil mama Dinda pada putrinya yang masih bergelut dengan selimut dan guling kesayangannya. Disaat weekend keluarga Bagaskara selalu melakukan olahraga bersama, entah itu hanya sekedar berjalan di jalanan perumahan ataupun jogging, bahkan hanya sekedar membersihkan halaman rumah mereka. Rumah yang sederhana tanpa adanya asisten rumah tangga yang akan melayani ini dan itu. Semua dilakukan bersama oleh keluarga kecil mereka. "Ehmmm.... iya ma, sebentar" gumam Tara yang masih enggan membuka matanya karena tadi malam ia sulit tidur. Pertanyaannya, kenapa kok sulit tidur sih Tar? ***flashback on*** "Boleh ga, gue anter lo pulang? sekalian ada yang mau gue omongin juga sama lo" jawab Rangga sambil menggaruk lehernya yang tak gatal akibat menahan malu. Tampak Tara melihat jam tangan yang ia kenakan, kemudian berfikir sebentar.... "Ehmmm... oke deh, kita pulang bareng" jawab Tara setelah berbikir sebentar. "Kita mampir ke taman sebentar ya, gue pengen ngomong sesuatu ke lo sebentar aja" pinta Rangga. Tara menatap Rangga tak tega. Ia sebenarnya ingin cepat pulang dan beristirahat, tetapi menolak permintaan Rangga adalah hal yang sulit. "Oke, tapi jangan lama - lama ya" ucap Tara sambil berjalan mendahului Rangga. Melihat Tara sudah melangkah lebih dahulu, Rangga bergesas mempercepat langkahnya untuk segera menyusul Tara. **Di taman "Lo mau minum ga?" tanya Rangga pada Tara yang sudah duduk di bangku taman. "Boleh" ucap Tara sambil mengedarkan pandangannya ke pejuru taman. Saat Rangga pergi membeli minum, Tara mendengar terikan minta tolong yang samar dari belakang tempat ia duduk. Ia menoleh dan mencari sumber suara. Dibelakang taman terdapat danau buatan yang tidak berpagar, kemudian ia melihat ada gerakan tangan seseorang dari dalam danau. Tara bergegas menuju danau tersebut. Ternyata benar, ada seseorang yang hampir tenggelam ke dalam danau tersebut. Tanpa pikir panjang Tara lalu masuk ke dalam danau tersebut, tidak dalam, hanya sebatas d**a saja. Tapi kenapa ada orang yang yang bisa sampai tenggelam. "Hei.... bangun... lo ga papa?" tanya Tara sambil menepuk pipi seseorang tersebut. Beberapa kali ia mencoba membangunkan namun tak berhasih. "Masa harus pake itu sih?" tanya Tara dalam hati "Bodo amat ah, dari pada dia mati" jawabnya lagi dalam hati. Cup... "Uhuk... uhukkk .... eh.... gue di mana?" tanya seseorang tersebut yang masih nampak bingung dan berusaha untuk menegakkan duduknya. "Lo di danau, habis tenggelem. Lo ga papa? tanya Tara pada orang tersebut. Seseorang tersebut melihat Tara dengan seksama sambil mengingat kejadian yang menimpanya. "Astaga... gue tenggelem? Terus lo yang nolongin gue? tanyanya lagi pada Tara. "Iya lo tuh udah mau tenggelem tau, terus gue denger lo minta tolong, jadi gue tolongin. Terus gue bangunin ga bangun - bangun, jadi gue kasih nafas buatan deh" jelas Tara dengan detail, tanpa dikurangi dan ditambahi sedikitpun. Tampak seseorang tersebut berfikir, kemudian... "Apa?!!!... Lo kasih gue nafas buatan?" tanya seseorang tersebut lagi. "Iya, emang kena...." sontak Tara langsung menutup mulutnya, ia bertindak ceroboh. "Bego.... bodoh banget sih gue, bisa - bisanya ngasih nafas buatan ke orang yang ga gue kenal. Itu kan sama aja kayak first kiss gue. Hiks... Hiks..." umpat Tara dalam batinnya. "First kiss gue..." ucap seseorang tersebut. Tara bingung dengan sikap seseorang tersebut, bisa - bisanya ia mengucapkan hal tesebut dengan keras. Tiba - tiba... "Tara....." panggil Rangga yang akhirnya menemukan Tara. Tara menoleh ke sumber suara tersebut. Ia melihat Rangga sedikit berlari menuju dirinya. "Lo kok bisa basah gini si Tar?" tanya Rangga Tara yang tak menyadari bahwa pakaiannya basah, sontak langsung melihat tubuhnya dan langusung menyilangkan tangannya. "Ah.... b**o banget sih gue, bisa - bisanya nyemplung tanpa pikir panjang, baju gue basah, jadi kelihatan kan" umpatnya yang bisa didengar oleh orang tersebut dan Rangga. Reflek Rangga langsung memberikan jaketnya pada Tara, ia gunakan untuk menutup bagian tubuh Tara yang basah. Sontak Tara kaget dan menatap Rangga, ia berpikir bahwa Rangga ternyata perduli padanya. "Drama banget sih ini, padahal kan gue yang hampir tenggelem, kenapa malah nih cewek doang yang diperhatiin?" umpat seseorang tersebut dalam hati. "Yuk pulang, lo udah basah kuyup gini, nanti masuk angin" ajak Rangga yang segera disetujui oleh Tara. Tara berdiri dan bersiap untuk beranjak. Kemudian ia berbalik untuk melihat seseorang tersebut lagi. "Lo bisa pulang sendiri?" tanya Tara padanya. "Hmmm..." jawabnya singkat. Tara dan Rangga pun pulang dari taman. Rangga mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya pada Tara. Saat Tara sampai rumah, kedua orang tuanya sedang tidak dirumah, sehingga tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada anaknya setelah pulang sekolah tersebut. ***Flashback off*** "Ayok bangun dong sayang, udah jam berapa ini, jadwalnya kita bersihin rumah ini loh" bujuk mama Dinda pada anaknya. "Iya ma... sebentar, lima menit lagi deh" jawab Tara yang masih enggan membuka mata. "Mama hitung ya, kalau masih ga bangun, mama bakalan kasih tugas kamu bersihin rumput di kebun bunga mama" ancam mama Dinda yang langsung dibalas dengan bangunnya Tara dan ia segera menuju kamar mandi. Setelah selesai dengan ritual mandinya Tara bergegas keluar dari kamarnya dan menuju ruang keluaraga, dimana ada papa dan juga mamanya yang terlihat sedang membicarakan sesuatu. Tara mendekat "Pagi Ma, pagi Pa?" sapanya dengan sangat ceria. Berbeda dengan raut wajah mama dan papa nya yang terlihat kecemasan. "Mama dan Papa kenapa? tanya Tara penasaran "Gini sayang, minggu depan kita harus berangkat ke kota M , bertepatan dengan hari Ujian Nasional mu lagi, gimana?" tanya mama Dinda dengan hati - hati. Tara nampak berfikit sejenak. "Taraa ga papa ma, Tara kan udah gede" jawab Tara sambil cengegesan. "Papa sama mama cuma pergi satu minggu aja paling " tutur Papa nya myakinkan. "Iya Pa" ucap Tara sambil merangkul kedua oranguanya. "Tara sebenernya takut ma, tapi Tara harus ngizinin mama sama papa pergi, Tara ga boleh egois" gumamnya dalam hati. "Terimakasih sayang sudah ngasih kami izin, mama janji nanti bawain kamu oleh" ucap mama sambil menggoda Tara. "Apaan sih ma, gausah bawa oleh - oleh segala" ucap Tara tak enak. "Ga ada yang repot kalau cuma oleh - oleh aja ga bakalan bikin mama repot kok" ucap Mama Dinda sembari mengelus rambut putrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD