2 - Mantan Kekasih

325 Words
"Ya, aku tidak mau bertemu dia. Kau pasti akan paham perasaanku bukan?" Synda pun menambahkan alasan yang lebih jelas agar tak menimbulkan penafsiran berbeda atau kesalahapahaman pada Aldora Adams. "Aku sudah menceritakan semua padamu. Kau pasti akan memahami perasaanku." "Iya, aku paham. Kau lebih baik pulang saja. Biarkan aku yang mengantar makanan ini ke Barret. Aku akan mencari alasan bagus supaya dia tidak kesal kau pulang tiba-tiba tanpa bertemu dengannya terlebih dahulu." Synda mengangguk cepat. Lalu, diserahkan kantong-kantong plastik yang dipegangnya pada kekasih sang kakak. Setelah diambil, Synda segera melakukan pelukan hangat untuk Aldora Adams. Wanita itu memang punya hubungan yang dekat dengannya. Tak akan ragu juga menolong satu sama lain. "Terima kasih sudah mau membantuku. Kau selalu dapat aku handalkan. Aku janji akan membelikanmu tas yang kau inginkan dan belum sempat diberikan oleh kakakku." "Hahaha. Baiklah. Terima kasih banyak kau sudah mau membelikanku tas. Aku tagih." Synda mengulas senyuman yang lebih lebar sembari menganggukkan kepalanya. "Aku akan belikan satu minggu lagi. Kau harus sabar menunggu," jawabnya dengan canda. "Aku akan pergi sekarang, sebelum Barret tahu aku datang dan tidak memperbole--" "Mau ke mana kau, Synda? Kau mau pergi, disaat aku di sini? Apakan kau tidak rindu padaku? Terakhir kali kita bertemu, kau justru seperti tertarik lagi. Begitu bukan?" Syinda mengenali dengan benar si pemilik suara dengan nada menggoda yang kental mengucapkan sederetan pertanyaan untuk dirinya. Benar, sang mantan kekasih. Ia dan Alexander telah berpisah cukup lama, tetapi masih sangat dikenali suara pria itu. Kemudian, dengan gerakan cepat badannya dibalikan. Keterkejutan pun melanda Synda karena tangan kekar Alexander telah berada di pinggangnya. Dilakukan gerakan menarik yang begitu kilat sehingga dirinya tak punya kesempatan melawan. Terjatuh ke dalam pelukan sang mantan kekasih. Ia mendapat dekapan erat. Aroma maskulin parfum pria itu menguar ke indera penciumannya. "Aku merindukanmu, Sayang." Synda terkejut menerima kecupan singkat di kening. Lalu, di bagian bibir. Rengkuhan pria itu pun semakin kuat saja. Ia tak bisa untuk melakukan perlawanan apa-apa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD