Dalam narasinya, seorang pria tinggi berdiri dikepung angin besar. Ia mencoba lepas dan keluar dari badai itu, tapi tidak bisa.
Jika diibaratkan dalam situasi genting, Ham adalah si pria itu. Ia tidak bisa kemana-mana karena terkunci oleh sugestinya sendiri.
Seperti kata dokter, ia punya tubuh sehat juga otak yang normal. Bisa bangun kapan saja, tapi juga kemungkinan tidak sadar menghantuinya seumur hidup.
Itu sindrome putri tidur yang disinyalir menyerang alam bawah sadar Ham selama ini. Sekuat apapun ia ingin bangun, kesadarannya selalu terhalang kabut.
Aira, aku mungkin tidak bisa menemuimu dalam waktu dekat, bisik Ham menangisi tubuhnya yang masih juga tidak mampu untuk ia gerakkan.
Dalam pikirannya, ia melihat tangisan Aira juga kesedihan Allen di mana-mana. Ham benar-benar
