Rencana gila

753 Words

Allen menatap Sam yang mengunyah sebatang permen karet, tanpa kedipan. Selain karakter juga gaya bicaranya, keduanya benar-benar mirip satu sama lain. "Bagaimana keadaan Ham? Dia akan segera sadar, kan?" tanya Sam terdengar lebih manusiawi. Kemarin ia sempat mendengar desas-desus kalau kelompok yang mengincarnya, menyasar Ham tanpa sengaja. Tentu ada secuil rasa bersalah. Bagaimanapun mereka masih saudara. Paling tidak, ia harus menanyakan keadaan. "Dia koma. Ada yang salah dengan otaknya," kata Allen menghembuskan napasnya dalam-dalam. Haruskah ia menangis? Di saat seperti sekarang, hal-hal yang berbau emosi hanya membuang tenaga. Ia sudah lama lelah mengasuh dua anak adopsinya sendirian. Sam terkejut, buru-buru memeriksa keadaan Ham lewat jendela kamar perawatan. Di seb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD