Lee Jeon memasuki paviliun Putra Mahkota dengan terburu-buru. Bahkan dia tidak mau menunggu Kasim Hong untuk membukakan pintu dan memilih membukanya sendiri. Dan tepat saat pintu terbuka, semua orang menyingkir dengan kepala yang tertunduk dalam ketika siluet merah tersebut berjalan mendekat. Begitupun Kasim Seo yang sudah berhasil mengendalikan perasaan bahagianya karena Tae Hyung yang sudah bangun dari tidur panjang sang Putra Mahkota. Dengan mata yang berkaca-kaca Lee Jeon menjatuhkan lututnya di samping Tae Hyung dan meraih tangan putranya itu. "Putra Mahkota ... syukurlah ... syukurlah ... akhirnya kau bangun." Satu butir airmata menetes dari mata sang Raja saat dia tersenyum lebar ke arah Tae Hyung yang hanya mampu tersenyum tipis. "Apa ada yang sakit? di mana yang sakit? Katakan