BAB 39

1193 Words

Rain terhenyak, saat matanya terbuka, ia sudah tidak ada di kamar lagi. Ruangan yang sebelumnya penuh warna, kini hanya tersisa warna putih yang terlihat tanpa sisi. Rasanya menakutkan, tapi ia merasa nyaman berada di sini, damai dan tentram. Dalam relung hatinya yang paling dalam, ia berpikir ingin tetap di sini, tapi dari sisi lain, ia seolah mendengar ada orang yang memanggilnya untuk kembali. Rain terus melangkah maju, dadanya semakin sesak. Napasnya pun semakin sulit untuk berembus. Bulu kuduknya merinding, ruangan ini tampak sepi, tapi ia merasa sedang diperhatikan banyak orang. Rasanya ingin teriak, tapi bibirnya tak sejalan dengan hatinya, hati ingin berteriak minta tolong, tapi bibir tak mau bergerak. Sampai akhirnya langkah Rain terhenti, tidak ada yang ia lihat selain warna puti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD