Chapter 035

1535 Words

Angin bergulir, berputar-putar di atas dan terus berlalu. Seperti harapan semua orang, matahari kembali dari timur dan seakan tak lelah kembali melanjutkan perjalanan menuju barat. Bahkan terlalu sibuk hanya untuk berhenti sejenak dan melihat matahari di bawah sana yang tak kunjung kembali, bersama bulan dingin yang selalu terduduk di sampingnya. Angin yang diam-diam menyusup masuk dan keluar sebagai kabar angin yang memberitahukan pada seluruh Hanyang, bahwa paviliun Putra Mahkota telah dirundung duka. Angin berhembus kasar, mengangkat dedaunan yang mulai mengering ke udara. Sangat sepi dan begitu menyakitkan. Sebuah kabar angin yang membawa petaka. "Yang Mulia ..." ujar salah satu menteri dengan suara lantangnya yang berhasil menarik perhatian dari para menteri lainnya yang hadir di au

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD