Chapter 3

3657 Words
Langit senja di hari itu sangat gelap bukan karena memasuki waktu malam melainkan tanda akan turunnya hujan. Seorang lelaki mengetuk pintu salah satu kamar namun tak ada jawaban dari dalam sana membuat ia terpaksa membuka pintu yang ternyata tak dikunci. Ia melihat bocah manis itu duduk diam di atas ranjang, sepertinya Kim Yesung sedang melamun. Kyuhyun menghampiri Yesung lalu duduk di sebelahnya. “Jangan terlalu dipikirkan.” Kyuhyun mengusap kepala Yesung kemudian membawa bocah itu ke pangkuannya. “Kenapa tak balas emailku?” Kyuhyun memeluk Yesung, sangat lembut dan hangat hingga Yesung merasa nyaman, ia menyandar di d**a Kyuhyun membiarkan lelaki itu menciumi kepalanya. “Aku tak tahu caranya membalas.” Bohong Yesung dan dipercaya oleh Kyuhyun. “Kau harus makan malam.” Tangan Kyuhyun mengusap paha Yesung dan Yesung hanya diam merasakannya. “Dari pagi kau belum makan, kan?” Kyuhyun membalik posisi bocah itu agar menghadapnya, dipandanginya wajah manis Yesung dengan seksama. ‘Sial.’ Batin Kyuhyun merasa sesuatu di bawah sana terasa sesak. Tatapan yang awalnya hanya fokus ke mata Yesung kini bergerak turun menuju bibir merah Yesung yang harus diakui membuat selangkangannya semakin sesak. “Mau makan apa?” Yesung tidak langsung menjawab. Ia mulai takut dengan Kyuhyun, pasalnya lelaki itu terus saja menatap dirinya dan tangan Kyuhyun tak berhenti menjamah tubuh terutama bagian yang dianggap sensitif. “Sebaiknya tanyakan pada Siwon.” Yesung menjauh dari Kyuhyun. “Aku mandi dulu.” Ucapnya mencari alasan. Kyuhyun tertawa pelan. XXX Suasana di ruang makan begitu hening, hanya ada suara denting sendok terkena piring dan suara air dituang. “Bagaimana sekolahmu?” Siwon menatap Kyuhyun, sedari ia masuk sekolah dasar hingga sekarang pertanyaan itu tak pernah absen ia dengar. “Buruk.” Jawab Siwon tanpa menatap Kyuhyun. “Hm, bisa kau ceritakan pada Appa?” Kyuhyun meletakkan sendok dan garpunya ke atas piring kosong, tatapannya terfokus pada sang anak yang duduk di sebrang dirinya. “Benalu itu sangat menyebalkan.” Yesung tentu tahu siapa benalu yang di maksud. “Siwon!” Tegur Kyuhyun sembari menatap khawatir ke arah Yesung namun sepertinya anak itu tidak terganggu, buktinya ia tetap makan dan nampak tak peduli dengan percakapan mereka. “Appa berubah.” Setelah mengatakan itu Siwon pergi tanpa menghabiskan makan malamnya. “Cepat habiskan makanmu, sebelum tidur jangan lupa sikat gigi.” Peringat Kyuhyun dan Yesung mengangguk. Sekarang Yesung benar-benar sendiri di ruang makan rumah mewah itu dan ia semakin merasa tidak enak. Ia merasa hubungan Ayah-anak di rumah ini merenggang akibat keberadaan dirinya. Jelas Yesung merasa bersalah. Dan ia semakin salah saat berpikir ingin minggat. Jika ia pergi, kemana ia harus tinggal sementara orang tua sudah tak ada begitupun dengan kakek-neneknya, terlebih tidak ada satu kerabatpun yang mau mengurus dirinya. Mereka semua sibuk membagi hasil peninggalan Ayah-Ibunya. Yesung tersenyum, pahit rasanya hidup ini. XXX “Untukmu, karena mau mengurus Yesung.” Wanita tua berusia hampir 60 itu menyerahkan map cokelat yang di dalamnya berisikan surat tanah dan sertifikat rumah pada Cho Kyuhyun. Lelaki itu hanya menatap map di atas meja tanpa berniat mengambilnya. “Aku merawat Yesung secara suka rela.” Wanita yang merupakan kakak dari almarhum Ibu Yesung tersenyum aneh. “Jelas kau tak mau, bahkan harga surat dan sertifikat ini tak mampu membeli rumahmu itu, kan?” Kyuhyun menggeleng. “Sama sekali aku tak terpikir begitu.” Cho Kyuhyun mengaduk-aduk kopi hitamnya seraya menatap keluar jendela kafe, di mana sekarang ia berada –duduk berdua bersama wanita tua yang tiba-tiba menghubunginya dan mengajak bicara penting. Ternyata masalah yang dibicarakan tak sepenting itu dan Kyuhyun menyesal sudah mengiyakan ajakan si wanita. “Simpan saja untuk Yesung.” Wanita itu tetap menyodorkan map ke arah Kyuhyun kemudian pergi begitu saja. Kyuhyun hanya menatap kepergian wanita yang ia anggap tak bertanggung jawab. Bukannya mengurus keponakan yang ditinggal pergi orang tuanya, justu wanita gila harta itu seakan menjual Yesung pada dirinya. Menjual bocah manis itu dengan bayaran surat tanah dan sertifikat rumah. Kyuhyun tersenyum miring. “Memang sudah tanggung jawabku untuk mengurusnya.” Mata Kyuhyun terfokus ke luar jendela, menikmati suasana pagi kota Seoul yang ramai. XXX "Seonsaengnim.” Kim Yesung –murid terpintar yang selalu meraih peringkat satu semenjak masuk sekolah dasar- mengangkat tangan. “Ada apa, Yesungie?” Guru mana yang tidak sayang pada anak didik pintar, sudah cerdas, sopan, mudah diatur pula. “Aku ijin ke kamar mandi.” Setelah mendapat anggukan dari sang Guru, Yesung keluar kelas, tak menyadari tatapan Cho Siwon senantiasa mengikutinya. “Aku juga ijin sebentar, seonsaengnim.” Berbalik 180 derajat dari Yesung, Siwon tidaklah sepintar itu, ia selalu bertahan di ranking paling bawah dan kelakuannyapun tidak bisa dikatakan baik. Guru yang terngah mengajar Bahasa Korea itu menghela napas melihat Siwon keluar bahkan sebelum ia memberi ijin. Yesung membuka pintu bilik toilet setelah selesai dengan masalah buang airnya. Tapi matanya agak melebar melihat Siwon berdiri tepat di depan. “Benalu, tak bisakah kau pergi dari rumahku?” Siwon mendorong Yesung hingga anak itu terjengkang kebelakang dan terduduk di kloset. Siwon masuk ke dalam bilik toilet lalu menutup pintunya. “Sudah ku peringatkan jangan dekati Appaku!” Siwon memegang kerah seragam Yesung. “M-maaf Siwon… tapi aku tidak tahu harus kemana…” “Itu bukan urusanku, yang jelas aku tidak ingin melihatmu di rumahku, terlebih bersama Appa.” “Siwon… tapi… aku…” PLAK Yesung memegangi pipinya yang kena tampar, matanya seketika memanas menahan air mata. “Aku bisa melakukan lebih dari ini jika aku masih melihatmu pulang ke rumahku.” Siwon membuka seragam Yesung, bocah manis yang sudah menangis hebat itu berontak sekuat yang ia bisa namun karena perbedaan ukuran tubuh Yesunglah yang kalah. Siwon berhasil melepas baju Yesung dan membuangnya ke lantai. “Siwon…” Airmata mengucur deras membasahi kedua pipi Yesung, ia tak bisa berontak apalagi melawan ketika Siwon melepas celananya. “Siwon ku mohon… hiks…” Yesung memukul d**a Siwon saat lelaki itu berusaha mencium dirinya. “Siwon… ahhh…” Yesung merasa jijik dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa ia mengeluarkan suara desahan layaknya perempuan yang tengah di perkosa? “Chho.. Shiiwoonnhh…” Yesung terus berontak ketika bibir Siwon berhasil mendarat di bibirnya. Namun Siwon tidak tinggal diam, ia memeluk erat agar pergerakan Yesung terhenti sementara bibirnya betah berlama-lama menikmati bibir Yesung. Siwon berhenti, isakan terdengar nyaring di toilet yang hanya terdapat mereka berdua. Yesung menangis hebat dan Siwon tidak peduli. Lelaki itu mengambil seragam Yesung lalu meninggalkan si manis yang masih terisak nyaring. Yesung mengunci bilik toilet, takut ada yang tiba-tiba masuk dan menemukan dirinya dalam kondisi telanjang dan menjijikkan. Ia duduk di atas kloset dengan memeluk lutut, airmata satu-satunya teman yang setia menemani. XXX “Siwon, mana Yesung?” Siwon melempar ranselnya ke atas sofa ruang tengah kemudian duduk di sana sementara Kyuhyun sibuk dengan laptop di sofa tunggal. “Tidak tahu.” “Bagaimana mungkin kau tidak tahu?” Memang hari ini Kyuhyun tidak bisa menjemput dua ‘anak’nya sepulang sekolah dan iapun sudah memberitahu Yesung lewat email. Dan tiba-tiba Siwon malah pulang sendiri tanpa membawa serta sosok manis yang ia ingin lihat. “Saat pelajaran terakhir dia menghilang.” Siwon meraih remot televisi dan menghidupkannya, mengganti-ganti saluran mencari channel yang biasa menayangkan kartun. “Dan kau tidak mencoba mencarinya?” Kyuhyun menutup laptop untuk memfokuskan bicara dengan sang anak. “Untuk apa?” “Jangan memaksaku membencimu, Cho Siwon!” Siwon tertawa. “Appa juga membuatku mau tak mau harus membencimu!” Siwon berseru kesal. “Apa salahnya aku membawa Yesung kesini? Orang tuanya meninggal dan dia tidak punya tempat Cho Siwon! Mengertilah.” “Kau bukan Appa yang ku kenal.” Siwon berlalu begitu saja menyisakan Kyuhyun yang dilanda kekesalan sekaligus kekhawatiran. Ia meraih kunci mobil dan bergegas keluar rumah untuk memacu mobilnya menuju suatu tempat. XXX Tepat pukul 7 malam saat Kyuhyun tiba di sekolah Yesung, ia lihat gerbang sekolah terkunci dan satpam yang harusnya berjaga di sana malah tidak ada. Terpaksa Kyuhyun memanjat pagar tinggi itu agar bisa masuk. Perasaanya tidak enak dan ia terus-terusan memikirkan Yesung, takut kalau sesuatu buruk menimpa anak yang seharunya selalu ia lindungi dan kasihi. Setibanya di kelas Siwon –yang juga merupakan kelas Yesung- ia melihat ransel milik Yesung duduk diam di bangku. Bahkan Kyuhyun heran, apakah tidak ada yang sadar dengan hilangnya Yesung, atau kemana pemilik ransel hitam itu. Sungguh Guru maupun murid di sini tidak perhatian. “Yesung!” Suaranya menggema di ruang kelas nan sepi. “Kim Yesung.” Panggilnya lagi setibanya di koridor kelas. “Yesung-ah…” Sejauh ini sahutan Yesung masih belum terdengar. Kyuhyun bingung harus mencari kemana lagi dan matanya tertuju pada toilet, tanpa membuang banyak waktu Kyuhyun masuk ke sana. “Yesung…” Lirihnya. Samar-samar ia mendengar isakan di salah satu bilik toilet. Kyuhyun membuka satu persatu pintu bilik dan menemukan satu yang terkunci. “Yesung…” Panggilnya dengan nada iba. “Yesung, buka sayang.” KLEK Suara kunci diputar memang terdengar, tapi pintu tak kunjung terbuka dan terpaksa Kyuhyun mendorongnya. Sontak matanya membulat melihat kondisi Yesung sekarang. Sangat berantakan, terlebih bocah malang itu telanjang duduk meringkuk memeluk lutut di atas kloset. Kyuhyun segera mendekap anak itu ke pelukannya. “Tenanglah, kau sudah aman.” Kyuhyun menepuk-nepuk punggung Yesung namun yang ada isakan Yesung semakin kencang. “Tenang sayang…” Kyuhyun menciumi puncak kepala Yesung, ia melepas dekapannya dan menatap mata itu, sangat sembab dan terus meluncurkan airmata. “Siapa yang berani mengganggumu?” Kyuhyun bertanya lembut sambil memakaikan jaketnya pada Yesung. “Siapa hm?” Desak Kyuhyun merasa Yesung tidak menjawab. Yesung hanya menggeleng dan kembali memeluknya. Kyuhyun tahu mungkin sekarang Yesung masih dilanda shock. Ia putuskan menggendong namja kecil yang tingginya bahkan tak sampai sedadanya itu. Membawanya keluar menuju kelas Yesung untuk mengambil tas anak itu. Setibanya di gerbang sekolah ternyata satpam sudah ada di sana. Kyuhyun memutar bola matanya. “Hei.” Panggilnya pada si satpam yang kaget mendapati manusia tinggi berkulit pucat tiba-tiba ada di dekat pos jaga. “Buka.” Kyuhyun menunjuk gerbang dengan dagunya sementara tangan kanannya menggendong Yesung dan tangan kiri digunakan memegang ransel. “Darimana kau bisa ma-?” Kyuhyun melotot berhasil membungkam mulut satpam. Gerbang terbuka dan Kyuhyun segera keluar tanpa mengucap terima kasih, ia masuk mobil setelah membaringkan Yesung di jok belakang. “Tidurlah, sayang.” Dapat ia dengar Yesung bergumam, isakan-isakan kecil masih senantiasa lolos dari bibir pucat itu. XXX Yesung meringkuk di atas ranjang besarnya yang nyaman, airmata masih saja menetes membasahi bantal, matanya ia pejamkan erat-erat sementara telinganya mendengar jelas perkelahian Ayah-anak di ruangan sebelahnya, kamar Siwon. “Sudah ku bilang aku tidak tahu!” Siwon berteriak nyaring menyangkal tuduhan Kyuhyun. “Apa kau tidak curiga saat Yesung tak kunjung kembali dari toilet!?” Kyuhyun balas membentak sang anak. Siwon sungguh sakit hati dengan sifat Kyuhyun sekarang, semenjak kedatangan Kim Yesung ke rumah mereka, tak sekalipun ia merasa damai, pasti dalam sehari setidaknya sekali Kyuhyun memarahinya. “Apa peduliku dengan anak itu!?” Mereka berdua sama-sama keras kepala hingga perdebatan ini tak jelas ujungnya dimana. “Siwon, Appa mohon…” Kyuhyun berjongkok di depan Siwon dan memegang tangan anaknya. “Bersikap baiklah pada Yesung.” Siwon mendecih. “Aku tak mau Appa! Aku benci dia tinggal disini!” “Setidaknya jangan telanjangi dia di sekolah.” “Kenapa bisa Appa menuduh aku yang melakukan itu padanya!?” Siwon nampak enggan bertatap mata dengan Kyuhyun. “Jika bukan kau, siapa lagi?” “Yang benci Yesung itu banyak, Appa! Bukan hanya aku!” Siwon menepis tangan Kyuhyun. “Jika kau melakukan hal buruk pada Yesung, Appa tidak akan tinggal diam.” Setelah itu Kyuhyun keluar kamar Siwon, sang anak hanya tertawa nyaring yang terdengar sumbang. “Yesung…” Panggil Kyuhyun lembut setelah masuk kamar si manis. “…” Tidak ada balasan. Dari jarak beberapa langkah dari ranjang Yesung ia bisa melihat tubuh anak itu bergetar, isakan terdengar walau tak nyaring. “Yesung, jangan menangis sayang…” Kyuhyun segera ikut berbaring dan memeluk tubuh ringkih itu. “Kumohon…” Suara Yesung terdengar serak. “Jangan marahi Siwon lagi…” Badan itu masih bergetar hebat, saat Kyuhyun menghadapkan wajah Yesung padanya, ia lihat Yesung pucat dan nampak ketakutan. “Dia jahat padamu dan tentu aku harus menceramahinya.” Yesung menggeleng, kedua tangannya meremas baju depan Kyuhyun. “Aku takut… dia semakin membenciku kalau Kyuhyun memarahinya…” “Tidak sayang…” Kyuhyun kembali memeluk Yesung. Tubuh Yesung masih terbalut jaket miliknya dan tiba-tiba Kyuhyun teringat jika di balik jaket itu tersimpan tubuh telanjang Kim Yesung. “Tenanglah…” Kyuhyun mengusap-usap punggung Yesung. “Aku akan menemanimu malam ini.” Yesung semakin meringkuk masuk ke dekapan Cho Kyuhyun, rupanya merasa nyaman di sana. “Terima kasih.” Walau samar tapi Kyuhyun yakin Yesung megucapkan itu. XXX Pagi harinya, seperti biasa Cho Kyuhyun mengantarkan dua ‘anak’nya ke sekolah. Siwon turun duluan tanpa peduli Kyuhyun yang menyuruhnya ke kelas bersama Yesung. Kyuhyun menghela napas. “Baik-baik di sekolah.” Kyuhyun mengacak rambut Yesung lalu mendaratkan ciuman di sana. “Hm… Kyuhyun juga jangan telat makan ne…” Yesung berucap ceria yang sungguh Kyuhyun dibuat gemas karenanya. “Tentu, sayang.” Sebelum benar-benar keluar mobil, sekali lagi Yesung menoleh ke arah Kyuhyun hanya untuk memberikan senyum termanis yang ia punya. Kyuhyun tertawa melihat sikap menggemaskan dari Kim Yesung yang baru kali ini ia lihat. Yesung masuk ke dalam kelas dan mendapati tatapan dingin dari Siwon maupun ketiga teman lelaki itu. Yesung menarik kursi lalu duduk, kepalanya terus menunduk ke bawah dan hatinya selalu terasa sakit. Sebelum ia pindah ke rumah Cho Kyuhyun, tak sekalipun ia dapat tatapan dingin dari Siwon, lalu sekarang secara gratis ia dapatkan itu. Bukan hanya tatapan menusuk, melainkan bully-an dari orang yang ia takuti. Siwon mendatangi meja Yesung. “Heh!” Serunya sambil menggebrak meja. “Kau berani padaku, rupanya.” Siwon menjambak rambut Yesung agar bocah manis itu mendongak. “Sudah ku bilang jangan pulang ke rumahku lagi.” Airmata menggantung di pelupuk mata Yesung, hampir menetes hanya saja ia tahan. Ia tak ingin dikasihani setiap pasang mata yang menatap mereka sekarang. Ia juga malu karena diperlakukan seperti ini di depan teman sekelas. “Maaf Siwon, tapi aku tak punya temp-” “DIAM!” Siwon menyeret Yesung menuju toilet diikuti tiga teman setianya. Setiap pasang mata dari manusia yang mereka lalui menatap heran ke arah mereka. Semua orang yang ada di sana jelas kenal dengan Cho Siwon, namun apa yang membuat Cho Siwon yang tak pernah memperlakukan seseorang seperti sekarang, malah dengan kasar menjambak rambut bocah manis dan menyeretnya? Mereka tahu Siwon terkenal nakal dan tukang bully, hanya saja Siwon tak pernah sampai melukai fisik seseorang. Dan asumsi mereka, bocah dalam ‘tahanan’ Siwon sudah melakukan kesalahan besar sampai membuat Cho Siwon semarah itu. Sesampainya dalam toilet, Kangin menuruti perintah Siwon untuk menghadang di depan pintu, jaga-jaga kalau Yesung lari. “Hae-ya…” Panggil Siwon. “Apa?” “Ambil tas Yesung.” Tatapan Siwon tak luput dari Yesung yang kini berdiri di depannya, kepala si manis menunduk dan ia lihat tubuh Yesung gemetar. “Leeteuk, tolong ya.” Leeteuk tentu mengerti itu, ia segera berjalan ke belakang Yesung dan memegangi kedua tangan si manis. Yesung panik, wajahnya yang sedaritadi sudah dibasahi airmata terangkat dan memandang Siwon penuh iba, berharap lelaki itu masih memiliki setitik belas kasihan padanya. Namun sepertinya tidak. “Kau mau menelanjanginya?” Terdengar kekehan di suara Kangin. “Tentu.” Siwon melepas satu persatu kancing seragam Yesung, ketika sudah terpelas semua, dipandanginya tubuh putih mulus bak porselen tersebut. “…hiks…” Isakan lolos dari bibir Yesung, meski Yesung tak berusaha melawan tapi Siwon yakin Yesung tidak terima dengan perlakuannya. Melawanpun percuma, Yesung kalah jumlah terlebih badan mereka terlalu besar. “Siwon…hiks…” Yesung mengiba. Tapi bukan Siwon namanya kalau luluh dengan suara memelas seperti itu. “…kumohon…” Siwon melepas celana Yesung. Kini satu-satunya yang menempel di tubuh putih mulus Yesung hanya celana dalam, Yesung sungguh malu dipermalukan seperti ini. Siwon berjongkok, wajahnya berada tepat di depan s**********n Yesung. “Siwon kau tidak gila, kan?” Suara Leeteuk terdengar membuahkan tawa dari mulut Siwon. “Aku harus membuatnya jera.” Dalam satu gerakan sekarang Yesung benar-benar telanjang, wajahnya memerah dan berulang kali ia berusaha lepas dari kekangan Leeteuk. Ia menangis, meraung, mengiba berharap tiga anak kecil yang seusia dirinya menghentikan hal menjijikan ini. “…Si…ahhh…” Ini gila! Siwon sungguh melakukannya. Lelaki itu memasukkan alat kelamin Yesung ke mulutnya dan itu sungguh membuat Yesung merasa jijik. Darimana Siwon belajar hal seperti ini? “Siwon…berhenti…” Yesung mengigit bibirnya kuat-kuat merasakan lidah Siwon menyelimuti alat kelaminnya. “…ahh…akuhh…” Siwon mengocok alat kelamin Yesung secepat yang ia bisa. Desahan semakin terdengar menggila di toilet. Tanpa sadar dan tanpa keinginan Kangin dan Siwon sendiri, alat mereka di bawah sana terasa membesar mendengar desahan erotis Yesung yang semakin kesini semakin menggoda. Tubuh lelaki manis itu bermandikan keringat, wajah merahnya basah karena airmata campur peluh. “Minggir.” Leeteuk menuruti perintah Siwon, lelaki tampan itu memeluk Yesung dari belakang dan kembali mengocok alat kelamin Yesung, tangan kiri Siwon gunakan untuk memeluk perut Yesung agar dia tidak jatuh ke lantai. Siwon merasa tubuh Yesung menegang. “…nngghhh…” Kepala Yesung mendongak dan bersentuhan dengan bahu Siwon. Siwon semakin mempercepat kocokannya. “…aahh… siwwoonnhh…” Yesung meremas celana Siwon merasa tidak kuat, tubuhnya tegang saat merasa kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia ingin sesuatu yang lebih. Tubuhnya memanas dan otaknya tidak bekerja normal, dipikirannya hanya sentuhan Siwon. “Siwon.” Panggil Donghae yang entah kapan sudah berada di sana. “Letakkan saja.” Donghae menaruh ransel Yesung ke lantai dan ikut menikmati pemandangan di depannya. Dimana Cho Siwon memuaskan Kim Yesung. Dan sial, ia merasa sesak pada s**********n. Bagaimanapun sekarang Yesung amatlah menggoda, desahan tak absen keluar dari bibir pink itu dan tubuh bermandikan keringat Yesung seakan meminta dimanjakan. “Jangan menyentuhnya.” Ucap Siwon seakan tahu apa yang dipikirkan Kangin maupun Donghae. Sementara Leeteuk? Lelaki itu keluar tidak lama yang lalu untuk berjaga di depan pintu toilet. Tubuh Yesung semakin menegang dan Siwon tahu Yesung mencapai klimaksnya, kocokannya tidak ia lanjutkan membuat hasrat Yesung tertahan. “…pergilah, jangan kembali ke rumahku…” Yesung terjatuh lemas di lantai saat Siwon melepas tangan dari perutnya. “Jika kau berani menampakkan wajah di rumahku, aku sungguh akan berbuat lebih dari ini.” “Kau jahat Siwon-ah…” Ketiga lelaki itu berjalan keluar toilet meninggalkan Kim Yesung sendirian. Airmata nampak jatuh deras menghujani lantai marmer, Yesung meraih seragam dan kembali memakai semua pakaiannya. Berkali-kali ia menyeka airmata. XXX PLAK DUGH Cho Siwon terjengkal kebelakang dan punggungnya menghantam tembok saat Kyuhyun menampar dirinya dengan sangat keras. Siwon diam, tak melawan seperti biasa bahkan hanya membela diripun tidak. Satu jam yang lalu handphone Cho Kyuhyun berdering, ketika ia mengangkatnya ternyata itu dari Guru Siwon di sekolah yang memberitahukan bahwa anaknya berulah. Segera Kyuhyun memacu mobil dan betapa terkejutnya ia saat masuk ruang kepala sekolah, Yesung dan Siwon ada disana. Kala itu Yesung terlihat sangat berantakan dan frustasi, ia yakin sesuatu buruk telah terjadi pada Yesung. “Tenanglah, Cho Kyuhyun-ssi.” Ucap kepala sekolah menengahi, bagaimanapun tidak sepatutnya Ayah memukul anak di bawah umur, terlebih mereka berada di sekolahan. Kyuhyun tak tahu lagi harus bersikap bagaimana, rasanya sudah setiap hari ia menceramahi Siwon agar tidak mengganggu Yesung. Namun nyatanya? Ceramah yang ia berikan malah masuk kanan keluar kiri. Anaknya itu tetap saja ‘menjahili’ Yesung. Kyuhyun masih cukup sabar saat Siwon menelanjangi Yesung tempo hari lalu, tapi sekarang? Hatinya bahkan terasa sakit mendengar penjelasan Guru yang mengatakan Siwon melecehkan Yesung. “Sebaiknya Yesung pindah sekolah saja.” Ucap kepala sekolah mengalihkan fokus Kyuhyun. “Sekolah yang paling dekat cuma disini,” Itu artinya Kyuhyun tidak setuju atas saran kepala sekolah. Memang benar sekolah paling dekat dan melewati kantornya hanya di sini, terlebih ia tidak tahu harus menyekolahkan Yesung kemana kalau pindah ke sekolah lain. “Pisahkan kelas Yesung dan Siwon.” Ucap Kyuhyun. Kepala sekolah menghela napas. Di penghujung usia 50 menghadapi masalah seperti ini membuat kepalanya pening, ia bahkan yakin uban-uban di rambutnya bertambah seiring tingkat stress yang meninggi. “Baiklah.” Ucap kepala sekolah itu sembari menatap Yesung yang sedaritadi memandang kosong ke lantai. XXX “Tenang sayang…” Kyuhyun memeluk Yesung begitu erat saat mereka sudah berada di rumah –tepatnya kamar Yesung. Dari kedua mata hitam itu Kyuhyun yakin Yesung teramat shock dan sial Kyuhyun tak tahu harus melakukan apa untuk menenangkan bocah itu selain memeluk sembari mengusap kepala. “Bawa aku ke panti asuhan saja…” Ucap Yesung mengambang. Tatapannya kosong ke arah pintu kamar dan sungguh sekarang ia teramat frustasi mengingat kejadian saat di toilet sekolah membuat ia malu luar biasa. Bahkan ia merasa tidak ingin lagi pergi ke sekolah terlebih bertatap wajah dengan orang-orang di sana. “Tidak sayang… aku janji akan menjagamu…” Pelukan Kyuhyun mengerat meski tak dapat balasan dari Yesung. “Tak seharusnya aku disini.” Yesung melepas tangan Kyuhyun dari tubuhnya. “Aku pergi saja…” Yesung berniat turun dari ranjang namun telebih dahulu tangannya di tarik Kyuhyun hingga Yesung kembali jatuh ke pelukan lelaki itu. “Mau pergi kemana kau, hah!?” Emosi Kyuhyun memuncak sampai tak sadar suara tingginya melukai perasaan Yesung. “Kau sebatang kara Kim Yesung! Keluargamu tak ada yang mau mengurusmu!” Yesung menatap Kyuhyun tak percaya, nada yang biasa mengalun lembut saat berbicara dengannya kini sudah berubah bagai petir menyambar. “Masih untung aku mau mengurusmu!” Yesung masih terdiam, keterkejutan tak kunjung hilang. “Seharusnya kau menurut padaku!” Yesung menangis dalam diam dan Kyuhyun tentu tahu. Ia menatap lekat mata Yesung. “Maaf sayang… aku hanya sedang lelah…” Intonasi suara Kyuhyun normal kembali, ia memeluk Yesung setulus yang ia bisa. To Be Continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD